Sunday, May 31, 2015

Writing Email in Japanese: Some Styles

The style in writing letters/emails in Japanese maybe varies from one to another. I thought that this might be that some used it based on to whom and the email content. I found five email writing styles below. Feel free to add any additional information regarding the social customization of written material below.

For simple email, there will: salutation (宛先)、greeting (あいさつ), email content/information (詳しい情報), ending (むすび) and signature (署名). If you request a reply, don't forget to add the request for a reply (返事の要求). The full structure of Japanese email (example for invitation/誘いのメール) is as pictured below.
Structure of Japanese invitation email [1]


Here are some styles when writing an email in Japanese.

Style #1
The first thing you do in any letter is to state who you are addressing. In English it would look something like "Dear + Name," or "To + Name," in Japanese, it looks a lot like the second version "name + へ、” へ is the directional target marker so it could be translated as to, example:
    山田さんへ、

    ...email content....

    これからも、よろしくお願いします
    バグスより
The word yori (より)in the last line is optional.

Style #2
I never used this style but I found it in a book [1]. Start with the address name and 拝啓. 
After that, you have a few options as to what you do next. A formal letter (i.e., a letter to your boss, a company, or someone you don`t know) is best to be started with the information requested. Then don't forget to close with such a phrase as 敬具。 Here is an example.

Saturday, May 23, 2015

Interaural Time Difference (ITD)

ITD merupakan kepanjangan dari interaural time difference,  yakni perbedaan waktu tempuh sumber suara ke telinga kiri dan telinga kanan. Apa pentingnya ITD ini? Penting sekali, dengan ITD kita bisa memperkirakan dan mengetahui sumber suara tanpa melihatnya. Coba tutup mata anda, dan dengarkan suara yang ada, kemudian perkirakan di mana letak sumber suara tersebut. Sekarang buka mata anda, dan crosscheck posisi sumber suara yang anda perkirakan tadi, persis dengan perkiraan anda.

Ilustrasi 1: Sumber suara pada 0 derajat dan 30 derajat. Pada 0 derajat ITD adalah 0, sedang pada 30 derajat ITD dapat dicari pada gambar/grafik 3 (sumber: Thesis BT Atmaja [1], dok pribadi)

Teori Duplex
Teori tentang ITD ini pertama kali dikemukakan oleh Lord Rayleigh (1907) yang menyatakan bahwa perbedaan suara yang sampai pada telinga dapat dicari/dihitung,
provided evidence that timing differences between the ears were detectable
Teori duplex Lord Rayleigh ini mengandung dua dasar pengukuran sensitivitas pada ILD (Interaural level difference, "beda level") dan sensitivitas pada ITD ("beda waktu") sebagai berikut.

Tuesday, May 19, 2015

Becasuse it's there: Catatan Perjalanan Latimojong

Orang yang bersusah payah mendaki gunung pasti memiliki tujuan tertentu. Ada yang ingin melihat pemandangan yang indah dan udara bersih; ada yang ingin mendapatkan suasana yang tenang, sunyi, dan temaram; ada yang ingin mencari penghasilan tambahan atau justru mendaki adalah penghasilan utamanya seperti para porter; ada yang berambisi menaklukkan sebanyak mungkin puncak gunung sebelum dia mencapai check point tertentu seperti menikah, kerja, atau usia tua; namun ada juga yang tujuannya sederhana saja, seperti kata-kata George Mallory: “Because It’s There”.

Di perjalanan menuju Latimojong

Setelah sedikit merenung, sepertinya saya termasuk yang terakhir.

Kalau mencari ketenangan, ngapain jauh-jauh mendaki gunung. Camping kemana aja bisa. Kalau mencari pemandangan indah, ke Argopuro atau Rinjani aja. Lengkap alamnya. Kalau bertujuan mendaki seven summits, harusnya Rinjani dulu (hingga tulisan ini diunggah, saya belum pernah ke Rinjani). Lebih rame, lebih mudah aksesnya, dan banyak temennya. Jadi, mengapa saya memilih mendaki Latimojong yang nun jauh di Sulawesi sana? Entahlah. Mungkin bener kata Mallory. Because It’s There.

Singkat saja, saya ikut salah satu open trip dari internet. Tinggal bayar, diantara-jemput di Bandara, dibawakan tenda serta sleeping bag, dan makan—termasuk selama pendakian—semua udah beres. Tinggal beli tiket PP SUB-UPG saja.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...