Fig 0. Kereta Bandara Soetta Produksi INKA [4] |
Sumber Bising
Kereta api terdiri atas beberapa komponen yang mengemisikan kebisingan. Komponen tersebut misalnya, boogie, pantograf, HVAC, elektrikal, mekanikal, kompresor, dan inverter. Namun, porsi bising paling besar disumbangkan oleh rolling noise, gesekan atau friksi antara roda dengan rel kereta. Untuk rolling noise, mekanisme pembangkitannya adalah sebagai berikut,
|
Fig 3 Prediction model for estimating rolling noise and concrete-bridge noise |
- Bising rel
- Bising roda
- Bising sleepers (bantalan)
- Bising internal, bising yang diterima oleh penumpang didalam gerbong
- Bising eksternal, bising yang diemisikan ke lingkungan dalam hal ini masyarakat di sekitar jalur kereta.
Fig 4. Sumber bising kereta api [3] |
- Air borne noise, bising yang merambat melalui udara (high freq)
- Structure borne noise, bising yang merambat melalui struktur (low freq)
Untuk bising lingkungan, perlu diketahui baik melalui simulasi maupun pengukuran komponen mana yang berpengaruh dan seberapa besar pengaruhnya. Pengukuran ini bisa dilakukan dengan metode by-pass dengan menggunakan mikrofon array. Dengan mengetahui komponen mana yang berpengaruh besar, isolasi secara lokal dapat dilakukan untuk reduksi bising maksimal. Umumnya, rolling noise sangat berpengaruh pada bising lingkungan ini. Dari hasil penelitian [1] diketahui bahwa pemilihan kekasaran (roughness) dan kekakuan (stiffness) dari rel dan roda sangat berpengaruh terhadap rolling noise yang diemisikan.
Peraturan Kemenhub
Kementerian Perhubungan sebagai pembuat regulasi sarana transportasi di Indonesia mengatur kebisingan kereta api sebagai berikut,
- Untuk kereta yang ditarik penggerak, uji statis dan dinamis pada ruang penumpang, dapur, ruang makan dan ruang pembagkit (diukur dari jarak 6 m) maksimal bisingnya adalah 85 dB (PM No. 15 Tahun 2011)
- Untuk kereta berpenggerak sendiri, bising maksimal di ruang penumpang baik pada uji statis dan dinamis adalah
85 dB (PM No. 13 Tahun 2011)80 dBA (PM 175 Tahun 2015).
Solusi: Traction Rod
Salah satu solusi untuk mengurangi bising kereta api yang juga ditawarkan oleh Hitachi Rail [3] adalah dengan mengurangi getaran bogie. Untuk keperluan itu, sebuah traction rod telah dirancang dan diusulkan oleh Hitachi rail untuk meredam getaran antar bagian bogie. Jika bogie merupakan sistem gabungan dari dua roda depan dan dua roda belakang, maka antar keduanya dapat dipasang peredam untuk mengurangi transmisibilitas getaran. Peredam tersebut berupa traction rod yang berisi (0.5 sampai 1 juta) materal lead granule yang mampu mereduksi bising pada frekuensi 200 Hz to 300 Hz. Dengan teknik ini bising internal dalam kereta bisa direduksi dari 2 dB sampai 5 dB.
Fig 5. Traction rod, atas: konstruksi dan fitur, tengah: pengurangan transmisibilitas getran, bawah: Konfigurasi traction rod pada bogie |
Referensi:
- Railway Technical Research Institute, www.rtri.or.jp
- David Thompson, Railway noise: simulation, prediction and modeling.
- Hitachi Rail, http://www.hitachi-rail.com
- http://news.detik.com, penampakan kereta bandara
- B.T. Atmaja et.al, Prediction and simulation of internal train noise resulted by different speed and air conditioning unit, RECAV 2018.
No comments:
Post a Comment
Your comments here/Silahkan komentar disini...