Sunday, August 09, 2020

Fair Use dan Menghindari Jebakan Karya Berhak Cipta

Fair use

Fair use merupakan penggunaan karya berhak-cipta untuk tujuan mentranformasikan informasi di dalamnya (karya berhak-cipta) untuk tujuan non-komersial. Secara umum sebuah karya berdasarkan haknya dapat dibagi menjadi dua: copyright dan copyleft [atau right to copy :)]. Copyright dilindungi undang-undang, sedangkan copyleft memperbolehkan anda untuk mengcopy material tertentu dengan syarat dan ketentuannya. Misalnya material di dalam blog ini berlisensi Creative Commons 3.0 4.0 CC-by-SA, artinya anda bisa menggunakan materi dalam blog saya ini dengan tujuan apapun, bahkan untuk tujuan komersial sekalipun (dengan kata lain anda boleh menjual tulisan saya selama tetap menyertakan nama saya!), kecuali materi-materi yang saya ambil dari luar, maka lisensinya mengikuti sumber materi tersebut.

Empat faktor yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan fair use:
1. Tujuan dan karakter penggunaan: apakah untuk tujuan komersial (misal penulisan buku komersial) atau untuk non-komersial (penggunaan di kelas atau web non-komersial).
Prinsip dasar fair use adalah tujuan penggunaan karya cipta. Sederhananya, jika untuk tujuan komersial maka bukan termasuk fair use.

2. Bentuk materi yang digunakan: apakah gambar, teks, tabel, dll.
Setiap karya cipta, jika tidak disebutkan lisensinya, by default dilindungi oleh hak cipta. Gambar, ilustrasi, dan tabel TIDAK BISA disitasi tanpa ijin. Hanya teks yang bisa dikutip, itupun tidak secara langsung. Pengutipan langsung (tanpa editing) dan dengan secara utuh (misal satu kalimat) termasuk plagiasi.

3. Porsi dan substansi dari karya yang digunakan, apakah (gambar/tulisan) utuh atau hanya sebagian.
Menggunakan materi secara utuh (misal: semua gambar) nampaknya tidak fair. Kita hanya bisa menggunakan sebagian (kecil) dari karya yang kita sitasi.

4. Efek dari karya yang digunakan ulang; apakah menimbulkan kerugian dari karya yang digunakan.
Salah satu penilaian penting fair use adalah dampak yang dihasilkan; apakah menguntungkan bagi pemakai fair use dan merugikan pembuat karya cipta asli. Jika ada kerugian dari pembuat karya cipta aslinya, maka pemakaian karya cipta tersebut tidak fair use.

Salah satu contoh kasus gagalnya penggunaan fair use ini adalah pemakaian Java programming language di Android. Google dinilai tidak menggunakan java programming secara fair use dan diharuskan membayar royalti ke Oracle atas revenue yang diperoleh dari Android [1].

Menghindari jebakan karya berhak cipta

Karya berhak cipta bersifat menjebak. Telah dijelaskan sebelumnya, by default, semua karya (tulisan, gambar, video, dll) dilindungi oleh hak cipta meski tidak disebutkan lisensinya. Hanya karya yang berlisensi creative commons yang bisa digunakan tanpa izin (tapi harus mencantumkan kredit). Karya berhak cipta tetap bisa digunakan ulang, namun harus meminta izin pemegang hak cipta. Berikut cara singkatnya.

Mencari tahu lisensi dari karya cipta

Lisensi dari sebuah karya cipta biasanya dicantumkan langsung di bawah judul dan penulis (untuk karya ilmiah). Lagi, jika tidak ada lisensi CC, maka karya cipta tersebut berhak cipta (copyrighted). Berikut adalah contoh-contoh pencantuman lisensi karya tulis ilmiah.
Contoh karya tulis berhak cipta dan berlisensi CC.



Contoh karya tulis berhak cipta dan berlisensi non CC.

Meminta izin

Jika karya yang ingin disitasi berlisensi non CC, maka langkah selanjutnya adalah meminta izin. Dua hal penting saat meminta izin karya berhak cipta, ada yang gratis dan ada yang berbayar. Berikut contoh permintaan izin karya yang berbayar dan gratis.
Permintaan izin karya berhak cipta berbayar
Permintaan izin karya berhak cipta gratis

Memberi kredit karya berhak cipta

Setelah mendapatkan izin dari pemegang hak cipta, kita bisa menampilkan gambar, tabel, atau ilustrasi yang ingin kita sitasi. Kita tetap diwajibkan memberikan kredit atas izin yang telah diberikan tersebut. Berikut contoh pemberian kredit terhadap pemegang hak cipta.
Contoh pemberian kredit terhadap karya berhak cipta [2] 

Penutup: diagram alir penggunaan karya berhak cipta

Sebagai penutup, diagram alir dibawah ini menjelaskan proses permintaan izin karya berhak cipta. Karya cipta yang digunakan pada diagram alir ini dibatasi hanya karya cipta yang berlisensi cc dan non-cc yang gratis.
Diagram alir penggunaan materi (gambar, tabel, dll) dari karya tulis berhak cipta


Referensi:
[1] https://en.wikipedia.org/wiki/Google_v._Oracle_America
[2] https://www.sainshack.com/2020/08/07/foto-atom-hidrogen/
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...