Thursday, September 18, 2014

Pendakian Semeru: Rute, Tips, Catatan Perjalanan, Estimasi Waktu dan Biaya

Ini adalah kali keduanya saya mendaki gunung Semeru (setelah first summit pada 2007), kali ketiga bagi teman saya dan kesekian kalinya mendaki gunung setelah sekian lama tidak melakukan hiking berat. Catatan perjalanan teman saya dibawah ini merupakan rute ideal dengan persiapan yang matang sehingga diperoleh efisiensi tenaga, waktu dan biaya saat melakukan pendakian gunung semeru. Total waktu yang diperlukan adalah 3  hari 2 malam, dengan anggaran dana kurang lebih 400 ribu rupiah (September 2014), dan start point dari Surabaya. Estimasi waktu tersebut adalah waktu ideal untuk pendaki amatir, bisa lebih cepat untuk pendaki professional, atau malah lebih lambat untuk pendaki pemula. Inilah kisah perjalanan ideal tersebut.
Jalur pendakian Semeru: tanjakan berat mulai kalimati-mahameru (sb gambar: akuntomountain.worpress.com)
---
Setiap manusia normal semestinya memiliki keinginan dan cita-cita. Entah itu hanya sekedar bisa makan setiap hari, bisa menjadi pengacara atau dokter di kemudian hari, atau memiliki Bugatti Veyron di suatu saat nanti. Dalam ruang lingkup yang lebih sempit, kita sering disarankan membuat wishlist tahunan ketika memasuki pergantian tahun. Nah, menapakkan kaki di puncak Mahameru adalah cita-cita sekaligus wishlist saya yang belum kunjung tercapai hingga usia saya melebihi seperempat abad ini.
September ini saya bertekad mewujudkan cita-cita saya tersebut. Bersama bagustris, seorang sahabat yang barusan kembali ke kampung halaman selepas bekerja 3 tahun di Jepang, kami bertekad mendaki puncak Mahameru September ini.

Sekedar info, saya sudah dua kali mendaki jalur Semeru. Yang pertama hanya sampai di Ranu Kumbolo sekitar 3 tahun lalu, dan tahun 2013 kemarin perjalanan saya terhenti di Kalimati karena fisik yang kurang fit. Oleh karena itu, tahun ini saya mempersiapkan segalanya termasuk berdoa di sepertiga malam terakhir agar diizinkan oleh-Nya menapaki puncak tertinggi di Jawa.

Day 0: 3 September 2014

Persiapan, bikin ceklis gear, belanja, ngumpulin persyaratan perijinan, dan beli tiket. Semua kami lakukan di tengah kesibukan kerja. Rencana awal berangkat sore hari itu ditunda jadi pagi buta keesokan harinya karena pertimbangan persiapan alat dan bahan yang belum matang.
Day 1: 4 September 2014
Pukul 5 lebih kami sudah standby di Stasiun Gubeng Baru, persiapan naik KA Bima II jurusan Surabaya – Malang. Di Stasiun kami tidak sengaja bertemu 3 mahasiswa dari Tangerang yang berencana mendaki Semeru juga yaitu Bimo, Rafa, dan Rezki. Nantinya mereka bertiga akan menjadi rekan kami selama pendakian sejak start sampai finish. Pukul 6 tepat kereta berangkat menuju Malang.

Pukul 8 pagi kami berlima sampai di Stasiun Malang Baru dan langsung mencarter Xenia menuju Tumpang. Sampai di depan Alfamart Pasar Tumpang, kami mencari sarapan sambil belanja keperluan tambahan. Setelah itu kami berjalan sekitar 100 meter menuju Basecamp Pendaki Semeru milik Perhutani. Di sana kami diarahkan untuk melengkapi persyaratan pendakian serta didaftar untuk masuk dalam grup transportasi Jeep menuju Ranu Pane. Jujur, adanya Basecamp dan orang-orang di dalamnya yang baik serta tanggap, sangat membantu kami para pendaki yang belum tahu apa-apa tentang sistem pendakian di Semeru yang baru ini.
Pusat Informasi Semeru (Base camp Jeep) di Tumpang, Malang

Pukul 11 lebih kami sampai di Ranu Pane. Setelah mengurus perizinan, kami menuju warung di sekitar Ranu Pane untuk mengosongkan isi perut sekaligus mengisinya kembali sebelum memulai perjalanan. Saya dan bagustris juga ngepack ulang barang bawaan sekaligus memasukkan tenda ke carrier. Sedangkan carrier Bimo, Rezki, dan Rafa sudah ter-pack rapi sejak di Basecamp Tumpang. Pukul 13 tepat kami memulai perjalanan menuju Ranu Kumbolo.


Mencapai Ranu Kumbolo di sore hari

Sunrise di Ranu Kumbolo
Tepat pukul 17 kami sampai di Ranu Kumbolo. Selepas mendirikan tenda, kami menikmati suasana Ranu Kumbolo sejenak, sembari membasuh muka dengan air danau yang dingin. Hari itu matahari bersinar sepanjang hari tidak tertutup awan maupun kabut. Malam harinya, bulan yang ¾ bulat juga menyinari danau dengan terang menambah suasana jadi semakin temaram. Saya duduk di depan tenda sambil menyeruput teh tarik, menikmati kesempatan yang tidak bisa dirasakan setiap hari, sembari bersyukur. Tuhan memang Maha Besar dan Maha Baik.

Ranu Kumbolo di Suatu Sore

Day 2: 5 September 2014

Sekitar pukul 9 pagi lebih, kami memulai perjalanan menuju Kalimati. Perjalanan diawali dengan tanjakan cinta yang cukup menjadi shock terapy bagi kami. Sampai di punggungan puncak dari tanjakan cinta, kami disambut pemandangan Oro-oro Ombo yang menakjubkan. Tak lupa kami berfoto sejenak di sana. Setelah itu kami memutuskan lewat jalur yang turun curam untuk merasakan melewati jalur tengah-tengah sabana Oro-oro Ombo yang siang itu cukup panas. Berasa melewati padang Afrika.

Oro-oro ombo, setelah tanjakan cinta
Selanjutnya jalur setelah Cemoro Kandang sampai Jambangan dipenuhi debu dan semak belukar serta jalan setapak yang naik dan turun, sesekali ada pula pohon besar yang bisa digunakan untuk berteduh di tengah jalur. Sampai di Jambangan kami istirahat sejenak sambil menikmati segarnya semangka beli di bapak penjual di sana. Sekitar pukul 13 kami sudah sampai di Kalimati.

Setelah mendirikan tenda, saya, bagustris, dan Bimo beranjak untuk mengambil air di Sumbermani. Perjalanan dari camp ke Sumbermani cukup jauh, sekitar 20 menitan lebih sekali jalan. Sampai di lokasi camp, saya dan  bagustris mulai masak untuk makan siang sekaligus malam sebelum summit. Agar nanti menjelang summit attack tidak perlu repot, tinggal menghangatkan saja.

Pukul 21.30 saya dan bagustris terbangun. Telat 30 menit dari jadwal kami. Langsung saja kami bersiap untuk summit attack. Tepat pukul 22.30 kami semua sudah siap berjalan lagi. Setelah berdoa dan cek ulang peralatan, kami memulai perjalanan menuju puncak.

Perjalanan menuju batas vegetasi terakhir masih standar, didominasi jalur setapak naik berdebu dengan kanan kiri terdapat pohon dan semak-semak. Sebelum batas vegetasi, kami sudah mulai menapaki jalur berpasir khas gunung berapi.

Melewati Jambangan, 30 menit sebelum Kalimati

Jalur menuju puncak semeru setelah vegetasi terakhir adalah bagian terberat dari seluruh rangkaian pendakian Semeru. Jalurnya berupa gundukan pasir yang renggang, tidak rapat. 2 langkah naik akan disertai 1 langkah turun. Pada beberapa spot juga ada batu besar yang lepas, jadi berbahaya bila diinjak. Di jalur menuju puncak ini kami sangat sering istirahat karena beratnya medan. Total perjalanan dari awal Kalimati sampai puncak mencapai 6 jam untuk jarak yang hanya 1,5 km. Berat.

Day 3: 6 September 2014


Di puncak mahameru

Alhamdulillah, pada jam 4.30 kami semua sampai di puncak dengan selamat dan sehat walaupun kedinginan sangat. Beberapa pendaki memilih beristirahat di balik batu besar sebelum puncak, beberapa memilih menikmati suasana puncak walaupun angin dingin berhembus kencang. Saya dan bagustris subuhan sambil menggigil kedinginan diterpa angin. Namun menjelang matahari terbit langit di sekitar puncak terlihat sangat indah dengan mega warna oranye-nya yang menyala dengan beberapa bintang masih tampak di atas. Hal itu yang membuat kami mengacuhkan rasa kedinginan.

Tak lama kemudian matahari pun muncul mengintip di balik bukit dari kejauhan. Keindahannya benar-benar tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.

Perjalanan Turun dari Puncak
Setelah berfoto sambil kedinginan di puncak sejenak, kami memutuskan untuk turun segera mumpung masih belum banyak yang sampai puncak.

Di perjalanan turun kami melihat beberapa pendaki yang gagal sampai ke puncak. Ada yang lemas sampai dipeluk rekan-rekannya, ada yang kakinya berdarah kena batu karena naik ke puncak hanya pakai sendal dan kaos kaki, ada juga yang sudah merasa kesiangan dan memutuskan turun kembali. Kenyataan itu membuat kami semakin bersyukur karena sudah diizinkan oleh-Nya menapakkan kaki di puncak dan menikmati keindahan ciptaan-Nya.

Menyelesaian Perjalanan, Pulang!

Tak terasa hanya 1,5 jam waktu yang kami butuhkan untuk turun ke Kalimati dari Puncak. Sampai di Kalimati, saya dan bagustris memasak untuk sarapan pagi, sedangkan Rafa, Rezki, dan Bimo tepar di tenda. Jam 10 lebih kami mulai melanjutkan jalan turun. Kami memutuskan langsung ke Ranu Pane dan hanya berhenti sejenak di Ranu Kumbolo.


Tak terasa hanya 1,5 jam waktu yang kami butuhkan untuk turun ke Kalimati dari Puncak. Sampai di Kalimati, saya dan bagustris memasak untuk sarapan pagi, sedangkan Rafa, Rezki, dan Bimo tepar di tenda. Jam 10 lebih kami mulai melanjutkan jalan turun. Kami memutuskan langsung ke Ranu Pane dan hanya berhenti sejenak di Ranu Kumbolo.

That's all guys. Untuk rincian secara kasar biaya pribadi saya dalam pendakian Semeru kali ini kurang lebih seperti ini:
  1. Transportasi Kereta Api PP Surabaya - Malang 30.000 + 24.000 = 54.000
  2. Transportasi carter Xenia Stasiun-Tumpang 90.000/5= 18.000 
  3. Transportasi Jeep Tumpang-Ranu Pane 50.000 
  4. Transportasi Pick Up Ranu Pane-Tumpang 35.000 
  5. Transportasi angkot Tumpang-Stasiun 20.000 
  6. Perizinan TNBTS 17.500 x 3 = 52.500 
  7. Penginapan hotel di dekat stasiun 135.000/2 = 67.500 
  8. Logistik (kurang lebih) 100.000 
    Total Rp. 397.000

    Sekedar tips untuk pendakian Semeru kali ini.

    1. Lebih enak naik kereta api daripada naik bis ke Malang kalau dari Surabaya. Untuk kereta Bima II Eksekutif Cuma 22.500, kalo beli di Indomaret atau via online jadi 30.000 (60.000 berdua) tapi enak nggak pake antri. Sedangkan kereta Penataran Ekspress cuma 47.500 berdua. Kalau Penataran non-Ekspress malah Rp. 5500 untuk semua tujuan

    2. Itinerary yang kami susun di atas cukup ideal dan tempo perjalanannya menurut kami paling pas. Sepulang dari Semeru Alhamdulillah kami tidak terlalu capek banget dan Seninnya bisa beraktivitas seperti biasa. Mulai dari start naik kereta, perjalanan summit attack, sampai pulang kembali. Tentunya harus mempertimbangkan faktor lain terutama jumlah anggota tim. Perjalanan saya dan bagustris tidak akan selancar ini apabila kami tidak bertemu rekan dari Tangerang, karena unsur urunan transportasi.

    3. Jangan lupa menyiapkan syarat perizinan sebelum sampai di tujuan! Fotokopi KTP dan Surat sehat masing-masing 2 lembar, materai 1 untuk 1 tim, dan tarif perizinan TNBTS (Rp.22.500/ hari untuk hari libur dan hari besar, Rp.17.500 /hari untuk selain hari libur/besar).

    4. Untuk agan yang punya dana lebih tidak perlu khawatir bawa barang berat. Jasa porter di sana sekitar Rp.150.000/hari. Beberapa check point ada bapak-bapak yang menjual makanan mulai dari gorengan, cemilan, madu, semangka, sampai nasi bungkus, serta minuman mulai dari air sumbermani sampai pocari.

    5. Sebaiknya membawa air minum sejak dari Tumpang dan digunakan sampai ke Kalimati. Seringkali air kemasan di warung-warung Ranu Pane sudah habis ketika sudah beranjak siang. Dan air di Ranu Kumbolo hanya cocok untuk memasak, tidak untuk minum, IMHO. Kecuali agan membawa water purifier atau rela merebus dahulu atau memang tidak masalah minum air yang agak kurang jernih. Baru di Kalimati terdapat sumber air yang segar dan jernih, yaitu di Sumbermani.

    6. Sebelum summit attack pastikan badan fit, cukup istirahat sebelumnya, dan cukup makan dan minum. Serta jangan lupa membawa peralatan penahan dingin yang mumpuni, air minum yang cukup, obat-obatan, dan cemilan yang berkalori tinggi namun tetep ringan (coklat, madu, gula merah, dll.). Karena seringkali faktor penyebab pendaki gagal summit adalah kelelahan, hipotermi, dan hipoglikemi. Oiya satu lagi. Summit attack wajib pakai sepatu kalau masih ingin pulang dengan tanpa kaki cekot-cekot. Kalau bisa pakai sepatu mid ditambah gaiter, agar pasir tidak masuk ke dalam sepatu.



    Story and image credit: Shofwanologi

    1 comment:

    1. This comment has been removed by a blog administrator.

      ReplyDelete

    Your comments here/Silahkan komentar disini...

    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...