Friday, January 30, 2009

Dia Tahu Yang Terbaik Untuk Kita..

Kita minta pada Allah bunga segar, Allah beri kita kaktus berduri,
Kita minta pada Allah binatang mungil, Allah beri kita ulat berbulu,
Kita sedih.......protes.............dan..........kecewa,
Betapa tidak adilnya ini....
Tapi kaktus itu berbunga indah,
Ulat pun berubah jadi kupu-kupu cantik,
Itulah jalan Allah,
Indah pada waktunya!
Allah tidak memberi apa yang kita harapkan,
Tapi memberi apa yang kita perlukan,
Kadang kita sedih, protes dan kecewa....
Tapi diatas segalanya,
Allah sedang merajut yang terbaik untuk kehidupan kita,
Moga kita termasuk golongan orang-orang yang bersyukur,
Amiin.

(Anonym, +62 856xxxxxxxx,sent: 17-Nov-2008 11:41:40)

Sunday, January 18, 2009

Tiga pelajaran berkenaan dengan Warid

Ada tiga pelajaran/tingkatan penting berkenaan dengan warid,
  1. Sesungguhnya Tuhan memberikan kepadamu warid (yaitu ilmu pengetahuan atau perasaan dalam hati, sehingga mengenal dan merasa benar-benar akan kurnia rahmat Allah), hanya semata-mata supaya kau mendekat dan masuk ke hadirat Allah.
  2. Allah memberikanmu warid itu semata-mata untuk menyelamatkan engkau dari cengkeraman benda-benda dan membebaskan dari perbudakan segala sesuatu selain Allah.
  3. Allah memberikanmu (warid karunianya) supaya engkau keluar/terlepas dari kurungan bentuk kejadian dan sifat-sifatmu, ke alam luar yang berupa ma'rifat mengenal kebesaran kekuasaan dan kurnia Tuhanmu
Dalam tiga pelajaran berkenaan dengan warid (kurnia tuhan) yang pertama diberikan kepadamu supaya engkau ringan melakukan ta'at ibadat dan mendekat ke hadirat Allah, tetapi kemungkinan masih kurang ikhlas, maka diturunkan warid yang kedua untuk melepaskan dari tujuan kepada sesuat selain Allah, sedang warid yang ketiga untuk melepaskan dirimu dari sifat-sifat wujud yang sempit kepada alam melihat kebesaran Tuhan yang tidak terbatas sehingga lupa kepada diri dan hanya ingat kepada Allah semata.

Source: Alhikam (hikmat 62-63)

Saturday, January 10, 2009

Prof. Abdus Salam, Harga Diri Seorang Muslim

"Dunia merugi karena Abdus Salam hanya dapat hidup sekali." Kalimat ini ditulis 20 tahun silam, oleh Newa Scientist (edisi 26 Agustus 1976), tiga tahun sebelum Salam memperoleh Nobel. New Scientist adalah majalah bereputasi tinggi yang diabadikan bagi sains dan teknologi, dan pengaruhnya bagi dunia dan kehidupan umat manusia.


Yang membuat pernyataan itu keluar, adalah rasa hormat sekaligus keprihatinan pada Abdus Salam yang mesti pontang-panting bergerak dari satu dunia ke dunia lain yang sama-sama dicintainya. Abdus Salam adalah manusia yang hidup di tiga dunia: dunia fisika teori, dunia Islam, dan dunia kerja-sama internasional. Andai Abdus Salam dapat hidup beberapa kali, dan mengabdikan hidup-hidupnya itu secara total tanpa interupsi masing-masing pada fisika teori, Islam, dan kerja-sama internasional, seluruh dunia jelas akan mendapatkan keuntungan besar.


Tentang kontribusi Salam pada fisika teori, tak ada lagi yang perlu diragukan. Hadiah Nobel yang ia bagi bersama dengan Sheldon Lee Glashow dan Steven Wienberg, adalah pengakuan atas kontribusinya dalam menyatukan gaya elektromagnetik dan gaya nuklir lemah. Penyatuan itu, kini sudah mencapai status 'touchstone' dan disebut sebagai 'model standar' fisika partikel. Yang jarang diketahui orang, beberapa tahun sebelum penyusunan teori medan terpadu di atas, Salam sudah nyaris mendapat hadiah Nobel untuk teori dua komponen neutrino.

Pendirian ICTP (International Cetre for Theoretical Phyusics) di Trieste, Italia, menurut Herwing Schopper, presiden Masyarakat Fisika Eropa, merupakan salah satu pencapaian terbesar abad ini. Bisa dikatakan bahwa pendirian ICTP ini adalah wujud nyata dari obsesi Salam atas pengembangan sains di dunia ke tiga. Sejak lama Abdus Salam menginginkan adanya tempat di mana para fisikawan dunia ketiga dapat terlibat dalam pergulatan sains mutakhir, tanpa harus meninggalkan negerinya sendiri, seperti yang dengan pahit terpaksa harus dialami oleh Salam sendiri..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...