Saturday, June 22, 2013

Rhetorical Concepts: Ethos, Logos, Pathos, Kairos and Commonplaces

One of criteria to asses rubric (writing project, proposal, report) is the use of rhetorical concepts in crafting argument. So, what rhetorical concepts are..?

Ethos
Ethos is frequently translated as some variation of “credibility or trustworthiness,” but it originally referred to the elements of a speech that reflected on the particular character of the speaker or the speech’s author. Today, many people may discuss ethos qualities of a text to refer to how well authors portray themselves. But ethos more closely refers to an author’s perspective more generally. In this resource, ethos means “author.”

Logos
Logos is frequently translated as some variation of “logic or reasoning,” but it originally referred to the actual content of a speech and how it was organized. Today, many people may discuss the logos qualities of a text to refer to how strong the logic or reasoning of the text is. But logos more closely refers to the structure and content of the text itself. In this resource, logos means “text.”

Pathos
Pathos is frequently translated as some variation of “emotional appeal,” but it originally referred to the elements of a speech that appealed to any of an audience’s sensibilities.

Sunday, June 16, 2013

Ayo Belajar Bahasa Jepang [10]: Itsumo O-sewa Ni Natte Orimasu

Pada pelajaran ke-10 ini, sebagai kelanjutan pelajaran sebelumnya, pada pelajaran 10 ini Kuon menyampaikan ungkapan terima kasihnya pada klien-nya. Saat itu Kuon mengunjungi klien-nya untuk mempromosikan produk baru. Dia menelepon kliennya tersebut untuk memastikan waktu kunjungannya. Bagaimana percakapan Kuon dengan kliennya di telepon?

Kuon menelepon kliennya


Naskah Percakapan

取引先いつもお世話になっております。Terima kasih banyak atas dukungan Anda selama ini.
KLIENITSUMO O-SEWA NI NATTE ORIMASU.
クオンこちらこそ、お世話になっております。
メールの件ですが、火曜日でよろしいでしょうか?
Kamilah yang juga harus berterima kasih.
Mengenai hal yang saya tulis di email, apakah hari Selasa sesuai untuk Anda?

KUONKOCHIRA KOSO O-SEWA NI NATTE ORIMASU.
MÊRU NO KEN DESU GA, KAYÔBI DE YOROSHII DESHÔ KA?
取引先はい。お待ちしております。Ya. Kami akan menunggu Anda.
KLIENHAI. O-MACHI SHITE ORIMASU.
クオンでは、火曜日にうかがいます。
失礼します。
Kalau begitu saya akan berkunjung ke Anda pada hari Selasa.
Sampai jumpa.
KUONDEWA, KAYÔBI NI UKAGAIMASU.
SHITSUREI SHIMASU.

Nasakah percakapan di atas dapat didownload di sini.

Tata Bahasa Jepang: Hari dan bulan dalam bahasa Jepang

Hari : Getsuyoubi (senin), Kayoubi (selasa), Suiyoubi (Rabu), Mokuyoubi (Kamis), Kinyoubi (Jumat), Doyoubi (sabtu), Nichiyoubi (Minggu).

Saturday, June 15, 2013

Tiga Pilar Kebijakan Abenomics

Pemerintahan Jepang saat ini, PM Shinzino Abe, menggencarkan upaya pertumbuhan ekonomi di Negeri Matahari Terbit dengan kebijakan ekonominya yang dikenal dengan Abenomics. Apa saja pilar kebijakan ekonomi Abenomics? Berikut ulasan Tetsuro Sugiura, Wakil Ketua Institut Riset Mizuho, terhadap kebijakan ekonomi PM Abe seperti yang dirilis oleh NHK versi bahasa Indonesia.
  1. Langkah pelonggaran moneter berani
  2. Kebijakan pelonggaran moneter Bank Sentral Jepang didasarkan pada gagasan untuk memasok dana dalam jumlah sangat besar guna memicu investasi.
    Menurut Sugiura, seharusnya pemerintah Jepang mengambil langkah yang lebih berani yakni pemangkasan pajak perusahaan dan reformasi tenaga kerja untuk mendorong kekuatan sekt
  3. Kebijakan fiskal yang fleksibel
  4. Kebijakan fiskal yang fleksibel ditujukan untuk membantu revitalisasi aktifitas ekonomi dengan menyediakan dana di sektor bisnis. Pemerintah Jepang juga sepakat untuk mencapai surplus di tahun fiskal 2020, karenanya pemerintah memberlakukan kebijakan yang fleksibel mulai sekarang.
    Menurut Sugiura, pemerintah Jepang perlu memangkas kenaikan anggaran kesejahteraan sosial yang merupakan anggaran belanja terbesar. Hal yang paling penting dalam bidang ini adalah mencegah kenaikan biaya layanan kesehatan bagi masyarakat usia lanjut, mengingat masyarakat Jepang yang kini menua secara pesat. Salah satu caranya bagaimana membuat kalangan usia lanjut yang kaya dengan pendapatan atau aset yang tinggi, untuk membayar lebih banyak bagi layanan kesehatan mereka
  5. Strategi pertumbuhan yang berkelanjutan
  6. Sementara strategi pertumbuhan berkelanjutan adalah agar pemerintah mengambil gagasan untuk membantu perkembangan industri dan restrukturisasi bisnis. Strategi pertumbuhan yang berkelanjutan identik dengan reformasi struktural yang berani, tapi menurut Sugiura, langkah yang ditempuh PM Abe masih belum cukup berani.
Dampak dari kebijakan Abenomics adalah merosotnya nilai mata uang yen. Kalau sebelumnya nilat tukar yen sekitar 70 yen per 1 USD, kini yen melemah di kisarat 96 yen / USD. Rupiah yang sebelum saya pergi ke Jepang (2011) bernilai 120 /1 JPY, sekarang hanya 90-an rupiah/1 JPY. Sistem ekonomi jepang  berkebalikan dengan umumnya sistem ekonomi dunia, jika yen melemah, maka Jepang diuntungkan karena mereka adalah negara pengekspor. Katanya juga, termasuk kebijakan Abenomics ini juga adalah Jepang akan mempermudah pintu masuk ke negara mereka bagi warga negara Indonesia, Malaysia dan Thailand.


sumber: NHK Indonesia

Thursday, June 13, 2013

Rahasia Sukses Jepang: Ganbatte Kudasai!

Pertama kali melihat pola kerja orang jepang, saya terheran-heran. Ini bukan manusia, ini robot, pikirku saat itu. Di lain pihak saya berargumen, "mereka kan hidupnya hanya untuk kerja, tidak sholat, puasa, dll". Kerja 18 jam sehari pun bagi mereka tidak masalah. Sampai hari ini saya berfikir argumen saya itu benar, tapi saya coba menelaah ulang pikiran saya itu dengan mengamati kehidupan orang jepang di bidang lain, tidak hanya masalah pekerjaan.

Di hampir semua sisi kehidupan, orang jepang terbiasa rapi dan indah. Bagi mereka, segala sesuatu akan berjalan baik, bila sesuai dengan aturannya. Ya, orang jepang sangat patuh pada aturan, dan mereka sangat jarang (hampir tidak pernah) membengkokkan aturan tsb. Seiri, seiton seishou (3S): ringkas, rapi, resik (3R), itu prinsip dasar mereka. Dan prinsip itu mereka pakai di semua lini kehidupan. Itu salah satu rahasia sukses Jepang.

Namun, apa rahasia utama sukses Jepang? Ganbatte, menurut saya itulah jawabannya. Bila diartikan, bisa berarti "semangat" atau "do the best" (lakukan yang terbaik) dalam bahasa inggris.. Ketua tim saya hampir setiap hari mengatakan itu, ganbatte kudasai, ganbarre ne, ganbarimashou dan sejenisnya. Orang Jepang selalu melakukan semuanya dengan yang terbaik yang mereka bisa. Tak heran, bila sebuah pekerjaan yang dilakukan orang non-jepang dibutuhkan waktu satu jam untuk menyelesaikannya, orang jepang hanya butuh setengahnya saja, setengah jam, karena mereka melakukannya dengan penuh semangat. Bahkan, kepala pabrik saya, dengan langkah tertaih-tatih (karena sakit pinggang) dipaksakan datang ke pabrik untuk melihat kondisi pabriknya. Atau,  ketua tim saya yang sakit dan tak mampu berdiri, beliau juga masih sempat melakukan patroli mengecek anak buahnya. Saya jadi teringat Rasulullah, yang ketika itu harus dipapah untuk mengimami sholat. Sakit yang luar biasa pun beliau tahan, demi bertemu dengan sahabat-sahabatnya. Sebaliknya, saya juga teringat kawan saya di SD yang hanya karena hujan, dia tidak masuk sekolah. Apakah kita tidak bisa seperti itu?  

Harus bisa, pasti bisa, bismillah. Saat saya mendaki gunung Merapi 2009 silam, saya bertemu dengan orang bule dari portugal. Dia hanya butuh waktu 4 jam untuk sampai puncak dari hotel tempat dia menginap. Sedangkan kita pribumi, butuh waktu sekitar 6-8 jam untuk sampai ke puncak, itupun bila tidak ngecamp. Kalau mereka bisa, kenapa kita tidak? Ganbatte kudasai!

Connected Learning: Coding is for Everybody

Nowadays, coding is basic skills needed not only by programmer, but also by people from whole area of life. Others said, coding supports the development of 21st century learning skills. New York City major also announced that he is learning to code now [1]. So, what make us unlearn this new skill? Whatever learning method you use, by formal education in university or by gaining sources from the internet, let's try the steps to learn coding proposed by Connected Learning Community [2].

Creating

The first step in coding is creating. How to create a program? Usually it shows “Hello Word”. This first process itself is a step to the thousand steps of learning and there's something very powerful about learning through making, producing, building and creating. It's not just coding for the sake of coding [3]. We're coding because there's something they want to create, and the first step in coding itself is creating. Don't postpone to create our first app and there are a lot of programming language available to use, some of them are very easy and user friendly.

Personalizing

When you care about something, it's very motivating as opposed to "Tell me what I have to do". Instead of it, let's personalize our program. Some programming langueage (for example scratch [4]) is designed to make coding accessible and appealing to people of all different backgrounds and interests. What are some of the diverse ways young people are creating with coding?

Sharing

The next step after personalizing is sharing. If personalizing shows about our mind, sharing will gives evaluation for us. Creating and sharing are in terms of having an audience (creating for people), and but also having collaborators (creating with people). Contrary to popular conception, coding can be a social activity. How are youth sharing, remixing, collaborating, and commenting on one another's projects in the online community? The open community not only will support our coding skill, but it also develops our skill in light speed than we close our code just for our selves.

Reflecting

Finally, when coding, it's important not only to dive in and create, but also to step back and reflect. What can we share about our experiences coding -- and learning ? it gives us new ways of thinking about your own thinking.
So, what we are waiting for? Let's learn to code: create, personalize, share and reflect!


Refernces:

  1. New York Mayor Michael Bloomberg takes coding course, http://www.bbc.co.uk/news/technology-16440126

How-to: Composing Feedback (Peer-Review)

Three steps when we are composing written feedback (peer-review) for authors:

  1. Describe
  2. In your own words, describe the part of the writing that you are responding to. This description is helpful to writers because it allows them to understand how you are reading their writing.
  3. Assess
  4. After you describe the part of the writing you are responding to, assess by pointing out both strengths and weaknesses. This is helpful to writers because it points out where their writing succeeds and where it falls short of succeeding. 
  5. Suggest
  6. After you describe and assess the part of the writing you are responding to, suggest how the writer might make changes if he or she were to revise or how the writer might think differently about writing in future assignments. In this class, writers might choose to revise simply because they want to improve their writing. Also, writers might take advantage of “Level Up” assignments, optional opportunities for them to publish their writing for a public audience, and your suggestions will help them pro- duce their best writing for a wider readership.


Copy-paste from :
- Scott Lloyd DeWitt & Michelle Cohen, The WEx Training Guide.


Wednesday, June 12, 2013

Tiga SOP Universal Untuk Semua Aktitas

Tiga standard operational procedur (SOP) yang wajib kita hadirkan dalam setiap aktivitas kita, berdasarkan diskusi kemarin di Masjid Babus Salam, Gifu, adalah sebagai berikut:
  1. Niatkan Fi sabilillah.
  2. Ingatlah, segala amal itu tergantung niatnya, dan niat fi sabillillah akan dinilai ibadah, insyaAllah. Karena niat karena Allah,  otomatis kita mesti melakukan amal-amal dan hal yang baik.Salah satu dasarnya adalah surat At-taubah 120, selain hadist tentang niat.
  3. Yakinlah setiap aktivitas adalah potongan dari sebuah gambar besar.
  4. Ada sebuah cerita. Di suatu negara, seorang presiden meminta ajudannya untuk membuat puzzle foto presiden dengan ukuran jumbo yang dibawa oleh banyak orang dan ditampilkan dalam upacara kenegaraan. Nah, pada upacara kenegaraan tersebut, ada salah seorang pembawa puzzle gambar presiden yang tak hadir. Apa jadinya? ketika di shot dari atas, tampak presiden ompong, karena yang kebagian membawa gambar presiden tidak hadir disitu. Nah, seperti itulah kira-kira, setiap aktivitas kita adalah potongan dari gambar besar.
    Mari kita mulai dari membentuk jiwa islami dari diri kita >>  masyarakat islami >> perwujudan negara islami dengan nilai islami >> guru semesta alam.
  5. Pastikan yang ada di dalam hati hanyalah kebaikan.
  6. Dalam tubuh manusia, ada segumpal daging yang bilamana ia baik, maka baiklah amalnya. Bagaimana bila buruk? terus perbaiki agar menjadi baik. Tak ada yang sempurna di dunia ini sobat, kesempurnaan hanyalah milikNya.Pastikan juga yang kita lakukan penuh keikhlasan,kepercayaan,persaudaraan dan karena ketaatan pada Allah SWT. Rujukan SOP ketiga ini bisa mengacu pada surat Al-fath 18-20.

Sunday, June 09, 2013

Kajian Bulanan Mie-ken Juni 2013

Pada bulan Juni 2013 kali, Keluarga Muslim Indonesia Mie (KMI Mie), memilih Suzuka Flower Park (鈴鹿市フロワパーク) di Kasado sebagai tempat pengajian.

Selain materi pengajian, materi diskusi tentang pentingnya memiliki basecamp berupa masjid manjadi topik menarik pengajian kali ini. Selain itu, rencana rihlah (piknik/tamasya) pada natsu obon nanti (liburan musim panas) di Gunung Fuji menjadi agenda diskusi kali ini.

Pada surat Al-Hujurat ayat 13, Allah SWT berfirman sebagai berikut:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوباً وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya:
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. Al-Hujurat:13).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan kita berbeda-beda (beda suku, bangsa) agar kita saling mengenal. Kenapa tidak dijadikan satu saja agar sama semua? agar (mungkin) lebih mudah bersatu? Tak lain Allah ingin menguji kita, saling mengenalkan kita dan agar dapat saling memberi manfaat.

Saturday, June 08, 2013

Pentingnya Sholat di Awal Waktu

Kemarin saya mendapat pelajaran berharga. Saat melakukan perjalanan Kameyama - Nagoya - Tokyo - Saitama, saya sebenarnya mendapat kesempatan sholat di shinkansen Nagoya - Tokyo. Namun karena saya memudahkan urusan sholat ini (Allumaghfirli, ya Allah), akhirnya saya kena imbasnya. Di negeri ini urusan sholat tidak semudah di Indonesia atau negeri-negeri yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Apalagi jika bekerja, urusan sholat akan lebih sulit daripada masih berstatus sebagai mahasiswa. Karena menunda sholat dhuhur - ashar (jamak), saya kesulitan menunaikan ibadah ini, dan akhirnya harus saya lakukan dalam keadaan "dhorurot" (saya ulang lagi ketika sampai di rumah), dan di waktu yang sudah injury time pula.

Di Dalam Shinkansen Nozomi N700

Ceritanya, beberapa saat sebelum sampai di Tokyo station (東京駅) saya ganti kereta (norikai - のりかい) di stasiun shinagawa, padahal waktu itu sudah masuk dhuhur. Di kereta yang baru, JR Local, karena berdesak-desakan, akan lebih sulit untuk menunaikan sholat. Pun ketika ganti kereta lagi di Ikebukuro menuju fujimino (kawagoe) dan akhirnya berhenti di stasiun tujuan, kami-fukuoka. Di Kawagoe (Saitama-ken), sebenarnya pun bisa izin sholat, tapi sekali lagi karena sendiri dan baru pertama kali datang masih "malu dan sungkan", sampai acara berakhir sekitar pukul 16.00 JST, ibadah dhuhur - ashar belum tertunaikan. Menuju Tokyo station dengan JR Local, kereta (yang rute-nya melingkar) masih berdesak-desakan (pemandangan yang lazim di stasiun-stasiun sekitar Tokyo, seperti juga terlihat di sini), dan masih belum berani menunaikan sholat di tempat tersebut. Ah, nanti saja, pikirku saat itu, padahal waktu sudah jam 5-an sore, kurang dari dua jam lagi sudah maghrib. Akhirnya, kami sampai di Tokyo station, tak lupa saya alasan ke toilet untuk mengambil air wudhu sebelum bertemu teman yang sudah menanti. Setelah itu, kami menuju cafe di dalam stasiun Tokyo untuk bicara tentang pekerjaan, dilanjutkan makan malam di 御食事処 yang juga berada di dalam stasiun Tokyo. Saya googling "prayer room tokyo station", tapi saya tidak menemukannya.

Sunday, June 02, 2013

Kajian Bulanan Mie-ken Mei 2013

Bertempat di Budoukan, Suzuka-shi, Kajian rutin KMI (Keluarga Muslim Indonesia) Mie ken kembali digelar. Pada kajian kali ini ustadz Chandra mentadzaburi surat Al-Shof ayat 1-4. Sebelum mentadzaburi firman Allah SWT tersebut, ustadz Chandra mengingatkan kita semua untuk selalu mengingat dan melupakan dua hal. Kedua hal yang harus kita lupakan dalam hidup kita yaitu,

  1. Kesalahan yang orang lain perbuat pada diri kita
  2. Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain, 

dan dua hal yang harus kita ingat dalam hidup kita,
  1. Kesalahan yang kita lakukan kepada orang lain, 
  2. Kebaikan yang orang lain lakukan untuk kita.
Pada materi inti ustadz chandra menyampaikan surat ke-61 yakni surat As-Shof, ayat 1-4.
سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ * يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ * كَبُرَ مَقْتاً عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ * إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفّاً كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ

Artinya:
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...