Thursday, December 31, 2020

Being Good: Sebuah Refleksi di Akhir Tahun

Tulisan ini dikonsep akhir tahun 2017, diterbitkan akhir tahun 2020.

Dari tahun ke tahun, hanya ada tiga hasil: sama, lebih baik atau lebih buruk. Bisa saja hasinya sama, namun tidak ada kesamaan yang benar-benar identik. Apakah tahun ini lebih baik dari tahun kemari? Apakah tahun depan akan lebih baik dari tahun ini..?

Agama saya telah menjelaskan teknik evaluasi diri yang kurang lebih seperti ini bila diterjemahkan:
Barang siapa hari ini LEBIH BAIK dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang BERUNTUNG. Barang siapa yang hari ini SAMA DENGAN hari kemarin dialah tergolong orang yang MERUGI. Dan Barang siapa yang hari ini LEBIH BURUK dari hari kemarin dialah tergolong orang yang CELAKA.
Saya tidak ingin berdiskusi tentang derajat hadist tersebut (bila diklaim dari hadist), namun esensi dari pesan yang terkandung di dalamnya. Kalau tahun ini sama saja sama dengan tahun lalu, kita dikatakan merugi, apalagi jika lebih buruk. Tomorrow must be better.

Sederhananya seperti ini.
Lebih buruk dari sebelumnya = CELAKA
Sama dengan sebelumnya = RUGI
Lebih baik dari sebelumnya = BERUNTUNG
Untuk pergantian tahun kata "sebelumnya" pada kutipan di atas bisa diganti "tahun sebelumnya".

Kembali pada tahun-tahun sebelumnya. Dua tahun yang lalu, adalah tahun terburuk saya, tahun dimana banyak maksiat, kejahatan dan kebodohan saya lakukan sejak saya dilahirkan. Bukankah manusia tempatnya salah dan lupa? Dan Adalah Tuhan yang maha mengampuni hambanya..?? Ini pembenaran. Bukan dikatakan dosa kecil jika dilakukan berulang kali, dan bukan dikatakan amal kecil pula jika juga dilakukan berulang kali. Kesalahan harus diakhiri, jangan sampai, seorang muslim, jatuh pada lubang yang sama sampai dua kali.

Being good adalah tujuan hidup saya, seperti hal-nya kedua orang tua saya memberi nama demikian. Life is short, that is why we must being good, such as helping each others.

Seperti halnya menjadi lebih baik dari tahun lalu, artikel ini menandai jumlah artikel yang sama diterbitkan pertahun tahun ini dan tahun lalu (42 artikel/tulisan). Meskipun jumlah artikelnya sama, dari sisi pembaca (viewer), jumlahnya pembacanya lebih banyak. Dari metrik terakhir ini (yang tidak saya sebutkan jumlahnya dan akan saya bahas di tulisan lain), tentu tahun ini lebih baik dari tahun kemarin.

Pentingnya sebuah metrik

Bagaimana kita bisa tahu lebih baik, sama dengan atau lebih buruk dari sebelumnya? Inilah pentingnya sebuah "metrik". Ukuran kualitas dari sesuatu secara kuantitas atau nilai numerik. Misal, tahun lalu kita khatam Quran 2 kali, tahun ini 3 kali. Tahun lalu kita sedekah 1 juta, tahun ini satu juta. Tahun lalu pemasukan kita 100 juta, tahun ini 200 juta. Inilah metrik, angka yang menujukan kuantitas sebuah ukuran.

Metrik bisa apa saja, kita yang memilih. Misal kampus saya memilih U-Multirank sebagai metrik evaluasi keberhasilannya. Kampus lain bisa saja memilih metrik lain seperti THE (Times Higher Education) atau QS world universities rankings. Sekali memilih metrik, sebaiknya konsisten dengan metrik tsb. Karena, jika berpindah metrik, acuannya akan berbeda.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, dalam hal blog saya memilih jumlah artikel dan jumlah pembaca. Dalam hal akademik, saya memilih jumlah artikel, sitasi, dan h-indeks. Dalam hal agama saya memilih jumlah jumlah khatam, jumlah hafalan, jumlah rakaat, jumlah puasa sunnah, dan lain-lain.

Metrik itu penting untuk mengevaluasi diri. Demikian refleksi akhir tahun ini.

Monday, December 21, 2020

Jetson AGX change mode

Some important commands to change the mode of Jetson AGX.

Change CPU and Power mode
sudo nvpmodel -m 0 # change power mode to 1 

Change Fan mode
sudo nvpmodel -d quiet # to change to quiet mode
sudo nvpmodel -d cool # to change to cool mode

Change Clocks mode

Check current clock mode
sudo /usr/bin/jetson_clocks --show

Change clock to max mode
sudo /usr/bin/jetson_clocks 


Reference:
  1. https://docs.nvidia.com/jetson/l4t/index.html#page/Tegra%20Linux%20Driver%20Package%20Development%20Guide/power_management_jetson_xavier.html

Thursday, December 17, 2020

Belajar Kanji Otomatis lewat Wallpaper PC

Belajar kanji bisa dilakukan secara otomatis. Bagaimana bisa? Bisa. Dengan kata lain, kita bisa "terpaksa" belajar kanji (ini yang saya maksud secara otomatis) karena melihat wallpaper PC (komputer). Begini caranya.


OS: Ubuntu

Cara yang saya coba terangkan disini bisa diterapkan dengan mudah pada Ubuntu. Pada OS lain bisa, tapi perlu penyesuaian, khususnya aplikasi untuk merubah wallpaper setiap sekian waktu. Pada Ubuntu, aplikasi ini sudah tersedia by default. Aplikasi tersebut adalah "Shotwell Photo Manager" yang biasa digunakan untuk membuka file foto.


Materi Kanji

Pertama, download (git clone) wallpaper kanji(dari N3 ke N5) dari github berikut.

https://github.com/alb404/JLPT-one-kanji-a-day-wallpaper-set

Simpan direktori tersebut pada tempat (direktori) dimana ingin menyimpan file kanji. 


Langkah-langkah (dicoba pada Ubuntu 16.04):

  1. Buka aplikasi shotwell
  2. Import direktori file kanji (misal: /home/bagus/JLPT-one-kanji-a-day-wallpaper-set) dengan cara File >> Import
  3. Set sebagai background dengan cara, Ctrl+A semua file wall paper kanji, kemudian File >> Set as desktop background
  4. Konfigurasi waktu untuk berganti wallpaper, misal (default) satu jam
  5. Selesai!

Konfigurasi ganti wallpaper setiap satu jam pada Shotwell


Berikut adalah tampilan setelah proses import selesai.


Tampilan awal, kanji tampak ter-"zoom"

Nah, kanji sudah terpasang sebagai wallpaper. Masalahnya, by default, tidak ada konfigurasi untuk wallpaper tersebut atau wallpaper ditampikan dalam keadaan ter-zoom, seperti gambar di bawah. Untuk mengganti konfigurasi "zoom" ke "scaled", agar sesuadi dengan ukuran monitor, gunakan perintah berikut

gsettings set org.gnome.desktop.background picture-options "scale"
Cara diatas(mengganti "zoom" ke "scale") bisa memakai GUI bila ada di setting (Setting >> Appearance >> Look), seperti gambar di bawah tangkapan layar berikut.
Tampikan wallpaper seteleah di "scale"

Nah sekarang, ukurannya tinggal pas. Selanjutnya tinggal mengganti warma background di belakang kanji, lewat setting di bawah. Hasilnya adalah gambar di bawahnya.

Mengganti background kanji, dari biru ke hitam

Wallpaper kanji yang berubah setiap jam



Monday, December 14, 2020

Me-rename semua file dalam satu folder

Merename atau mengkonversi file satu per satu sangat melelahkan dan menyita waktu. Untungnya ada perangkat dan jalan pintas untuk melakukan pekerjaan tersebut: shell.

Merename


Mengubah nama file pdf, misal dari 001.pdf, 002.pdf, dst menjadi 001-bta.pdf, 002-bta.pdf bisa dilakukan secara batch atau berrombongan. Caranya sebagai berikut:
for i in *.sql ; do
    mv -v $i ${i%.sql}-bta.sql
done

Ganti "bta" dengan suffiks yang diinginkan.

Menkonversi (pdf ke png)

Sebagai contoh adalah konversi semua file pdf dalam satu folder ke file png, karena ukuran file .png lebih kecil dan lebih cepat diload (dalam presentasi). Perintah berikut akan mengubah semua file pdf ke png. Perangkat yang digunakan adalah "convert" (imagemagick).
for i in *.pdf; 
do convert $i ${i%.pdf}.png; 
done

Cara lain yang lebih sederhana pernah saya tulis disini > https://bagustris.blogspot.com/2012/01/bulk-rename-files-in-ubuntu-linux.html

Thursday, December 10, 2020

Some important commands on using "pdftk"

pdftk is a powerful tool. It can be used to cut, merge, and edit pdf file. Even I have PDF Studio Pro, in several cases (merging copyrighted pdf) it failed, but pdftk works. Here some important pdftk commands to work with pdf files.

# Collate scanned pages

    pdftk A=even.pdf B=odd.pdf shuffle A B output collated.pdf

   # or if odd.pdf is in reverse order:

    pdftk A=even.pdf B=odd.pdf shuffle A Bend-1 output collated.pdf

# Decrypt a PDF

    pdftk secured.pdf input_pw foopass output unsecured.pdf

# Encrypt a PDF using 128-bit strength (the default), withhold all permissions (the default)

    pdftk 1.pdf output 1.128.pdf owner_pw foopass

# Same as above, except password baz must also be used to open output PDF

    pdftk 1.pdf output 1.128.pdf owner_pw foo user_pw baz

# Same as above, except printing is allowed (once the PDF is open)

    pdftk 1.pdf output 1.128.pdf owner_pw foo user_pw baz allow printing

# Join in1.pdf and in2.pdf into a new PDF, out1.pdf

    pdftk in1.pdf in2.pdf cat output out1.pdf

   # or (using handles):

    pdftk A=in1.pdf B=in2.pdf cat A B output out1.pdf

   # or (using wildcards alphabetically):

    pdftk *.pdf cat output combined.pdf

# Remove page 13 from in1.pdf to create out1.pdf

    pdftk in.pdf cat 1-12 14-end output out1.pdf

   # or:

    pdftk A=in1.pdf cat A1-12 A14-end output out1.pdf

# When using the Windows command-prompt, it helps to use drag-and-drop from the file manager: drag the input PDF file from the file manager onto the command-prompt, and its full pathname will appear at the prompt.

# Apply 40-bit encryption to output, revoking all permissions (the default). Set the owner PW to foopass.

    pdftk 1.pdf 2.pdf cat output 3.pdf encrypt_40bit owner_pw foopass

# Join two files, one of which requires the password foopass. The output is not encrypted.

    pdftk A=secured.pdf 2.pdf input_pw A=foopass cat output 3.pdf

# Uncompress PDF page streams for editing the PDF in a text editor (e.g., vim, emacs)

    pdftk doc.pdf output doc.unc.pdf uncompress

# Repair a PDF’s corrupted XREF table and stream lengths, if possible

    pdftk broken.pdf output fixed.pdf

# Burst a single PDF document into pages and dump its data to doc_data.txt

    pdftk in.pdf burst

# Burst a single PDF document into encrypted pages. Allow low-quality printing

    pdftk in.pdf burst owner_pw foopass allow DegradedPrinting

# Write a report on PDF document metadata and bookmarks to report.txt

    pdftk in.pdf dump_data output report.txt

# Rotate the first PDF page to 90 degrees clockwise

    pdftk in.pdf cat 1east 2-end output out.pdf

# Rotate an entire PDF document to 180 degrees

    pdftk in.pdf cat 1-endsouth output out.pdf
    
# Inverse the page order from 1-end to end-1.

    pdftk in.pdf cat end-1 output output.pdf

Monday, December 07, 2020

Berapa Makalah yang Anda Baca Dalam Sehari? Panduan Singkat Teknik Membaca Makalah Ilmiah

Dalam suatu perjalanan untuk melihat Gunung Eiger, Monch dan Junfrau, seorang teman yang memiliki h-indeks jauh lebih tinggi daripada saya (per hari ini h-indeksnya 12 dengan 767 sitasi) bertanya kepada saya: berapa paper ilmiah yang kamu baca dalam sehari? Saya menjawab, 1-2 paper dalam seminggu. Teman saya menimpali, "Saya, dalam sehari, bisa lima paper". Pantas saja dia mencapai h-indeks dan sitasi sebanyak itu dengan waktu mulai (start) riset yang sama dengan saya. 

Sejak saat itu saya berusaha meningkatkan kemampuan membaca makalah akademik saya. Berikut ini adalah teknik-teknik membaca makalah ilmiah yang, menurut saya, mampu meningkatkan kemampuan (pemahaman) membaca makalah ilmiah akademik.

Skimming

Sebelum lebih jauh mengurai teknik membaca paper, ada dua tipe membaca yang perlu dipahami, scanning dan skimming. Dalam membaca paper, saya selalu menggunakan teknik skimming. Saya hanya membaca apa yang saya cari. Secara singkat teknik skimming ini seperti ini, 

  1. Skimming: cari apa yang anda ingin anda ketahui (pertanyaan di kepala anda, misal: METODE apa yang digunakan? berapa jumlah layernya? Apa input dari sistem yang diusulkan?)
  2. Skip yang tidak dipahami, baca yang dipahami dulu. Baca bagian lain yang bisa membantu pemahaman anda.
Dengan skimming ini, berikut urutan cara membaca makalah ilmiah.

Alternatif urutan membaca paper ilmiah (sumber: IG @bagustris)


Teknik dasar, menurut saya!

Berikut langkah-langkah membaca saintifik menurut pengalaman pribadi saya. Teknik ini saya dapatkan ketika mengikuti workshop tentang "Complex System" di Trieste. Urutan membaca makalah saintifik termudah adalah:

  1. Baca (scanning) ABSTRAK,
  2. Skim Methods,
  3. Lihat GAMBAR dan TABEL,
  4. Skim Results,
  5. Baca (scanning) Conclusions.
Langkah tambahan:
  1. Pahami persamaan matematika yang digunakan (jika ada), jika bisa. Hubungkan persamaan tersebut dengan konteks yang digunakan dalam paper tersebut.
Langkah 1 merupakan yang terpenting, tidak bisa dilewati. Jika ditulis dengan baik, abstrak sudah mencakup isi makalah dari pendahuluan hingga kesimpulan. Langkah ke-2 adalah kunci dari makalah, ide yang ditawarkan. Langkah ke-3 dan ke-4 adalah yang paling sulit untuk dipahami. Langkah ke-5 lebih mudah, dan seharusnya selaras dengan abstrak. 

Pada banyak paper, terutama di bidang sains dan teknik, pasti ada persamaan matematika yang digunakan. Persamaan tersebut untuk memformulasikan permasalahan sekaligus juga solusinya. Inilah pentingnya konsep dan matematika. Tanpa keduanya, kita tidak bisa membaca paper secara menyeluruh. Solusinya harus belajar lagi: teori dasar dan matematika dasar. Bagaimanapun, memahami "ide" dalam sebuah makalah ilmiah tidak memerlukan pemahaman matematika tingkat tinggi. Cukup alur cerita dari makalah tersebut yang bisa diserap untuk memahami apa yang ditawarkan. Pemahaman matematika akan membantu kita memahami makalah secara komprehensif dan memunculkan solusi-solusi lain dari permasalahan yang diangkat pada makalah ilmiah tersebut.

Membaca dengan teknik Feynman

Menurut Feynman, teknik belajar, yang juga bisa diaplikasikan untuk membaca paper, adalah sebagai berikut:

  1. Identifikasi apa subyeknya, tulis apa yang anda ketahui dari paper tsb (kata kunci, definisi, teori, dll).
  2. Jelaskan apa yang anda pahami dari paper tersebut dengan tulisan anda, misal dalam sebuah blog atau tulisan (baik tangan atau cetak).
  3. Cari gap dari makalah dan tulisan anda.
  4. Organisasikan dan sederhanakan tulisan anda. Ceritakan ke orang awam.


Menurut Emka Bluemke

Menurut Emka Bluemke [4], Urutan membaca paper akademik setelah skimming abstrak adalah sebagai berikut:

Sebidang: Conclusions --> Discussion --> Introduction --> Methods

Tidak sebidang: Intro --> Conclusions --> Discussion --> Introduction --> Methods



Membaca paper berdasarkan Quran

Membaca (paper) berdasarkan Quran surat Al-Alaq ayat 1-5 menurut saya adalah seperti berikut:

  1. Bacalah dengan nama TuhanMu yang menciptakan. Teknik membaca paper dari ayat ini adalah: Niat, niat membaca paper untuk mencari ridho Allah.
  2. Menciptakan manusia dari 'alaq. Teknik kedua membaca paper dari ayat ini, menurut saya, adalah: pelajari dasarnya, embrionya (al-'alaq).
  3. Bacalah dan aqungkan nama tuhanMu. Teknik membaca paper dari ayat ini, menurut saya, adalah: meluruskan tujuan kita kembali (reminder) untuk membaca (makalah ilmiah), yakni untuk mengagungkan nama Tuhan. Mereview dan membaca ulang (sebagaimana ayat 1).
  4. Yang menciptakan alam dengan perantara kalam. Teknik membaca paper dari ayat ini, menurut saya, adalah menulis kembali apa yang ada dalam makalah dengan bahasa kita, khususnya dengan pena. 
  5. Yang mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Teknik membaca paper dari ayat ini, menurut saya, adalah mengajarkan apa yang kita pahami (ke orang lain atau simulasi mengajar ke orang lain) dan mencari tahu apa yang tidak kita pahami dalam makalah ilmiah tersebut.

Demikian beberapa teknik membaca paper yang saya ketahui. Bagaimana dengan anda? Teknik membaca paper tidak hanya terbatas pada teknik-teknik di atas. Setidaknya, cara di atas adalah cara-cara yang terbukti memberikan informasi dan pemahaman dari makalah akademik jika selama ini anda stuck dan tidak mendapatkan apa-apa ketika membaca makalah saintifik ilmiah.


Referensi:

  1. https://www.sciencemag.org/careers/2016/03/how-seriously-read-scientific-paper
  2. https://blogs.lse.ac.uk/impactofsocialsciences/2016/05/09/how-to-read-and-understand-a-scientific-paper-a-guide-for-non-scientists/
  3. https://towardsdatascience.com/how-to-read-scientific-papers-df3afd454179
  4. https://twitter.com/emmabluemke/status/1269615728581361666

Monday, November 30, 2020

Memotong (autocrop) file pdf secara otomatis

Teknik sederhana berikut akan memotong file pdf dengan batas sepanjang apa yang ada dalam file pdf tersebut. Artinya, gambar atau objek di dalam file pdf akan ditampilkan secara maksimal dari sisi ukurannya.
$ pdfcrop input.pdf
Luarannya adalah file dengan nama `input-crop.pdf`. Bisa saja file luarannya diberi nama saat memerintahkan memotong file pdf, bisa juga ukuran yang dipotong ditentukan secara manual. Namun, kenapa harus menambah kerjaan jika semuanya bisa dilakukan secara outomatis seperti perintah diatas? Berikut hasil perintah di atas.

Sebelum: input.pdf

Sesudah: input-crop.pdf

Thursday, November 26, 2020

Konversi resolusi tinggi pdf ke eps

Hanya dua format (ekstensi file) yang diperkenankan pada publikasi saintifik: tif dan eps. Untuk tif saya tidak pernah memakainya, program yang saya gunakan (python, draw, inkscape, dll) tidak pernah saya gunakan untuk memproduksi file tipe tif tersebut, dan, sulit dipakai di Latex. Solusinya hanya eps, dan latex juga mendukung ekstensi file tersebut.

Masalahnya, saya sangat menyukai tipe file pdf. Banyak alasannya, diantaranya:

1. Zoom-able

2. Searchable (teks di dalam gambar, misal aksis grafik)

3. Bisa dibuka dimana saja, laptop, hape, dll.

Mau tidak mau, file pdf yang serba bermafaat tersebut harus dikonversi ke eps. Setidaknya dua cara telah saya coba. Awalnya, saya memakai perintah `convert` dan berhasil. Kekurangannya, resolusinya menjadi kecil. Setelah sekian lama, saya menemukan `pstopdf` yang juga mendukung eps file dengan argumen `eps`. Dengan perintah kedua ini resolusi yang dihasilkan cukup tinggi. Perintah lainnya adalah dengan inkscape (asumsi sudah terinstall).

Jadi, begini caranya.

$ pdftops -eps input.pdf
$ inkscape input.pdf --export-eps=output.eps

Perintah terakhir di atas juga bisa digunakan untuk merubah file tipe lain, misalnya svg ke pdf (selain dengan cara yang disebutkan disini).
$ inkscape input.svg --export-pdf=output.pdf
Referensi:
  1. https://stackoverflow.com/questions/44736917/high-quality-pdf-to-eps

Monday, November 09, 2020

Dibalik Setiap Penolakan Pasti Ada Hikmah!

Tulisan ini bukan berkaitan dengan percintaan (meski bisa juga dihubungkan dan masuk juga), tapi tentang pengalaman saya menulis paper (makalah ilmiah). Setidaknya saya pernah beberapa kali ditolak, tapi justru mendapat ganti yang lebih besar dari penolakan itu. Berikut beberapa contohnya.

1. Ditolak di AVEC 2019 malah diterima di ICASSP 2020

Bagi anda yang bergelut di bidang pengolahan sinyal (signal processing), ICASSP adalah konferensi kasta tertinggi yang hanya bisa dilampaui oleh jurnal berindeks Q1. Pun demikian bagi saya. Setelah dua tahun berturut-turut ditolak di ICASSP 2020, akhirnya pada usaha ketiga di tahun 2020 paper saya diterima. Saya belajar dari hasil review tahun sebelumnya (importance/relevance, novelty, technical correctness, experimental validation, clarity, reference). Awalnya paper yang saya buat saya targetkan untuk dimasukkan di AVEC 2019. Setelah ditolak di AVEC 2019, paper tersebut saya revisi berdasarkan komentar dari reviewer AVEC 2019.  Diterima di ICASSP merupakan salah satu pencapaian terbesar dalam karir saya. Dan juga mungkin pertama dan terakhir kalinya saya ikut ICASSP karena biaya registrasinya yang sangat besar (USD 800).

2. Ditolak di INTERSPEECH 2020, mendapat best paper award di OCOCOSDA 2020

Bagi anda yang bergelut di bidang sains dan teknologi sinyal wicara, diterima di INTERSPEECH adalah impian, karena konferensi tsb setara dengan ICASSP khusus untuk bidang pengolahan sinyal wicara. Sampai tulisan ini ditulis, saya belum pernah bisa menembus (baca; diterima) di INTERSPEECH. Di tahun 2020 ini (usaha kedua saya selama berturut-turut) saya kembali ditolak di INTERSPEECH. Paper yang sama saya masukkan di OCOCOSDA dan diterima (ketiga reviewer semua menerimanya). Bahkan paper saya mendapat anugerah "best (student) paper award". Alhamdulillah dan mendapatkan insertif sejumlah biaya pendaftaran.


Dari penolakan-penolakan tersebut saya belajar: pasti kita akan mendapat ganti yang lebih baik asal kita sabar dan terus berusaha. Inilah salah satu hikmahnya. Dan penolakan-ganti tersebut akan terus ada, baik ketika ditolak di perusahaan (gaji) kecil malah diterima di perusahaan (gaji) besar atau ditolak si A malah mendapatkan si B!

Friday, October 30, 2020

10 hal pengubah hidup!



Dalam sebuah pidatonya dalam upacara wisuda University of Texas at Austin pada Mei 17, 2014., admiral William H. McRaven (dari US Navy) menjelaskan 10 pelajaran yang bisa dipetik dari sistem pendidikan Navy Seal. Sepuluh pelajaran tersebut dibukukan dalam karyanya, "Make Your Bed: 10 Life Lessons from a Navy SEAL". Berikut daftar sepuluh hal pengubah hidup tersebut.
  1. Merapikan tempat tidur setelah bangun
  2. Memilih teman (hidup) yang seirama
  3. Menghormati semua orang
  4. Teruslah bergerak, apapun yang terjadi
  5. Jangan takut gagal
  6. Berani mengambil resiko
  7. Jangan mundur
  8. Bersiap untuk yang terburuk
  9. Jangan pernah berhenti berharap, teruslah bernyanyi!
  10. Jangan pernah menyerah

Sepuluh hal itu mungkin sepele. Coba dengarkan video di atas. Sepuluh hal tersebut akan menjadi berbeda, dan bisa saja mengubah hidup kita 180 derajat.

Monday, October 19, 2020

Teknik Pendakian Turun: Meghindari Lutut Sakit dan Telapak Kaki Melepuh (blister)

Pada artikel sebelumnya telah dijelaskan teknik pendakian naik (ascending/uphill). Tulisan ini membahas teknik pendakian turun (descending/downhill). Pada saat turun, potensi sakit dan letih lebih besar karena kita tidak menyadarinya. Umumnya kita mengira turun lebih mudah dan sedikit membutuhkan tenaga (memang begitu nyatanya!). Namun banyak potensi sakit dan cedera di saat turun. Dua hal yang umum adalah lutut sakit dan jempol kaki melepuh (kadang diikuti oleh bagian kaki lainnya).
Dua pendaki berjalan pelan dengan langkah pendek menuruni gunung


Lutut Bebas Sakit (Ankle pain-free downhill)

Selain berolahraga (latihan seperti video di bawah), teknik dibawah ini dapat mencegah lutut sakit saat turun gunung. 
  1. Menggunakan tongkat, gunakan tongkat sebagai tumpuan dan alat bantu (mengontrol) turun. 
  2. Bertumpu pada tumit (heel strike first), bukan pada bagian telapak kaki bagian depan. 
  3. Menyeimbangkan pinggul: saat turun gerakkan pinggul ke bawah untuk mengimbangi pergerakan (bukan malah tegak lurus seperti rest step). Tetap merendah (stay low) dan bengkokkan lutut anda (bent your knee).
  4. Muscle up: memperkuat otot lutut ketika menjejak. Berdasarkan hasil sebuah studi, otot lutut menerima beban 7-8 kali lebih banyak ketika turun daripada ketika naik. Jika tidak dikontrol (ditahan) dengan baik maka akan menyebabkan lutut sakit karena menerima beban/tekanan berlebih. Cara mengontrolnya adalah dengan menguatkan/mengeraskan otot lutut ketika menjejak.
  5. Jangan turun terlalu cepat (jangan lari). Awali dengan gerakan lambat (start slow). Awalnya saya beranggapan kalau turun dengan cepat itu akan mengurangi kelelahan/sakit di kaki (khususnya lutut). Ternyata anggapan ini salah total. Secara fisika jelas, F=ma dan P=F/A. Jadi, naiknya kecepatan (aka percepatan) akan menaikkan gaya (force, F) dan tekanan (pressure, P). Aturan sederhana bagi saya, maksimal waktu untuk turun adalah setengah waktu naik. Jika naik saya butuh satu jam, maka paling cepat saya turun dalam setengah jam, tidak boleh lebih cepat dari itu. Idealnya, mungkin, adalah 3/4 waktu naik.

Perhatikan video berikut untuk lebih detailnya.

Menghindari Jempol Melepuh (Anti-blister downhill)

Penyebab blister (melepuh) adalah adanya tekanan yang berlebihan pada bagian tsb, khususnya jempol kaki. Jadi, langkah paling mudah adalah mengurangi tumpuan pada bagian tersebut. Sebaliknya, pada saat turun tumpuan kaki ada pada tumit, bukan pada ujung depan kaki (jari). Perhatikan video di bawah ini.

Teknik kedua agar kaki tidak melepuh saat turun gunung adalah dengan menggunakan sepatu yang pas (benar-benar pas, tidak kekecilan atau kebesaran). Jika anda hendak membeli sepatu (sebaiknya tidak online agar bisa dicoba), cek ukurannya dengan baik. Tanpa kaos kaki harusnya sepatu sudah (sedikit) nyaman; tidak jatuh saat digunakan melangkah. Ukur ukuran telapak kaki anda dengan teliti, caranya: letakkan telapak kaki di atas kertas, dan buat garis mengelilingi telapak kaki anda. Contohnya adalah ukuran kaki saya seperti di bawah ini, ukurannya 24.5 cm (Ukuran sepatu indonesia: 39.5). Tambah 1-1.5 cm, jadi 25.5 - 26.0 (41-42). Ini ukuran sepatu gunung paling pas buat saya (Ingat: hanya untuk sepatu gunung, tidak berlaku untuk pantofel dan sneaker).

Teknik ketiga untuk menghindari blister adalah dengan menggunakan kaos kaki khusus untuk mendaki. Kaos kaki ini biasanya berasal dari bahan wool. Pada kaos jenis tertentu (anti-blister shoes), ada juga yang menyebutkan pada tekanan berapa kaos kaki tersebut mampu menahan tekanan dari telapak kai.

Keempat, kencangkan tali sepatu dan tas anda. Ini biasanya saya lupa. Tahu-tahu, ketika sudah di bawah tali sepatu saya sudah lepas (karena tertutup gaiters maka tidak terlihat). Kalau perlu cek di tengah perjalanan turun.


Perawatan

Jika sudah terlanjur turun gunung dan kaki sakit, baik lutut atau telapak kaki. Satu-satunya perawatan yang ampuh adalah banyak istirahat, banyak minum dan makan. Istirahat bukan berarti bolos kerja/kuliah/sekolah, tapi memperpanjang waktunya, misal menyegerakan tidur. Jika lutut masih sakit, mengompressnya dengan es batu mungkin membantu. Banyak minum juga bisa membantu mengembalikan kondisi tubuh (selain banyak minum). Banyak minum ini harusnya juga dilakukan ketika naik dan turun gunung. Berdasarkan pengalaman pribadi, memakai supporter lutut (knee calf) sangat saya sarankan baik saat naik gunung atau perawatan ketika lutut sakit. Setelah dari Gn. Okushishiku, lutut saya sakit. Sehari memakai knee calf support, besoknya langsung sembuh, alhamdulillah. Knee calf support-nya sendiri saya beli di Watts seharga 100 yen.

Sebagai tambahan, video berikut memperlihatkan teknik sederhana pendakian naik dan turun.
Referensi:
[1] https://www.theoutbound.com/jen-weir/do-your-knees-hurt-when-hiking-downhill-here-s-why

Monday, October 12, 2020

Teknik Pendakian Naik: The Rest Step

Pada pendakian gunung Merapi pada tahun 2009, saya berkesempatan mendaki dengan seorang bule asal Spanyol. Ketika itu saya berkenalan dengannya di tengah perjalanan, dan saya lihat dia mendaki sangat cepat. Saya tanya, berapa waktu yang dia butuhkan untuk mendaki Semeru? "Lima jam pulang pergi!", katanya. Saya takjub. Dalam lima jam, saya berangkat dari pos Selo belum mencapai puncak. Dia sudah sampai puncak dalam waktu setengahnya saja. Saya amati langkahnya. Karena kakinya panjang, langkahnya juga panjang. Ditambah dengan stamina dan kecepatannya, tak heran kalau bule bisa mendaki gunung dengan waktu lebih singkat dari kita, umumnya sepertiga sampai setengah dari waktu yang kita butuhkan (dan bisa lebih singkat lagi). Sejak saat itu, saya perpanjang jangkauan langkah saya dengan harapan bisa memperpendek waktu pendakian.
Mendaki naik dengan rest step, langkah pendek, dan sedikit istirahat akan mengurangi tingkat kelelahan (Gambar: puncak oyama [Tateyama])


Pada pendakian Gunung Bessan (yang merupakan bagian dari pegunungan Tateyama), saya berjalan di belakang seorang Ibu. Kebetulan saat itu saya solo avonturir, teman-teman tinggal di tenda, mau onsen katanya. Saya perhatikan langkah ibu tersebut, lambat dan tegak. Hampir-hampir saja saya menyalipnya. Dan ketika hampir menyalip, napas saya terengah-engah. Akhirnya, dengan sabar saya berjalan di belakang ibu tersebut. Di sinilah cobaannya. Saya menahan diri untuk tidak istirahat selama ibu di depan saya tidak istirahat. Ibu di depan saya tersebut membawa peralatan lengkap, tas carrier 60L (liter). Sedang saya hanya membawa tas selempang berisi air minum. Dengan penuh perjuangan akhirnya saya bisa tetap di belakang Ibu tersebut sampai Tsurugigozenkoya, tempat yang memisahkah jalur pendakian ke Gunung Bessan dan Gunung Tsurugi.

Setelah pos Tsurugigozenkoya tersebut, saya menerapkan dua pelajaran yang saya dapatkan dari Ibu di didepan saya tadi: langkah pendek dan sedikit istirahat. Walhasil, perjalanan dari Raichosawa-Bessan-Masagodake-Raichosawa dapat saya tempuh dalam 4 jam (sesuai estimasi aplikasi Yamap). Langkah pendek dan sedikit istirahat, itulah kuncinya. Dengan langkah pendek, pelan, dan menghirup udara panjang, kita sudah sekaligus beristirahat dalam tiap langkah. Sehingga, istirahat yang lebih panjang tidak diperlukan lagi. Saya juga tidak mengalami kecapekan yang luar biasa setelah pendakian Gunung Tateyama, kaki normal tanpa penumpukan asam laktat di paha atau betis. Berbeda sekali dengan pendakian-pendakian sebelumnya (bisa juga karea bantuan "supporter betis/calf supporter" yang saya pakai). Dua teknik ini, langkah pendek dan sedikit istirahat, merupakan kunci untuk melakukan pendakian tepat waktu.

The Rest Step

Teknik yang saya ikut dari seorang Ibu di Tateyama di atas ternyata dinamakan "the rest step". Pada jalan biasa naik kita tidak berhenti; kita jalan terus-menerus tanpa memberi kesempatan kaki untuk beristirahat, kecuali di saat istirahat. Apa dasarnya, karena betis dan paha selalu dalam posisi bengkok; tidak pernah dalam posisi lurus (180 derajat). Rest step adalah kebalikannya, dalam sekali jalan posisi paha dan betis kembali 180 derajat setelah melangkah. Energi ketika paha dan betis pada kondisi lurus digunakan untuk menekan/menapak langkah selanjutnya. Perhatikan dua video berikut, dan ambil pelaran darinya! 


Untuk teknik pendakian turun, silahkan baca disini >> http://bagustris.blogspot.com/2020/10/teknik-pendakian-turun-meghindari-lutut.html.

Monday, October 05, 2020

Kemampuan Menjawab Pertanyaan

Salah satu kemampuan penting yang, menurut saya, belum ada metrik/ukurannya (seperti IQ dan EQ) adalah kemampuan menjawab pertanyaan. Kemampuan ini merupakan salah satu dari tiga dimensi berpikir kritis. Sering kita lihat pertanyaan "ya" dan "tidak" yang cukup hanya dijawab dalam hitungan detik dijawab secara bertele-tele bermenit-menit. Tulisan ini membahas apa saja aspek penting untuk meningkatkan kemampuan menjawab pertanyaan.

Tulisan ini dilatarbelakangi oleh pengalaman saya pribadi. Suatu saat co-supervisor saya menimpali jawaban saya, "Bagus-san, kamu cuma ditanya pertanyaan singkat dan sederhana, tapi kenapa jawabannya panjang dan bertele-tele. Saya melongo. Hah, benar. Ternyata selama ini saya tidak mempunyai kemampuan menjawab pertanyaan dengan baik. Beruntung saya mengambil kuliah "Scientific Discussion" di JAIST. Kuliah tersebut berisi prinsip-prinsip berlogika dalam berdiskusi, mencakup kemampuan menjawab pertanyaan.

Sering kita lihat di televisi, misalnya dalam acara dialog/debat, si penanya menanyakan A dan si penjawab menjawab B. Sering pula pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban "ya" atau "tidak" dijawab dengan bertele-tele.

Prinsip-prinsip dalam menjawab pertanyaan yang saya kemukakan di bawa ini sudah umum: singkat, pada, dan berisi. Urutannya saja yang saya rubah berdasarkan esensinya. Saya tambahkan prinsip keempat yang opsional, yakni memberikan referensi.
  1. Berisi (jawaban)
  2. Jawaban harus memuat dari apa yang ditanyakan. Jika pertanyaannya adalah pertanyaannya ya/tidak, maka harus ada salah satunya, ya atau tidak. Jika tidak ada, maka harus ada penjelasannya. Contoh lain: Apa kontribusi (novelty) penelitian anda? Jawaban: Kontribusi penelitian saya adalah XXX dan YYY.
  3. Singkat (short)
  4. Pertanyaan tidak hanya memuat jawaban, tetapi juga harus memuat alasan kenapa dijawab seperti itu. Justifikasi adalah argumen dan bukti/alasan (evidence). Jawaban adalah argumen, sedangkan bukti/alasannya harus singkat.
  5. Padat (dense)
  6. Jawaban atas pertanyaan harus padat, terutama pada alasannya. Misalnya, saya menjawab A karena B. B harus singkat dan padat. Singkat, seperti pada poin sebelumnya, hanya berisi alasan yang dibutuhkan, bukan alasan-alasan yang tidak dibutuhkan. Alasan-alasan yang tidak dibutuhkan tsb (data pendukung, bukan data utama) akan menyebabkan jawaban tidak padat.
  7. Berdasarkan Referensi atau Alasan
  8. Prinsip terakhir adalah jawaban harus berdasarkan referensi, jika ada. Misalnya, saya menjawab A berdasarkan referensi C. Saya menjawab C karena D. Saya memilih E karena F. Prinsip ini bisa jadi tidak dibutuhkan, misalnya dalam pertanyaan opini atau pendapat. Contohnya, apa warna kesukaan anda? Dalam hal seperti itu, argumen harus kuat, karena bisa jadi ada pertanyaan susulan. Banyak pertanyaan yang sudah ada jawabannya, dan kita tinggal menyitir/mensitasi saja. Jawaban yang berdasarkan referensi akan membuat posisi (jawaban) kita kuat, khususnya jika referensi tersebut bereputasi (misalnya dari jurnal SpringerNature dan Elsevier).
Itulah kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan untuk bisa menjawab pertanyaan secara tepat. Kita bisa menilai jawaban seseorang dari tiga prinsip di atas. Kita pun juga harus belajar kemampuan-kemampuan di atas agar bisa menjawab pertanyaan secara tepat, sebuah dimensi berpikir kritis.

Friday, September 25, 2020

Pendakian Pegunungan Tateyama: 6 Puncak dalam 2 Hari

Pegunungan Tateyama mungkin adalah pegunungan di Jepang yang paling banyak didaki dan paling banyak penginapannya (mountain hut) setelah Gunung Fuji. Gunung Tateyama merupakan satu diantara tiga gunung sakral di Jepang (Japan's three holy mountains, 三霊山). Tapi bukan karena kesakralannya saya mendaki gunung tersebut. Kebetulan, letak gunung tersebut tidak jauh dari tempat tinggal saya saat ini. Tateyama merupukan sekumpulan gunung (pegunungan) dengan beberapa puncak. Artikel ini bercerita tentang perjalanan pendakian Pegunungan Tateyama, 6 puncak dalam dua hari. Berikut kisahnya.

Di Puncak Tateyama (Onanjiyama)

Persiapan

Tidak ada persiapan khusus untuk pendakian Gunung Tateyama. Diantara tiga gunung suci di Jepang, mungkin Tateyama adalah yang termudah (dengan puncaknya Gn. Onanjiyama). Saya hanya jalan minimal 5000 langkah per hari, yang sudah menjadi rutinitas saya, naik turun tangga lantai 5 sehari tiga kali, dan naik Gn. Kuragatake seminggu sebelum mendaki Tateyama. Diari pendakian Gn. Kuragatake bisa dilihat disini: https://yamap.com/activities/7629620.

Perlengkapan

Kesalahan saya tidak membawa perlengkapan yang memadai. Saya menyangka, karena masih musim panas, udara tidak akan begitu dingin. Nyatanya sangat dingin. Di tempat saya, Nomi city, suhu saat berangkat berkisar 28 derajat celcius. Begitu nympai Murodo, sudah sekitar 15 derajat celcius. Saat malam tiba, suhu mencapai lima derajat celcius. Saya terpaksa membeli jaket baru disitu. Ngomong-ngomong, alat-alat berikut saya urutkan dari yang terpenting:
  1. Jaket windbreaker
  2. Sarung tangan hiking (better thinsulate)
  3. Sepatu hiking low-cut
  4. Kaos kaki neoprene 3mm (saya dobel dengan kaos kaki 1mm)
  5. Hiking pole
  6. Calf supporter
  7. Sleeping bag (jika ngecamp)
  8. Tenda yang mumpuni, minimal tahan hujan 5mm
  9. Dll (kompor jika perlu, topi, flashlight, water bottle)

Rencana Perjalanan

Sebelum berangkat, kurang lebih seminggu, saya sudah merencanakan perjalanan saya seperi di bawah ini. Rencana tersebut saya buat berdasarkan sumber-sumber di referensi.
Rencana perjalanan selama 2 hari (3 hari 2 malam)
Jadwal bis Tateyama - Bijoadaira - Murodo


Hari-0

Bus option (departure)
10:30 - 11:28: JAIST - Kanazawa
11:50 - 12:50: Kanazawa - Toyama
13:32 - 13:35: Dentetsu Toyama - Tateyama
13:50 - 13:57: Tateyama - Bijodaira (this schedule not shown in [5] but exist)
14:50 - 15:50: Bijodaira - Murodo 

16:20 - 17:30: Murodo - raichosawa camping ground
17:30 - 18:00: Dhuhur + Ashr prayer + building camp
18:30 - 19:00: Dinner + Free
19:00 - 19:30: Maghrib prayer + snack
20:00 - : Sleep
Memulai perjalanan dari Raichosawa
Raichosawa campsite di belakang


Hari 1

Hari pertama kami berjalan lambat. Dari perkiraan 7-8 jam perjalanan, kami menempuhnya dalam 12 jam. Kebanyak untuk untuk istirahat dan mengambil foto. Berangkat dari Raichosawa camping ground jam 6:25, dan kembali ke Raichosawa jam 17:20. Sholat dhuhur dan ashar kami lakukan di Murodo, di belakang bangunan utama. Wudho bisa di water pond atau di Toilet. Dari keseluruhan rute -- Funinoritate - Onanjiyama - Oyama - Jodo -- rute naik ke Fujinoritate adalah yang paling sulit, butuh 3 jam dari campingground ke puncak pertama tersebut. Untung kami mengambil rute ini. Jika dari arah sebaliknya, mulai dari Jodo, medannya akan lebih terjal lagi. Dan itu kami alami saat turun dari Jodo menuju Murodo. Berikut timeline perjalanan kami bertiga di hari pertama.

05:00: Wake up
05:30: Fajr prayer
05:45: Preparation
06:21 - 09:39: Raichosawa - Mt. Fujinoritate
09:30 - 10:06: Mt.Fujinoritate - Mt. Onanjiyama
10:30 - 11:10: Mt. Onanji-yama, stay at top  for 20 min
11:30 - 14:15: Mt. Tateyama (Onanjiyama) - Mt. Oyama, stay at the top for 15 min
14:31 - 12:00: Mt. Oyama - Mt. Jodo, stay at the top for 30 minutes lunch. 
12:30 - 16:24: Mt. Jodo to Murodo, pray Dhuhr+Ashr at Murodo
17:00 - 18:00: Murodo to Raichosawa camping ground
19:00: dinner, pray Maghrib+Isya, sleep
Peta perjalanan dan gain elevasi hari 1, detail: https://yamap.com/activities/7766032
Menuju Fujinoritate
View dekat puncak Onanjiyama
Danau Mikuriga
Selepas Murodo


Hari 2

Di hari kedua saya pergi sendiri. Dua teman saya memilih onsen di hari itu karena kecapekan di hari pertama. Berbeda dengan hari pertama, pendakian di hari ke dua ini saya lalui dengan cepat. Hanya perlu waktu 4 jam dari Raichosawa - Tusurugigozenkoya - Bessan - Masagodake - Raichosawa. Saya berangkat jam 6 dan kembali jam 10. Berikut timeline perjalanan saya di hari ke dua.

05:00 - 06:00: Fajr prayer + breakfast + preparation
06:05 - 07:30: Raichosawa - Tsurugigozenkoya
07:40 - 08:10: Tsurugigozenkoya - Mt. Bessan
08:15 - 08:45: Mt. Bessan - Mt. Masagodake
09:00 - 10:05: Mt. Masagodake - Raichosawa
11:40 - 12:40: Raichosawa - Murodo
13:20 - 14:10: Murodo - Bijodaira
14:40 - 14:47: Bijodaira - Tateyama
15:05 - 15:48: Tateyama - Dentetsu Toyama (4 minutes late)
16:00 - 17:00: Toyama (bus platform 2) - Kanazawa station (10 minutes late)
17:17 - 18:38: Kanazawa - JAIST
Peta perjalanan dan gain elevasi hari 2, detail: https://yamap.com/activities/7766043/article
Menuju puncak Gn. Bessan
Paling kiri; North Bessan, tengah: Bessan
Dari Gn. Bessan menuju puncak Gn. Masagodake
Sebelum mencapai puncak Gn. Bessan
Di puncak Gn. Masagodake

Pulang

Pulang selalu menjadi menyenangkan. Apalagi setelah capek. Bertemu anak dan istri adalah penghilang lelah. Dua hari perjalanan terbayar sudah. Bertemu si kecil ternyata lebih indah daripada memandang puncak gunung. Alhamdulillah.


Pengeluaran (berangkat dari Kanazawa, dalam Yen):

- Kanazawa - Toyama: 980 * 2 = 1860
- Toyama - Tateyama = 1230 + 1230 + 210  = 2570 (pulang dengan limited express, + fare ticket)
- Tateyama - Murodo = 4940 (pp)
- Total transportasi = 9370
- Snack/makan 2 hari = ~3000
- Total semua = ~12500

Tips:

 - Siapkan pakaian hangat (winter)
 - Bawa peralatan anti air

Referensi

[1] https://hikesinjapan.yamakei-online.com/course/41.php
[2] https://yamap.com/activities/7599164
[3] https://www.youtube.com/watch?v=5VaTlmAGSHc&lc=z22zdxixnqa2enncracdp432cz1yxw2zq3zgkz4p2gxw03c010c
[4] https://yamap.com/activities/7344348
[5] https://www.alpen-route.com/media/access/timetable/timetable-202007_en.pdf

Thursday, September 10, 2020

Hiking Mt. Haku: A Beginner Guide

Disclaimer:
Although I called myself as beginner/amateur mountain climber, I have several experiences in climbing/hiking some mountains in Indonesia (e.g. [1]),  including the highest peak of Java [2]. In Japan, I ever climbed to the top of Mt. Fuji via the Fujinomiya trail (the hardest and shortest trail) [3]. One of our team in this Hakusan trekking is the first timer mountain climber; hence, this story can be used for a total beginner.

Intro

Mt. Hakusan is one of the sacred mountains in Japan (three holy mountains). The others are Mt. Fuji and Mt. Tateyama. But, the reason for this climbing is not because of its holiness; instead, it is very close to my current place of life. I live in Nomi city, Ishikawa prefecture. Hakusan is located in Hakusan city, the neighbor of Nomi city. If you love nature, you will love to live in Ishikawa prefecture. And Hakusan is one of the best natural landscapes in Ishikawa prefecture.



Preparation

I prepared this trekking in several ways. Three weeks before the trekking day, I hiked Sky Shishiku highland (82 m to 642 m) in Tsurugi with a total of 16 km of journey. Two weeks before the trekking day, I repeat to high Shishiku highland, but not to the peak (about 4 km). One week before the trekking day, I intensively walked about 3000 to 8000 steps every day (measured by a wristband), including my daily routine going up and down from 1 floor to 5th floor. This exercise is enough, I think.


Gears

The following gears are ordered from the most important to the less important.
  • Trekking shoes: use hiking shoes with a vibrant and waterproof feature if possible. Vibrant shoes can reduce stiffness on the foot while waterproof shoes keep your foot dry when it rains.
  • lightweight backpack: since there is a cafeteria in Murodo (highest station) and water are available in all stations, bring a lightweight backpack. Fill it with a snack, water, and other important things (raingear, wallet, ticket, etc).
  • Clothing: use a layer hiking t-shirt with long pants in summer. Keep other layers (lightweight jacket/hoodie) in the backpack.
  • Hiking pole: use a single pole for climbing up and down. This pole is important to control and hold you when going down. It prevents your knee for stiffness.
  • Hats: use hats (or cap) to protect you for sunlight and tree branches.
  • To keep in a backpack: rain gear, flashlight, glove, plastic bags, towels, power bank.

The day

We started our journey from JAIST. The time used in this hiking is the most ideal one-day trip. Although the weather prediction changed, from cloudy to rain, in the day, we can keep our schedule on time. Follow our schedule if you stay nearby Mt. Hakusan (about 1-hour drive to ichinose).

We gather in JAIST rotary at 3:20 a.m. At 3:30, we left JAIST by car to Ichinose. From the google map, the trip takes about 70 minutes, and we did it as the map said. We arrived at Ichinose camping ground (and parking area) at 4:30. We pray subuh there once arrived, and buy the bus ticket to the bettou deai center. 

The ticket for a round trip is 1000 yen. The trip is about 15 minutes. We catch the first shuttle bus at 5 a.m. Thus, we arrived at Bettou deai at 5:15. There are a toilet and a water station at Bettou deai. It is better to go to the toilet and fill for the water before starting to climb Mt. Hakusan.

We start to climb Mt. Hakusan at 5:30 when we enter the gate. A beautiful wooded bridge welcomed us before entering the forest. Although it is still dark at that time, the fresh air of nature invites us to enjoy this adventure. Welcome to the jungle!

About one-hour walking (6 a.m.), we arrived at the first station. There are a toilet and water station there. You can take breakfast here, at Nakahanba. Here are my pictures there.



If you plan to take a rest there, don't waste a lot of time. Ten to fifteen minutes is enough to take a rest. If you plan a brief rest, I suggest you do not take a sitting position, but a humped shape position.

Continue walking about 1.5 hours (7.30 a.m.) we arrive at Jinnosuke shelter hut. As the previous station, there are toilets and water stations in addition to a shelter hut. The toilet is clean; hence, I recommend you to make pee here before continuing to Murodo. The first figure in this post, a panorama view, was taken at Jinnosuke shelter hut.

The next walking is the rest journey to the only station before the top, the Murodo station. We need to be checked (due to coronavirus), wear a mask, and show a sticker as a sign that we already take temperature check. The scenery from Jinnosuke to Murodo is the best view during this Hakusan trail. Don't forget to take lot of pictures. Here is one of mine.
Before Murodo, the view is great!
It takes about 1.5 hours from Jinnosuke to Murodo (with two-three breaks). I forget to take a picture when in Murodo, but the following video was taken just before entering Murodo.


In Murodo, we take about 20 minutes of breaks. We did brunch (breakfast + lunch). At about 9:40 a.m, we continue our journey to the top of Mt. Haku. From Murodo to the top of Mt. Haku needs about 40 minutes slow walking (because the trek is a little bit steep). Nevertheless, the view at the top of Mt. Haku is awesome. At 10:20 we reached the top of Mt. Haku!

At the top of Mt. Haku

Murodo from the top of Mt. Haku
That's all the journey of ascending Mt. Haku. Going down from Mt. Haku at that time is longer than expected, a little bit messy. It was rain! So, even the weather forecast says it will sunny or cloudy, prepare your rain gear in advance. Nevertheless, here is our track to hike Mt. Hakusan.



After staying about 20 minutes at the top we back to Murodo, having lunch there and go back down. It takes 5 hours from Murodo to Betto deai in rainy conditions. On the descending way, we take a break in Nakahanba station just to wait for the rain stopped (not really stopped, but better). At 4 p.m, we arrived at Bettou deai center and directly riding the bus to Ichinose. We arrived at Ichinose at 4:15 p.m. Mission accomplished!





Time frame:

Active time: 4h44m
Break time:  4h53m
Total time: 10h37m


Closing: Tips and Tricks

  • There is a cafeteria at Murodo, soba or udon cost about 500 yen, not so expensive.
  • In every station water faucet is available, no need to worry about water. At least three water stations are available before achieving Murodo.
  • No bus from Kanazawa to Ichinose during the pandemic (2020), the only way to achieve Ichinose is by car.
  • Bring lightweight equipment, it only takes 10 hours roundtrip for the beginner in rainy conditions descending.
For more detail trekking data, see my yamap activity page: https://yamap.com/activities/7569742

Reference
  1. https://bagustris.blogspot.com/2008/09/reach-top-of-arjuno.html
  2. https://bagustris.blogspot.com/2014/09/pendakian-semeru-rute-tips-catatan.html 
  3. https://bagustris.blogspot.com/2018/09/pendakian-gn-fuji-via-fujinomiya-trail.html
  4. http://www.kagahakusan.jp/en/pdf/en.pdf

Wednesday, September 09, 2020

Naik-turun Tangga: Olahraga Murah Meriah nan Bermanfaat

Artikel singkat ini menerangkan manfaat naik-turun tangga. Sebagai tambahan informasi, kamar (apato) saya ada di lantai 5 sedangkan tempat kerja saya ada di lantai 9. Menghindari penggunaan lift, selain menghemat energi, akan memudahkan saya untuk mencapai target harian 8000 langkah per hari. Setidaknya saya harus pulang ke rumah dua kali, makan siang dan makan malam, sehingga saya harus bolak-balik turun dari lantai 5 ke lantai satu, jalan 500 m, dan naik dari lantai 1 ke lantai 9, setiap harinya.

Ilustrasi naik-turun tangga; sebagaimana uang, naik-turun juga juga bermanfaat [2]
Ilustrasi naik-turun tangga; sebagaimana uang, naik-turun juga juga bermanfaat [2]


Di sebuah artikel berjudul "Heart rate, oxygen uptake, and energy cost of ascending and descending the stairs" dilaporkan bahwa olahraga ringan naik-turun tangga itu bermanfaat dan disarankan. Berdasarkan hasil studi [1], tingkat detak jantung (heart rate), pengambilan oksigen (oxygen uptake), dan energi yang tebakar saat naik dan turun tangga baik untuk aktivitas fisik. Lebih detail hasil penelitian tersebut secara numerik untuk data 30 detik setelah naik 180 anak tangga dari lantai 1 sampai lantai 11 adalah sebagai berikut:
  • oxygen uptake: 33.5 $\pm$ 4.8 mL/kg/min
  • bpm (beat per minute): 159 $\pm$ 15 bpm
  • kalori terbakar: 19.7 kcal
Data untuk turun tangga (11 lantai, 180 anak tangga):
  • oxygen uptake: 17 $\pm$3.8 mL/kg/m
  • bpm: 107 $\pm$ 18 bpm
  • kalori terbakar: 9.0 kcal
Yang menarik bagi saya, ternyata turun tangga pun juga bermanfaat, meski tidak sebermanfaat naik tangga. Dari data tersebut, kata penulisnya, olahraga naik-turun tangga bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh sesuai yang disyaratkan oleh ASCM ( American College of Sports Medicine). Semangat berolahraga!


Referensi
  1. K. C. Teh and A. R. Aziz, “Heart rate, oxygen uptake, and energy cost of ascending and descending the stairs:,” Medicine & Science in Sports & Exercise, vol. 34, no. 4, pp. 695–699, Apr. 2002, doi: 10.1097/00005768-200204000-00021.
  2. https://www.wannapik.com/vectors/58425

Monday, September 07, 2020

Python check if file/directory exist

This is a documentation for myself. To check if a file or directory already exists, use the following ways.
 
Check file or directory
import os
os.path.exists('filename')
Check file only
import os
os.path.isfile('filename')
Create the file if not exist
if not os.path.exists('file'): 
 os.mknod('file') 
Create a directory if not exist
if not os.path.exists('file'): 
 os.mkdir('file') 
Please note that the last commands will complain (shows error) if the file or directory 'file' exists. To throw complain, it is better to use `os.makedirs` with argument `exist_ok=True`. It also enables creation of subdirectories with their parent (like bash `mkdir -p`).
os.makedirs('parent-dir/sub-dir', exist_ok=True)
The last one is my favourite since it will create folder if not exist and don't throw error if it is exist.

Friday, August 28, 2020

Menulis disertasi: bacaan sebelum tidur bagi mereka yang tidak bisa tidur

Artikel ini merupakan terjemahan bebas saya atas tulisan Douglas E. Comer di website pribadinya [1], sebuah pengantar tidur untuk menulis disertasi. Beberapa batasan tulisan ini yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut.
  • Meski ditujukan untuk disertasi berbahasa Inggris, tips/prinsip di bawah ini bisa saja diaplikasikan pada tulisan ilmiah berbahasa Indonesia (khususnya tugas akhir/tesis/disertasi). 
  • Meski ditujukan untuk disertasi, prinsip-prinsip di bawah ini bisa juga diaplikasikan pada karya tulis jenis lain.
  • Meski ditujukan untuk mahasiswa sains komputer (computer science), prinsip berikut juga bisa diaplikasikan untuk disertasi bidang lain.

Untuk para kandidat:

Jadi anda sedang menyiapkan untuk menulis disertasi doktoral anda di bidang sains komputer (seperti saya saat ini). Kecuali anda telah memiliki pengalaman menulis berbagai dokumen formal sebelumnya, anda akan terkejut: menulis disertasi itu sulit!

Ada dua jalur untuk mencapai kesuksesan menulis disertasi:
  • Perencanaan yang matang
  • Hanya sedikit yang menempuh jalur ini. Sedikit orang tersebut meninggalkan universitasnya dengan sangat cepat sehingga mereka tidak diperhatikan. Jika anda menginginkan impresi lama dan karir panjang sebagai mahasiswa pasca sarjana, jangan memilih jalur ini.
  • Ketekunan
  • Yang perlu anda lakukan adalah bertahan dari komite doktoral anda. Berita baiknya, mereka umumnya lebih tua dari anda, jadi anda bisa menebak siapa yang akan "berakhir" duluan. Berita buruknya, mereka lebih berpengalaman dari anda dalam permainan ini.
Beberapa arahan berikut ini mungkin membantu anda ketika anda telah serius menulis disertasi anda. Daftar tersebut berlaku selamanya, tanpa pengecualian, dan anda mungkin tidak ingin membacanya dalam sekali waktu. Namun, bacalah arahan ini sebelum anda memulai menulis disertasi anda.

Ide dasar:

  1. Sebuah tesis adalah hipotesis atau penerkaan
  2. Sebuah disertasi doktoral adalah dokumen formal, panjang, yang berargumen dalam mempertahankan tesis, pernyataan yang didukung oleh argumen. (Terminologi tesis sendiri digunakan untuk merujuk dokumen, arti ketiga dalam bahasa Inggris).
  3. Dua kata sifat yang penting untuk menggambarkan disertasi adalah: orisinil dan substansial (KBBI: bersifat inti). Penelitian yang dilakukan harus mendukung keduanya dan disertasi yang ditulis juga harus menunjukkan hal tersebut. Secara spesifik, sebuah disertasi menunjukkan kontribusi orisinil.
  4. Metode saintifik berarti memulai dengan hipotesis dan kemudian mengumpulkan untuk mendukung atau menyanggah hipotesis tsb. Sebelum seseorang dapat menulis disertasi untuk mempertahankan sebuah tesis tertentu, dia harus mengumpulkan bukti untuk mendukung hipotesis tersebut. Oleh karenanya, aspek tersulit dari menulis disertasi adalah mengorganisir bukti-bukti (hasil) dan mengasosiasikan diskusi dalam bentuk yang koheren.
  5. Esensi dari disertasi adalah pemikiran kritis, bukan data eksperimen. Analisis dan konsep membentuk inti pekerjaan penelitian.
  6. Sebuah disertasi berkonsentrasi pada prinsip: dia menyatakan apa yang telah dipelajari, bukan hanya fakta dibaliknya.
  7. Secara umum, setiap statemen dalam disertasi harus didukung oleh referensi atau pekerjaan yang dilakukan. Sebuah disertasi tidak mengulang detail dari pemikiran kritis dan analis yang telah dipublikasikan; disertasi menggunakan hasil penelitian sebelumnya sebagai sebuah fakta dan menyarankan pembaca untuk merujuk pada sumber asli untuk detail lebih lanjut.
  8. Setiap kalimat dalam disertasi harus komplet dan benar secara tata bahasa. Sebuah disertasi harus memenuhi persyaratan ketat tata bahasa formal (singkatan, tidak ada bahasa cakapan, tidak jargon yang tidak didefinisikan, tidak ada bahasa slang, tidak ada bahasa alay, dst). Sebaliknya, penulisan dalam disertasi harus sejelas-jelasnya. Ketidakjelasan menyebabkan masalah; terminologi dan prosa harus dapat dibedakan. Setiap kata harus menyampaikan maksudnya secara jelas sesuai yang diniatkan/dimaksudkan, tidak kurang dan tidak lebih.
  9. Setiap pernyataan/statemen dalam disertasi harus benar dan dapat dipertahankan secara logis dan saintifik. Diskusi dalam disertasi harus memenuhi aturan logika yang berlaku dalam sains dan matematika.

Apa yang harus dipelajari dari latihan:

  1. Semua ilmuwan perlu mengkomunikasikan penemuannya; disertasi doktoral adalah latihan untuk berkomunikasi dengan ilmuwan lainnya.
  2. Penulisan disertasi mensyaratkan seorang mahasiswa untuk berpikir secara mendalam, mengumpulkan argumen-argumen untuk meyakinkan ilmuwan lainnya dan mengikuti aturan yang ketat, presentasi formal dari argumen dan diskusi.

Aturan praktis:

Tulisan yang baik penting dalam penulisan disertasi. Bagaimanapun, tulisan yang baik tidak dapat mengkompensasi lemahnya ide atau konsep. Justru sebaliknya, presentasi yang jelas selalu menujukkan kelemahan ide.

Definisi dan terminologi:

  1. Setiap term/istilah yang digunakan dalam disertasi harus didefinisikan dengan mengacu publikasi ilmiah sebelumnya (untuk standardisasi term dengan arti umum) atau didefinisikan dengan presisi, tidak ambigu sebelum istilah tersebut digunakan (untuk istilah baru atau istilah standar yang digunakan tidak pada umumnya) (Lihat teknik ke-6 pada artikel prinsip dasar logika).
  2. Setiap istilah harus digunakan hanya untuk satu makna/arti sepanjang disertasi.
  3. Cara termudah untuk menghindari pendefinisian istilah secara panjang lebar adalah dengan memasukkan pernyataan: "the terminology used throughout this document follows that given in [CITATION].''Kemudian, berikan perbedaannya jika ada.
  4. Bab "introduction" dapat memberikan intuisi dari istilah yang digunakan dan akan didefinisikan lebih presisi kemudian.

Istilah dan frasa yang sebaiknya dihindari (Bahasa Inggris):

  • adverb: kata keterangan, kata jenis ini banyak digunakan secara berlebihan dalam disertasi.
  • jokes or puns: guyon atau humor, tidak seharusnya ada dalam disertasi.
  • ``bad'', ``good'', ``nice'', ``terrible'', ``stupid'': Gunakan kata-kata kuantitatif/kategorikal daripada kualitatif seperti ini, misal: 80%, "benar", "salah".
  • ``true'', ``pure': penghakiman (dalam arti "baik")
  • ``perfect'': tidak ada yang sempurna.
  • ``an ideal solution'': menghakimi lagi.
  • ``today'', ``modern times': Hari ini adalah besoknya kemarin.
  • ``soon': seberapa soon? nanti malam? dekade selanjutnya?
  • ``we were surprised to learn...'': meski memang demikian, mau apa?
  • ``seems'', ``seemingly'',: tidak masalah bagaimana sesuatu muncul.
  • ``would seem to show'': semua permasalahan adalah fakta.
  • ``in terms of'': biasanya tidak jelas.
  • ``based on'', ``X-based'', ``as the basis of'': hati-hati, bisa menyamarkan arti.
  • ``different'': apakah yang dimaksud "various"; berbeda dari apa?
  • ``in light of'': ragam cakapan.
  • ``lots of'': samar dan cakapan.
  • ``kind of'': samar dan cakapan.
  • ``type of'': samar dan cakapan.
  • ``something like'': cakapan.
  • ``just about'': cakapan.
  • ``number of'': samar, pernyataan kuantitatif lebih disukai.
  • ``due to'': cakapan.
  • ``probably'': hanya jika disertai probabilitas statistik.
  • ``obviously, clearly'': hati-hati, apakah jelas kepada pembaca?
  • ``simple'': dapat memiliki konotasi lain, misal "simpleton"
  • ``along with'': gunakan "with" saja.
  • ``actually, really'': definisikan secara presisi untuk mengeliminasi perlunya klarifikasi.
  • ``the fact that'': membuat kalimat meta, gunakan frasa lain.
  • ``this'', ``that'': Seperti pada kalimat "This causes concern." Alasan: "This" dapat merujuk pada subyek dari kalimat sebelumnya, seluruh kalimat, atau seluruh paragraf, seluruh seksi sebelumnya, dll. Lebih penting lagi, "this" juga dapat diinterpretasikan dalam arti konkrit atau meta-konkret. Sebagai contoh: "X does Y. This means ... ." Pembaca dapat mengasumsikan "this" merujuk pada Y atau berdasarkan fakta bahwa X melakukan Y. Meski dalam bentuk restriktif (lebih baik), misal "this computation", frasa tsb sering terlihat lemah dan ambigu.
  • ``You will read about...'': Sudut pandang kedua ("you") tidak memiliki tempat dalam disertasi.
  • ``I will describe...'': Sudut pandang pertama tidak memiliki tempat dalam disertasi. Gunakan self-reference, misal: "Chapter 10 describes... ."
  • ``we'' seperti pada ``we see that'': Jebakan yang sebaiknya dihindari. Alasan: kebanyakan kalimat dapat dimulai dengan "we" karena "we" dapat merujuk pada: pembaca dan penulis, penulis (termasuk pembimbingnya), penulis dan tim riset, ilmuwan eksperimental komputer, seluruh grup komunitas sains, komunitas sain, atau grup lainnya.
  • ``Hopefully, the program...'': program komputer tidak berharap, kecuali diimplementasikan sistem AI. Jika anda menulis disertasi di bidang AI, berkonsultasilah ke ahli lainnya, setiap bidang punya gayanya masing-masing.
  • ``...a famous researcher...'': tidak masalah terkenal atau tidak. Faktanya, pernyataan ini adalah prasangka.
  • ``few, most, all, any, every'' : Hati-hati menggunakan istilah ini. Sebuah disertasi haru presisi. Jika ada kalimat " Most computer systems contain X", anda harus bisa mempertahankan argumen ini. Apakah anda tahu faktnya? Berapa komputer yang terjual kemarin?
  • ``must'', ``always'': Yakin?
  • ``should'': Siapa yang mengatakan demikian?
  • ``proof'', ``prove'': Kecuali dapat dibuktikan secara matematik.
  • ``show'': Jika digunakan dalam arti yang sama dengan "prove", maka "show" harus didukung oleh bukti formal/matematika.
  • ``can/may'': ibu anda mungkin bisa menjelaskan perbedaanya (may: formal, can: ability; You may use can if you wish, and you can use may if it makes you feel better.)

Kalimat aktif vs. pasif:

Gunakan konstruksi kalimat aktif. Sebagai contoh, tulis "the operating system starts the device" daripada "the device is started by the operating system."

Tense:

Tulis dalam bentuk present tense (bentuk sekarang). Sebagai contoh, tulis " The system writes a page to the disk and then uses the frame..." daripada "The system will use the frame after it wrote the page to disk..."

Definisikan negasi di awal:

Contoh: tulis "no data block waits on the output queue" daripada "a data block awaiting output is not on the queue." 

Tata bahasa dan logika:

Berhati-hatilah bahwa subyek setiap kalimat sesuai dengan kata kerja yang dilakukanya. Kalimat "Programs must make procedure calls using the X instruction" tidak sama dengan kalimat "Programs must use the X instructuion when they call a procudere." Kalimat pertama salah. Contoh lainnya, "RPC requires programs to transmit large packets" tidak sama dengan "RPC requires a mechanism that allows programs to transmit large packets."
Semua ilmuwan komputer seharusnya tahu aturan logika. Sayangnya, aturan tersebut lebih sulit diikuti ketika bahasa tulisan adalah Bahasa Inggris, bukan persamaan-persamaan matematika. Sebagai contoh, kalimat "There is a compiler that translatesthe N languages by..." berarti ada satu compiler eksis yang menangani semua bahasa, sedangkan kalimat "For each the N languages, there is a compiler that translates..." berarti ada 1 compiler, 2 compiler, atau N compiler. Ketika menggunakan simbol matematika, perbedaannya sangat jelas karena frase "for all" dan "there exist" adalah berlawanan.

Fokus pada (cara mendapatkan) hasil, bukan orang atau kejadiannya:

"After working eight hours in the lab that night, we realized ..." tidak memiliki tempat dalam disertasi. Tidak masalah bagaimana sulit atau berapa lama anda bekerja untuk mendapatkan hasilnya. Contoh lainnya: "Jim and I arrived at the numbers shown in Table 3 by measuring..". Letakkan ucapan terima kasih pada Jim di bab "Acknowledgement", tetapi jangan memasukkan nama (termasuk nama anda sendiri) pada bagian isi disertasi. Anda mungkin akan berusaha untuk menjelaskan secara detail tahapan mendapatkan hasil penelitian. Hindari hal tersebut secara total. Sebagi tambahan, jangan mendokumentasikan pengaruh mistis, misal: "if that cat had not crawled through the hole in the floor, we might not have discovered the power supply error indicator on the network bridge''. Jangan pernah memberi atribusi pada hal mistis atau keanehan yang mempengaruhi hasil penelitian anda. Secara ringkas: gunakan fakta. Deskripsikan hasil tanpa memasukkan reaksi anda terhadap kejadian, yang mungkin saja membantu, ketika mendapatkan hasil tersebut.

Hindari penilaian/penghakiman pribadi:

Kedua contoh berikut tidaklah tepat: ``The method outlined in Section 2 represents a major breakthrough in the design of distributed systems because...'' ``Although the technique in the next section is not earthshaking,...''

Merujuk pada karya tulis, bukan penulisnya:

Penulis disertasi harus menyitasi karya tulis, bukan penulisnya. Oleh karenanya, gunakan kata kerja bentuk tunggal (singular) untuk merujuk larya tulis meski ditulis oleh banyak penulis. Sebagai contoh "Johnson and Smith [J&S90] reports that...''.
Hindari frasa "the authors claim that X." Penggunaan kata "claim" meragukan "X" karena merujuk pada pemikiran penulis, bukan fakta penulisan. Jika anda setuju bahwa "X" adalah benar, maka nyatakan dengan "X" diikuti dengan referensinya. Jika harus merujuk ke karya tulis daripada hasislnya, katakan "the paper states that ..." atau "Johnson and Smith [J&S 90] presents an evidence that ... ".  

Konsep vs. contoh:

Pembaca bisa menjadi bingung ketika batas antara konsep dan contoh tidak jelas. Contoh yang umum termasuk: sebuah algoritma dan program tertentu sebagai implementasinya, bahasa pemrograman dan compiler, abstraksi umum dan implementasi tertentu dari sistem komputer, struktur data dan contoh penggunaan memorinya.

Terminologi untuk konsep dan abstraksi:

Ketika mendefinisikan istilah untuk sebuah konsep, berhati-hatilah untuk memutuskan bagaimana suatu ide diterjemahkan kedalam suatu implementasi. Pertimbangkan contoh berikut ini:
VM systems include a concept known as an address space. The system dynamically creates an address space when a program needs one, and destroys an address space when the program that created the space has finished using it. A VM system uses a small, finite number to identify each address space. Conceptually, one understands that each new address space should have a new identifier. However, if a VM system executes so long that it exhausts all possible address space identifiers, it must reuse a number.
Poin penting contoh di atas adalah diskusi dalam tulisan tersebut hanya masuk akal karena "address space" didefinisikan secara independen dari "address space identifier". Jika penulis mengharapkan diskusi perbedaan antara  konsep dan implementasinya, maka perbedaan antar keduanya harus terlihat jelas. 

Pengetahuan vs. data:

Adalah fakta bahwa hasil eksperimen disebut data. Istilah pengetahuan (knowledge) mengimplikasikan data yang telah dianalisa, dikondensasi, atau dikombinasikan dengan data dari eksperimen lain untuk menghasilkan informasi yang berguna.

Sebab dan akibat:

Sebuah disertasi harus secara hati-hati memisahkan hubungan sebab-akibat dari korelasi statistik sederhana. Sebagai contoh, jika semua program komputer yang ditulis di lab Profressor x membutuhkan memori lebih banyak daripada program komputer yang ditulis di lab Professor Y, bisa jadi tidak ada hubungannnya sama sekali dengan kedua professor ataupun programmernya (misal, mungkin orang-orang di lab Professor X sedang bekerja pada aplikasi yang membutuhkan memori lebih banyak daripada aplikasi yang dikembangkan di lab Professor Y).

Hanya mengambil kesimpulan yang kuat:

Penulis harus berhati-hati untuk hanya mengambil kesimpulan yang didukung bukti-bukti. Sebagai contoh, jika program komputer berjalan lebih lambat di komputer A daripada kompter B, maka tidak dapat disimpulkan bahwa komputer A lebih lambat dari komputer B kecuali penulis membahas perbedaan sistem operasi, divais input-output, ukuran memori, memori cache, atau lebar pita bus internal. Faktanya, penulis juga harus menghindari penilaian antar kedua komputer kecuali telah mendapatkan hasil dari eksperimen kontrol (misal, menjalankan satu set program beberapa kali, setiap kalinya ketika komputer dalam keadaan diam/idle). Bahkan jika penyebabnya sangat jelas, penulis tidak dapat menyimpulkan kecuali dengan bukti yang kuat.

Komersial dan sains:

Dalam disertasi saintifik, penulis tidak boleh mengambil kesimpulan berdasarkan kesuksesan ekonomi atau komersialisasi dari suatu idea/metode, tidak juga berspekulasi pada sejarah pengembangan ide. Seorang ilmuwan harus tetap obyektif tentang keunikan ide secara independen dari kepopuleran komersial. Sebagai tambahan, seorang ilmuan tidak seharusnya mengasumsikan bahwa sukses komersial menjadi ukuran dari bekerjanya suatu ide (banyak produk populer justru tidak didesain dan direkayasa dengan baik). Oleh karenanya, statemen seperti  ``over four hundred vendors make products using technique Y'' tidak relevan dalam disertasi.

Politik dan sains:

Seorang ilmuwan menghindari semua pengaruh politik ketika mengkaji suatu ide. Jelas tidak menjadi masalah ketika organisasi pemerintahan, partai politik, grup keagamaan, atau organisasi lainnya mendukung suatu ide. Lebih penting dan sering terlewatkan, tidak menjadi masalah ketika sebuah ide berasal dari ilmuwan yang telah memenangkan hadiah Nobel ataupun mahasiswa tingkat satu. Penulis harus mengkaji sebuah ide secara independen dari sumbernya.

Struktur disertasi:

Secara umum, setiap disertasi harus mendefinisikan masalah yang memotivasi penelitian, menjelaskan mengapa masalah tersebut penting. memaparkan apa yang telah dilakukan (oleh peneliti lain), dan apa kontribusinya yang baru, mendokumentasikan eksperimen yang memvalidasi kontribusi, dan mengambil kesimpulan. Tidak ada struktur baku untuk sebuah disertasi: setiap struktur adalah unik. Bagaimanapun, penulis baru untuk disertasi dibidang sains komputasi eksperimental akan menemukan contoh berikut sebagai awalan yang baik untuk menulis disertasi.
  • Chapter 1: Introduction
  • Berisi deskripsi umum dari permasalahan; mengapa hal tsb penting; ringkasan dari pencapaian dan pernyataan hipotesis dari pertanyaan spesifik yang akan dieksplorasi. Buat bab ini dapat dipahami oleh semua orang.
  • Chapter 2: Definitions
  • Berisi istilah-istilah baru. Definisikan secara presisi, singkat, dan tidak ambigu.
  • Chapter 3: Conceptual Method
  • Deskripsikan konsep utama yang melatarbelakangi pekerjaan anda. Buat bab ini sebagai theme yang menghubungkan semua argumen anda. Bab ini harus menjawab pertanyan yang diekspose di bab pertama pada level konsep. Jika diperlukan, tambahkan bab tambahan untuk memberikan alasan tambahan tentang permasalahan atau solusinya.
  • Chapter 4: Experimental Measurements
  • Deskripsikan hasil eksperimen yang memberikan bukti untuk mendukung kesimpulan anda. Biasanya eksperimen tersebut menitik beratkan pada proof-of-concept (mendemonstrasikan bekerjanya suatu teknik/metode efisiensi (mendemonstrasikan suatu teknik/metode memberikan hasil yang lebih baik dari metode yang telah ada).
  • Chapter 5: Corollaries and Consequences
  • Deskripsikan variasi, ekstensi, dan aplikasi lain dari ide utama.
  • Chapter 6: Conclusions 
  • Buat ringkasan dari apa yang telah dipelajari dan bagimana hal tsb dapat diimplemtasikan. Sebutkan kemungkinan untuk penelitian selanjutnya.
  • Abstract
  • Sebuah (atau beberapa) paragraf pendek yang berisi ringkasan disertasi. Deskripsikan permasalahan dan pendekatan penelitian. Sebutkan kontribusi utamanya.

Urutan yang direkomendasikan saat menulis:

Cara termudah untuk membangun sebuah disertasi adalah dari luar ke dalam. Mulai menulis dari bab yang menggambarkan penelitian anda (Bab 3, 4, 5 dalam outline di atas). Kumpulkan semua term/istilah ketika muncul dan definisikan tiap istilah tersebut. Definisikan setiap term teknik, meski istilah digunakan dengan cara konvensional.
Organisasikan setiap definisi adalam sebuah bab. Buat definisi secara presisi dan formal. Review bab tersebut untuk memverifikasi penggunaan term teknis melekat pada definisinya. Setelah membaca bab selanjutnya untuk memverifikasi terminologi, tulis kesimpulannya (Bab 6). Tulis pengantarnya (Bab 1) kemudian. Terakhir, lengkapi dengan abstrak. 

Kunci sukses:

Tidak ada kunci sukses selain latihan. Tidak ada yang pernah belajar untuk menulis dengan membaca esai seperti ini. Sebaliknya, anda butuh latihan, latihan, dan latihan. Setiap hari.

Pemikiran terakhir:

Kami meninggalkan anda dengan beberapa ide berikut untuk dipikirkan. Jika ide-ide tersebut tidak berarti untuk anda sekarang, revisi ide-ide ini ketika anda menyelesaikan disertasi anda.
After great pain, a formal feeling comes.
-- Emily Dickinson
A man may write at any time, if he will set himself doggedly to it.
-- Samuel Johnson
Keep right on to the end of the road.
-- Harry Lauder
The average Ph.D. thesis is nothing but the transference of bones from one graveyard to another.
-- Frank J. Dobie


Referensi
[1] https://www.cs.purdue.edu/homes/dec/essay.dissertation.html
[2] https://www.cs.purdue.edu/homes/dec/essay.escape.html
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...