Sunday, October 20, 2013

Haruskah Upgrade ke 13.10? Tidak.

Jumat,18 Oktober 2013, Canonical dan Ubuntu kembali merilis sistem operasi terbaru mereka, yakni Ubuntu 13.10 Saucy Salamander. Sebagai pengguna OS Ubuntu, saya tergelitik dengan berita ini, meski hal ini sudah terjadwal karena Ubuntu selalu merilis OS versi development-nya setiap 6 bulan sekali, yakni bulan April (XX.04) dan Oktober (XX.10) mereka selalu melakukan distro upgrade. Yang menjadi pertanyaan, haruskah kita upgrade ke 13.10 Saucy Salamander? Ada beberapa alasan kenapa saya tidak memberi kesempatan kepada si Saucy Salamander ini untuk masuk ke laptop saya.

Halaman web Ubuntu menawarkan Upgrade ke 13.10

Kecepatan Perkembangan Teknologi

Tak bisa dipungkiri, di abad 21 ini teknologi berkembang dengan sangat cepat, dengan kecepatan luminal. Hardware dan software berlomba dengan kecepatan eksponensial, tak terkecuali teknologi open source. Ubuntu yang di back up oleh perusahaan asal Inggris, Canonical, pun demikian. Mereka tak henti-hentinya membuat inovasi baru, Ubuntu for Android, JUJU, partisipasi dalam OpenStack, Ubuntu for TV dan yang terbaru yang telah siap versi resminya: Ubuntu Touch. Fenomena kode terbuka (open sourced) menghambat kinerja dan profit perusahaan tak berlaku untuk Canonical. Lihat juga perusahaan lain seperti Redhat, IBM, Oracle dan Android-nya Google, semua perusahaan tersebut menaruh perhatian yang besar pada teknologi open source sehingga perkembangannya pun bisa bersaing bahkan melebihi perkembangan teknologi propietary , teknologi yang dilindungi hak cipta dan tidak berkode terbuka. Namun, perkembangan teknologi yang terlalu cepat tersebut kadang menjadi masalah bagi kita, apalagi di daerah yang kecepatan internetnya masih minim. Hanya dalam 6 bulan mereka merilis sistem baru, bandingkan dengan Raksasa Apple dan Microsoft yang umumnya merilis OS baru 2 tahun atau lebih. Perkembangan teknologi yang terlalu cepat memaksa kita untuk lebih rutin melakukan update dan upgrade, dan ini juga menyita waktu kita. Untuk update/upgrade ke sistem yang baru (13.10), kita harus download berjam-jam, menginstal beberapa aplikasi baru yang sudah tidak kompatibel dengan OS lama, dan menambal sulam error atau bugs yang ada pada sistem yang baru. Saran saya, bila anda sudah enjoy dan mapan dengan dengan Ubuntu OS sekarang (13.04 ataupun 12.04), sabar dulu, jangan update, tunggu 6 bulan lagi untuk sistem baru yang lebih stabil.

Kestabilan

Ubuntu 13.10 bukan merupakan versi LTS (long time support), ini artinya Ubuntu 13.10 hanya versi development yang mungkin masih banyak bug di dalamnya. Alih-alih mengupgrade ke sistem yang baru ini, lebih baik pakai dengan sistem lama yang sudah mapan dan stabil. Saya sendiri hanya memakai Ubuntu versi LTS saja, sehingga hanya upgrade ke sistem yang baru setiap 2 tahun sekali. Pengalaman saya sebelumnya, akan ada beberapa (atau mungkin banyak) program yang error ketika kita mengupgrade ke sistem yang baru. Bahkan beberapa sumber menyarankan untuk fresh install (instal baru) ketika upgrade ke sistem baru. Ini artinya tidak hanya menginstall OS saja, tetapi anda juga harus menginstall program-program lain yang anda butuhkan ke OS yang baru tersebut. Padahal belum tentu progam-program yang selama ini anda pakai fully compatible and stable dengan OS yang baru. So, pakai yang sudah pasti dan stabil saja. Tidak perlu upgrade ke 13.10 baru.

Itulah dua alasan kenapa saya tidak melakukan upgrade ke Ubuntu 13.10, karena perkembangan teknologi yang over cepat, dan karena kestabilan. Namun ada kalanya upgrade ke sistem yang baru (misal Ubuntu 13.10 ini) menjadi solusi dari permasalahan anda ketika mempunyai masalah dengan sistem yang lama, misalnya ada hardware yang tidak terdeteksi. Umumnya update ke sistem OS yang baru menyelesaikan masalah tersebut karena memakai kernel dan driver-driver yang lebih baru.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...