Thursday, November 28, 2019

A (Muslim) Trip to Lanzhou, China

This trip was a conference trip, APSIPA 2019. This year APSIPA conference was held in Lanzhou City, Gansu Province, China.

Departure

I depart from Kansai Airport. Because the flight is in the morning, at 9 am, I stay one night in Kansai AP (first cabin hotel) before departure. A prayer room is available on the 3rd floor. The halal ざ-udon on the second floor is what I always visited when departing from Kansai. For subuh prayer, I can do it in my bed. Although it is very small, we can use it to stand face to qibla. Another choice is to do it in a private area of the bathroom. One of the bathrooms in First Cabin Kansai has a large space (about 3 x 1.5 m outside shower room).

Transit in Beijing (BCIA, Beijing Capital Int'l Airport)

China is complicated (compared to Japan). The security is very strict. You need to be scanned in a dedicated base. No laptop, tablet, phone, coin, liquid more than 100 ml, should be inside the bag. Separate it. Prohibited items such as a knife, cutter, liquid more than 100 ml, should be moved into the suitcase, not as in cabin baggage.

Prepare the arrival statement card (yellow) in advance before entering the immigration post. The staff (police) also asked about my last boarding pass. Once they passed me to enter China, I can look for space to pray (Dhuhur and Ashr) inside the terminal (T3).

There is no dedicated prayer room in T3. I used the most quite waiting space (near a gate) to pray, behind digital signage advertisements. Some peoples see me when I pray. I think it is no problem. Once finished, I go for waiting the time in a space near my gate.

There is free wifi in BCIA (Beijing Capital Intl Airport). To use it, you must scan your passport in a machine to get id and password. Lanzhou airport also provides free wifi. Note that all Google services are blocked in China. A vpn is required beforehand to use Google service.
 

Stay in AirBnB rented room

I rent a room via AirBnB. It is cheaper than a hotel, just JPY 16000 for 5 days with a similar facility to the hotel. However, although that apartment is very close to the venue, it needs a digital key to enter. Luckily, a friend from Thailand arrives earlier. We call him via free wifi in Crown Plaza Hotel to pick up.

First Walking Course

On the second day, I take a walking course along the Yellow River. I used two different bridges to go and back to my hotel. This is my first impression of real life in China. They have such facilities as the futsal field, parks, and pavement along the river. However, urban areas still lack proper facilities. Some road is not asphalted yet. The image below is my first walking course path in the Lanzhou area. The distance of my walk is 4.3 km.

First walking course path

Saturday, November 16, 2019

Menjadi Logis [5]: Prinsip-prinsip Pemikiran Tidak Logis

Ini adalah ringkasan bab terakhir buku "Being Logical". Bab ke-5 ini berisi prinsip-prinsip pemikiran tidak logis. Ringkasan bab sebelumnya bisa dibaca di sini.

Penalaran yang tidak masuk akal (mis-reasoning), disebut kekeliruan (fallacy), dibagi menjadi dua:
  1. Kekeliruan formal: berkaitan dengan bentuk atau struktur dari argumen.
  2. Kekeliruan informal: selain kekeliruan formal.
Beberapa prinsip yang menyebabkan terjadinya kekeliruan logika adalah sebagai berikut.

1. Menolak anteseden
Prinsip yang digunakan seperti ini.
A ==> B
-A,
Maka, -B

Ini adalah kesimpulan yang salah. Contoh:
Jika Bagus berlari, maka Bagus berpindah tempat.
Bagus tidak berlari.
Maka,  Bagus tidak berpindah tempat.

Tentu saja kesimpulan tersebut salah. Bagus bisa berpindah tempat dengan selain berlari, misalnya dengan berjalan.

2. Menyetujui konsekuensi
Prinsipnya seperti ini,

A ==> B
B,
Maka, A.

Ini juga salah. Contohnya.
Jika Bagus berlari, maka Bagus berpindah tempat.
Bagus berpindah tempat.
Maka, Bagus berlari.

Kesimpulan yang salah, karena untuk berpindah tempat tidak harus berlari.

3. Nilai tengah yang tidak terdistribusi
Dalam silogisme, kesimpulan selalu universal (terdistribusi) bila syarat-syaratnya terpenuhi, salah satunya: pernyataan tengah (premis yang tidak muncul pada kesimpulan) harus universal. Jika syaratnya tidak terpenuhi. Contohnya sebagai berikut:

Beberapa anggota klub motor adalah adalah mahasiswa.
Bagus adalah anggota klub motor.
Maka, Bagus adalah mahasiswa.

4. Equivocation
Kata ekuivokal adalah kata yang memiliki arti lebih dari satu (homonim).
Bagus suka tahu.
Banyak tahu itu tidak baik.
Maka, Bagus tidak baik.

Kesimpulan yang salah, karena yang dimaksud tahu pada premis mayor adalah makanan.

5. Mengulang pertanyaan
A: Apakan pinus itu?
B: Pohon yang memiliki biji pinus.
A: Apakah biji pinus itu?
B: Biji yang ada di pohon pinus

6. Asumsi yang salah

Wednesday, November 13, 2019

"Logika dan Percakapan"-nya Grice beserta Kritiknya

Herbert Paul Grice (13 March 1913 – 28 August 1988) merupakan filsuf bahasa Inggris yang banyak bekerja di bidang implikatur dan semantik. Tulisan ini membahas tulisannya tentang logika dan percakapan (logics and conversation), prinsip didalamnya, beserta kritik terhadap tulisan tersebut.

Logika dan Percakapan

"Berkata" berhubungan erat dengan apa yang diucapkan, tidak termasuk hal-hal lain yang ingin diutarakan pembicara diluar apa yang diucapkan (kecuali hanya apa yang dikatakannya). Berkata adalah ungkapan semantik (makna dari kata). Sederhananya, anda tidak bisa ngomong A tapi yang anda maksudkan B (misalnya seperti ini, "maksudku begini lho...."). Tidak bisa.

Hal ini berbeda dengan membayangkan, menyarankan, menyampaikan, mengindikasikan, dll. Hal-hal tersebut di luar apa yang dikatakan. Berimplikasi (implicating) adalah ungkapan pragmatik (kesesuaian antara apa yang dikatakan dengan apa yang dimaksudkan).

Grice mengusulkan teori implikatur, salah satu aspek kajian pragmatik yang perhatian utamanya adalah mempelajari ‘maksud suatu ucapan’ sesuai dengan konteksnya. Implikatur cakapan dipakai untuk menerangkan makna implisit dibalik “apa yang diucapkan atau dituliskan” sebagai “sesuatu yang diimplikasikan” (implicatum: what is implied)  [3].

Implikatur: Konvensi vs Cakapan

Implikatur, berdasarkan ragamnya, oleh Grice dibagi menjadi dua: implikatur konvensi dan implikatur cakapan. Perhatikan kalimat dalam bahasa Inggris berikut.

“He’s an Englishman, so he’s brave.”

Pada kalimat di atas, kata 'brave' merupakan implikasi dari 'Englishman', tanpa disebutkan secara langsung. Bandingkan dengan contoh.

“She is poor, but she is honest.”

Kata 'honest', pada kalimat diatas merupakan implikasi kebalikan dari kata 'poor'. Namun disini perlu kata 'but', untuk menerangkan pertentangan 'poor' dengan 'honest' untuk membawakan implicatum. Ini adalah contoh implikatur cakapan (conversational implicature) yang mana merupakan bagian dari semantik.

Prinsip Kooperatif (kerja sama)

Monday, November 11, 2019

Menjadi Logis [4]: Sumber pemikiran tidak logis

Ini adalah kelanjutan tulisan sebelumnya, sebuah ringkasan dari buku "Being Logical", Bab ke-4: the source of illogical thinking.

Kesalahan dalam penalaran bisa karena ketidaksengajaan (kecelakaan), atau akibat dari ketidakhatian. Beberapa perilaku dan pandangan berikut perlu dihindari karena bisa mengakibatkan pemikiran yang tidak logis.

1. Skeptis
Sikap skeptis (meragukan) perlu, namun selalu skeptis akan menuntun pada kekeliruan. Contoh skeptis yang diperlukan: Jika datanya meragukan, kita boleh meragukan kesimpulannya. Namun jika kita selalu meragukan argumen orang lain (misal yang tidak kita sukai), akan menjadikan hal tersebut non-logis.

2. Agnostik evasif
Agnostik tidak hanya dalam beragama, tetapi juga dalam berpikir. Orang yang atheis secara tegas tidak mengakui adanya tuhan. Orang agnostik "tidak tahu", apakah tuhan itu ada atau tidak (Setelah mereka meninggal mereka baru tahu, namun itu (menurut saya) sudah telat). Pemikiran yang agnostik mengelak adanya tuhan, namun juga menampik ketidakadaan tuhan, mereka hanya "mengabaikan" sebagai sesuatu yang benar. Bentuk pengabaian ini merupakan akibat kemalasan (untuk mencari tahu).

3. Sinis dan optimis naif
Sikap sinis adalah memberikan penilaian negatif tanpa bukti yang cukup. Sikap naif optimis sebaliknya memberikan penilaian positif tanpa bukti yang cukup. Keduanya tidak logis dan bentuk dari prasangka (prejudice). Prasangka tidak logis karena memberikan kesimpulan sebelum fakta/bukti/premisnya kuat.

Friday, November 08, 2019

Ergonomic touch typing - finger placement revisited

Introduction

If you work with a computer, having a typing skill is a must. You may slow at typing and you think that is not a problem. That is right. But by having precision and fast typing, we can increase our work productivity. It means we use less time to finish the same amount of workload than unproductive work. This article is my sharing of using appropriate finger placement to increase the accuracy and speed of my typing. Please note, accuracy is come first before speed. That is my ultimate goal. As a metric, I used accuracy (%) and word per minute (wpm) to measure my typing accuracy and speed. I evaluate this performance in a month using the keybr.com tool.

Rationale

Every people has a different length and size of fingers. Making a standard layout for finger placement on a computer keyboard (touch typing) may work for some people, but also may not work for other people. For example, the following two images are photographs of my fingers. As you can see, my middle fingers longer than any other fingers with a significant factor; 1 cm from ring finger and 1.5 cm from the index finger.
Fig 1. My fingers on MBP 2012 keyboard
Here the more details.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...