Wednesday, August 20, 2008

Hidup dan matinya hati

Muhammad Ibnu ’Ajibah, murid Ibnu Athoillah memberikan keterangan (sarah) tentang sebab-sebab hidup dan matinya hati. Hati itu bisa hidup dan sebaliknya bisa pula mati, layaknya lampu yang bisa menyala hidup dan bisa pula mati padam. Sebab-sebab matinya hati menurut Muhammad 'Ibnu Ajibah tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Cinta dunia yang berlebih-lebihan
  2. Lalai dari ingat pada Allah SWT
  3. Puas/bangga terhadap dosa yang telah dilakukannya.
Dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda,
أَلا وإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وإذَا فَسَدَت فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلا وَهيَ القَلْبُ.“ رواه البخاري ومسلم
Artinya:
“Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika segumpal daging itu baik, maka akan baik seluruh tubuh manusia, dan jika segumpal daging itu buruk, maka akan buruk seluruh tubuh manusia, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hati (iman) kita bagai tumbuhan yang perlu dipupuki, disiram dan dirawat. Bagaimana memupuk, menyiram dan merawatnya agar hidup subur? Sebab-sebab hidupnya hati seseorang menurut Muhammad Ibnu ’Ajibah adalah sebagai berikut:
  1. Tidak rakus pada dunia
  2. Senantiasa ingat (dzikir) pada Allah SWT
  3. Berteman dengan wali/kekasih Allah.
Itulah sebab hidup dan matinya hati. Sedang sebagian daripada tanda matinya hati yaitu jika kita tidak merasa sedih (susah) karena tertinggalnya suatu amal perbuatan kebaikan, (kewajiban), juga tidak menyesal jika terjadi berbuat suatu pelanggaran dosa (Al-Hikam, hikmat ke-58).

Hati itu juga bisa bisa kotor dan juga bisa bersih. Seperti lampu yang kotor, untuk membersihkannya perbanyaklah membaca kalimat tauhid, Laa ilaha ilallah. Dan untuk menghidupkan hati, bacalah ”Ya hayyu Ya qoyyuum, Laa ilahailla anta” sebanyak 40x sebelum subuh.


(Disarikan dari pengajian Al-Hikam di Masjid Asy-Syakur, Peneleh Surabaya di bawah asuhah Ust. Abdullah Bahreisy, Minggu 17 Agustus 2008)

Monday, August 18, 2008

Bersepeda ke Maospati

Jumat, 8 Agustus 2008, Aku sempatkan ikut pengajian dulu di Masjid Peneleh. Selesai pengajian kulipat sarung dan kemejaku, ku masukkan tas. Mumpung di masjid, sebelumnya aku sholat dan berdoa: semoga perjalananku ini dimudahkan olehNya, tidak ada halangan, selamat sampai tujuan, dipercepat dan dipersingkat olehNya.

Rute Perjalanan: Surabaya - Maospati

Jam 6 lebih dikit aku berangkat, menyusuri jalan gembongan, melewati grahadi, menuju raya darmo dan akhirnya memasuki jalan raya A. Yani, pintu gerbang keluar masuk kota Surabaya.

Sepeda Balap ku, Siap berangkat dengan Cat baru
 
Meninggalkan bundaran waru berarti aku telah meninggalkan kota Surabaya  Ku kayuh sepedaku semakin cepat meninggalkan sepanjang, Krian dan akhirnya sampai di Mojokerto. Aku sarapan disana, di warung sederhana pinggir jalan. Sampai saat itu perjalanan masih terasa ringan dan kulanjutkan hingga sampai Jombang.


Waktu menunjukkan pukul 10 tepat saat aku sampai di masjid Takmiriyah, depan pasar Peterongan Jombang  Aku istirahat, wudhu dan sholat dhuha lagi. Sebelumnya aku janjian ma temanku bertemu di masjid itu namun ternyata dia menelefonku agar aku langsung menuju masjid agung di sebelah barat aloon-aloon Jombang  Tanpa buang waktu aku langsung kesana. Ketemu dengan temanku dan menuju rumah temanku yang lain.


Sepeda Balap ku, Sebelum Berangkat dari Surabaya

Akhirnya nyampe rumah temanku. Hampir separuh perjalanan telah ku lalui, 80 km plus muter-muternya yang kurang lebih 20 km, total 100 km.

Di jombang aku mandi (suegerrr), nyantai2, ngobrol, minum, dan lain2, pokoknya melepas rindu ma kedua temanku itu. Ku luruskan kakiku meski ga begitu capek sambil kupijiti sendiri biar nanti lebih fit. Jam 11.30 kami menuju masjid Tugu untuk sholat Jumat dan ba’da jumatan kedua temanku mentraktirku makan di RM Moro Seneng, depan kolam renang Banyu Biru, dekatnya Kebon Rojo, Jombang. Seletah itu balik ke rumah temanku.


Waktu hampir mendekati jam 2, aku izin pamit agar nanti bisa melewati hutan saradan-caruban sebelum gelap. Kami (aku maksudnya) foto, pose bersepeda lengkap dengan helm dan kacamata pelindung layaknya atlet sepeda balap olimpiade. Aku berangkat lagi...


Sepeda Balap ku, tampak dari Belakang

Sampai Nganjuk (jam 4 pas) perjalanan masih tidak begitu berat, aku capek namun masih kuat. Ku berhenti sebentar untuk beli minum, Es Legen, menghilangkan dahaga sekaligus istirahat.

Setelah itu tantangan benar-benar nyata di hadapan mata, memasuki Bagor jalanan mulai menanjak, naik, turun, naik lagi dan turun lagi. Selesai melewati Wilangan, hutan Saradan sudah menanti. Jalanan sempit, tanjakan makin tinggi dan bus-bus seenaknya sendiri memakai jalan itu, seperti jalan itu milik mbahnya saja. Jam 5 sore aku terperangkap di hutan saradan-caruban, sekuat tenaga mengayuh sepeda agar bisa sampai rumah. Jalanan sempit dan gelap. Sesekali aku harus keluar lintasan karena jalannya nggak muat, aku harus ngalah dengan bus dan truk gandeng. Akhirnya dengan perjuangan berat aku akhirnya bisa melewati Caruban menuju kota Madiun  maghrib sudah berlalu, jalanan semakin gelap dan sepedaku tidak memiliki lampu penerangan.



Saat paling nikmat naik sepeda adalah ketika jalannya menurun, ku lepas setir dan membentangkan kedua tanganku, nikmat banget. Kadang kalau jalannya cukup lebar dan datar aku lepas setir sambil smsan. Kalau capek di sepeda aku melakukan variasi posisi tubuhku, condong kedepan, mengangkat salah satu kaki secara bergantian. Berdiri tegak diatas pedal (tidak duduk di sadel), pokoknya posisi-posisi yang bisa menghilangkan capek, menghilangkan kebosanan sekaligus membuatku semangat untuk mengayuh sepedaku lagi.

Jam 7.30 malam aku sampai di terminal Maospati, Aku mbubur di situ, dua mangkok es bubur kacang ijo. Hmm nikmat...



Sampai rumah jama 8-an malam, ortuku kaget aku datang bersepeda. Apalagi ibuku, mau marah tapi aku sudah nyampe rumah. Keluargaku yang di surabaya baru saja kukabari kalau aku pulang naik sepeda. Seperti biasa, kalau jalan-jalan biasanya aku jarang pamit, biar mereka nggak cemas. Selain itu kalau pamit juga belum tentu diizinkan.. 

Benar-benar perjalanan yang menyeramkan, menegangkan dan melelahkan. Aku benar-benar kapok tapi ingin mengulanginya lagi, mencoba yang lebih menantang...


Kurang lebih 200 km telah kulalui, mengajarkan aku betapa kerasnya hidup di jalan. Bus telah menjadi raja jalanan, dan siapapun harus minggir kalau ada bus lewat, terutama bus yang namanya Sumber Kencono itu...

Bus Sumber Kencono, sedang bermanuver


Thank’s God, thank’s all. Semoga setelah ini aku bisa melakukan perjalanan yang lebih mendekatkan lagi padaNYA..


Note:
Jalan raya Surabaya-Maospati sebagaian tidak nyaman untuk bersepeda. Sangat tidak disarankan bersepda, khususnya jalur-jalur Mojokerto-Jombang, Jombang-Nganjuk dan Nganjuk-Madiun-Maospati. Semoga pemerintah kedepannya memberikan perhatian lebih untuk menyediakan jalur sepeda ini.

Brainwave Synchronization

Otak manusia diketahui menghasilkan gelombang-gelombang tertentu pada saat-saat tertentu pula. Otak kita terdiri dari milyaran neuron yang saling berhubungan satu sama lain. Kombinasi dari berjuta-juta neuron ini menghasilkan aktivitas elektrik yang sangat besar di dalam otak, yang dapat didekteksi dengan menggunakan peralatan kedokteran yang sangat sensitif (seperti EEG). Aktivitas elektrik hasil dari kombinasi neuron ini disebut dengan pola gelombang otak.

Pola gelombang otak akan berubah sesuai dengan apa yang dilakukan oleh orang tersebut, sebagai contoh pola gelombang otak orang yang sedang tidur sangat berbeda dengan pola gelombang otak orang yang sedang terjaga. Pola gelombang otak ini juga dapat dipengaruhi oleh rangsang dari luar yakni dari indera pendengaran, telinga. Telinga menerima input berupa suara dengan rentang frekuensi tertentu. Oleh Bassilar Membran frekuensi ini dipecah-pecah berdasarkan tingkatannya dari frekuensi rendah sampai frekuensi tinggi. Frekuensi yang diteruskan ke otak adalah fekuensi tengah (center frequency). Otak kemudian merespon dengan memberikan frekuensi yang sama, hal inilah yang disebut sinkronisasi gelombang otak (brainwave synchronization). Apabila gelombang suara yang masuk ke otak dapat diatur pada frekuensi tertentu, maka gelombang yag dihasilkan oleh otak pun juga pada frekuensi itu atau mendekati frekuensi tersebut.
Frekuensi gelombang otak diukur dalam satuan Hertz (Hz) atau perputaran per detik (cps). Berdasarkan penelitian yang dilakukan para ahli ada 4 pola gelombang otak manusia dimana setiap polanya membentuk kondisi mental yang berbeda. Gelombang-gelombang tersebut terdiri atas gelombang alfa, beta, teta dan delta.

Electroencephalography adalah eksplorasi neurofisiologi dari aktivitas elektrik pada otak dengan meletakkan elektroda pada kulit kepala. Hasil pelacakan dikenal sebagai electroencephalogram (EEG) yang merepresentasikan gelombang otak. Biasanya peranti ini digunakan untuk melihat kerusakan otak, penyakit epilepsi, dan kini mengukur libido seseorang. EEG juga dapat digunakan untuk membantu tipe pencitraan otak lainnya. Para ahli menggunakan EEG guna merekam gelombang otak selama pengujian. Cara ini pertama kali dikenalkan oleh Hans Berger pada 1929.


Perekaman gelombang dilakukan dengan menempatkan elektroda pada kulit kepala. Biasanya kulit kepala yang tergores luka dibalur gel untuk mengurangi impendansi. Setiap elektroda terhubung menuju masukan (input) dari setiap amplifier yang berbeda (satu amplifier untuk sepasang elektroda). Amplifier mengamplifikasi tegangan antarelektroda (1.000-100 ribu kali, atau 60-90 dB tambahan tegangan). Hasil perekaman akan muncul pada layar monitor komputer.


Tipe Gelombang yang dihasilkan oleh otak berdasarkan hasil Electroencephalography :
• Alfa: Rentang frekuensi 8,5-12 Hz. Irama gelombang alfa dapat terdeteksi dengan baik saat mata dipejamkan atau saat mengantuk. Pada dasarnya gelombang ini berhubungan dengan relaksasi dan gerbang awal kreatifitas

Gambar 2.1 Bentuk Gelombang Alpha

• Beta: Frekuensi di atas 12 Hz. Gelombang jenis ini tidak teratur. Amplitudo rendah dari gelombang beta terkait dengan keaktifan, kesibukan, atau kegelisahan berpikir serta aktifnya konsentrasi. Irama gelombang beta terkait dengan efek patologi dan obat. Pada dasarnya gelombang ini berhubungan dengan konsenstrasi penuh.

Gambar 2.2 Bentuk Gelombang Beta

• Delta: Rentang frekuensi hingga 4 Hz. Dapat terbangkitkan saat tertidur pulas. Atau pada dasarnya gelombang ini berhubungan dengan tidur lelap.
Gambar 2.3 Bentuk Gelombang Delta

• Teta: Rentang frekuensi 4,5-8 Hz. Berhubungan dengan perasaan mengantuk, masa kanak-kanak, masa remaja, dan awal-awal masa dewasa. Gelombang teta dapat muncul selama dalam keadaan tak sadarkan diri, saat tertidur lelap, bermimpi, atau sesaat sebelum tidur. Pengendalian meditasi atau yoga juga dapat menghasilkan gelombang teta. Atau secara kasar gelombang ini berhubungan dengan twilight state yang biasanya kita alami pada saat kita hampir tertidur dan berhubungan juga intuisi dan kreatifitas.
Gambar 2.4 Bentuk Gelombang Theta

Dengan merekayasa sinyal akustik yang masuk ke kedua telinga maka dapat ditentukan sinyal yang masuk ke otak. Misalnya telinga kiri diberi input 400 hz sedang telinga kanan diberi input 407 Hz, maka sinyal yang masuk ke otak adalah resultannya yakni sinyal 7 hz yang merupakan gelombang theta yang baik untuk relaksasi.


Referensi:
Bagus Tris A, dkk. 2006. IMPLEMENTASI EFEK PSIKOAKUSTIK: BRAINWAVE SYNCHRONIZATION UNTUK MENGOPTIMALKAN KEMAMPUAN BERPIKIR PESERTA DIDIK (LKTM ITS 2006)

Sunday, August 17, 2008

Sunset di atas Perahu..

Dua hari yang lalu aku merasakan nikmatnya sunset di atas perahu. Berdua dengan temanku kami menyebarangi bengawan solo yang cukup lebar sekedar untuk menikmati sunset. Sementara temanku mendayung perahu, aku memandang ke barat. Yellows, sang mentari perlahan lahan bergerak turun dan akhirnya menghilang di kejauhan. Sinarnya yang menembus awan menampilkan siluet yang cukup indah, benar2 suasana yang romantis. Sayang aku berdua dengan temanku cowok (hehe..), coba kalau itu cewek (ntar deh kalo udah nikah). Selama hampir setengah jam di perahu ngggak kerasa, akhirnya perahupun kami labuhkan kembali. Perahu tersebut milik tetangga temanku yang biasa digunakan untuk mencari ikan.

Sunset (picture from here)

Look at the sunset,
Look how they shine for you,
And everything you do,
Yeah, they were all yellow...

Sebuah Keinginan

Aku Ingin...

Aku ingin bersepeda sampai tanah brunei, mampir ke istananya sultan halsanah bolkiah untuk minum teh kemudian meneruskan perjalanan ke barat, menyeberang selat malaka, mengunjungi negara malaysia dan akhirnya kembali ke Indonesia lewat Sumatera. Turun terus ke bawah menikmati nuansa melayu di pulau andalas, dan kembali ke jawa melewati selat Sunda. Melanjutkan perjalanan yang tertunda, menaklukkan jawa bagian barat dengan sepeda balapku, biar semua jalan di jawa merasakan libasan ban sepedaku..

Aku ingin berpetualang sampai jazirah arab. Menangis, merenung, dan berdoa di Masjidil haram. Berdialog dengan Rasul di pusaranya, mengunjungi shohabat-shohabat rasul, dan merasakan terik panasnya udara gurun. Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha ingin kulewatkan di tempat itu, menjadi haji illegal yang dikejar-kejar polisi karena paspornya bukan paspor haji. Harramain, aku ingin menginjakkan kakiku di tanah yang didoakan para Nabi untuk menjadi negeri yang aman, baldatun toyyibatun warrabun ghoffur...

Aku ingin mengunjungi benua hitam, menapaki bekas-bekas kebengisan fira’un. Biarlah angin gurun sahara menampar wajahku, dan debu-mengotoriku, itu belum seberapa dibanding perjuangan kekasih Allah di tempat ini. Aku ingin melihat tunisia, maroko lebih dekat.. Aku ingin ziarah ke makam ibn athoillah Al-iskandary, dan sebelum pulang ku ingin mampir ke Al-Azhar, universitas islam paling terkemuka di dunia.


Aku ingin amerika menjadi saksi kepandaianku, mantuk-mantuk saat aku mempresentasikan karyaku, Takjub dan heran karna ada orang islam yang lebih pintar dari mereka, aku ingin membodohi mereka...

Aku ingin mencuri kepandaian orang eropa, membalik keadaan hingga mereka berguru kepadaku. Aku ingin mereka merasa bodoh, ilmu mereka tak ada apa-apanya, (Ya Rabb, Anugrahkan aku ilmu yang orang2 barat tak akan bisa menguasainya). Aku ingin membuat mereka putus asa..

Aku ingin... melihatnya tersenyum. Senyum yang menggetarkan hatiku. Senyum yang aku lebih memilihnya daripada aku mendapatkan dunia seisinya, senyum yang rela kutukar dengan segenap jiwa dan ragaku. Senyum yang mampu menghentikan dan membatalkan semua petualanganku. Senyum yang membawaku pada cinta yang sesungguhNYA, cinta pada Illahi.... dan aku ingin...... membuatnya tersenyum dalam bingkai Islam. Ku ingin mengajarkannya dan juga anak-anaknya, tentang indahnya islam.


Aku ingiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinnn.............
Aku ingin keinginanku dikabulkan polehNya, Amiin.

Monday, August 04, 2008

Aplikasi Laser GaAlAs utk Penyembuhan Luka

Laser merupakan suatu gelombang elektromagnetik yang dapat berinteraksi dengan biological tissue dengan efek samping bergantung dari daya dan exposure yang diterima oleh biological tissue tersebut. Hal inilah yang dijadikan sebuah dasar penggunaan laser untuk berbagai macam aplikasi penyembuhan luka. Pada paper ini akan dipaparkan aplikasi sebuah laser dengan bahan semikonduktor yakni Gallium-Aluminium-Arsenide yang memiliki panjang gelombang 800-nm untuk terapi penyembuhan luka pada kulit. Metode terapi yang dilakukan adalah penyinaran laser dengan objek percobaan yaitu kulit hewan tikus yang telah dilukai. Penyinaran dilakukan tanpa menyentuh kulit (non invasive). Penggunaan laser GaAlAs didasarkan pada daya keluaran yang dihasilkan relatif kecil berkisar antara 3-5 mWatt. Parameter yang diamati pada proses terapi ini adalah daya keluaran laser yang diberikan (P), variasi panjang gelombang laser (λ), distribusi intensitas, diameter berkas pada laser dan kecepatan penyembuhan luka pada tikus itu sendiri. Dari hasil terapi yang dilakukan menggunakan laser GaAlAs dengan daya sebesar 5 mWatt, didapatkan kesimpulan untuk daya tertentu yang dihasilkan oleh laser, proses penyembuhan luka pada kulit tikus mencapai 100% pada hari ke 19. Metode terapi dengan menggunakan laser daya rendah seperti ini masih terus dikembangkan untuk keperluan medis lainnya. Download paper di: http://ep.its.ac.id/2008/05/18/aplikasi-laser-gallium-aliminium-arsenide-untuk-terapi-penyembuhan-luka/ Sumber:
Buyung P, SNAF '08 TF ITS

Pelesir Sekaligus Merajut Tali Silaturahim

Intro
Ku ingin berpetualang sampai mtakuja, menerobos lembah kahung, menyusuri sungai barito, kapuas dan mahakam. Aku akan menjelajah lebatnya hutan-hutan borneo. Tapi aku tak ingin tinggal disana...

.... Tiga hari lalu aku ke malang, tepatnya ke sumber pucung, dekat karang kates yang bedungannya terkenal untuk PLTA itu. Sabtunya ku bantu adekku beres2 ngangkatin barang-barang, adekku pindah kos. Setelah kuantar dia ke landung sari aku kembali ke kost temanku. Si ipul yang tadi di kostnya temanku udah bulik tuk nglanjutin ’kerjaan’nya, tadi dia pamit pas aku juga mau ngantar adek.

Lama ku di kosnya temanku, kami cerita ngalor ngidul dan makan bakso. Dia yg dulu sering ngutang ke aku tiba-tiba saja mentraktirku, tahu tek, atau disebut juga tahu telor. Kamipun sholat bareng, teringat dulu waktu di pondok, aku menangis meneteskan air mata mengharap semoga kami selalu diberi hidayah olehNya.

Aku pamit karena sudah sore, Pulang dengan pede sok tahu jalan di kota malang, ternyata malah kesasar. Ku tanya orang di pinggir jalan dan disinilah ’musibah’ itu mulai terjadi. Bukannya di tunjukkan jalan terdekat (sebenarnya setelah itu ku udah tahu jalan pulang) ku malah disuruh ngantarkannnya pulang. Jadinya rutenya malah semakin jauh: malang-turen-gondanglegi-kepanjen, baru sumber pucung. Jadikan ini sebagai pengalaman dan niatkan untuk membantu orang itu tadi aja...

Minggunya pulang, pagi-pagi sekali jam 3 dini hari aku mandi terus qiyamul lail sampai subuh. Alhamdulillah, selama beberapa minggu ini aku bisa istiqomah qiyamul lail, meski saat di perjalanan, semoga aku bisa istiqomah sampai akhir hayatku. Jam 9.30 aku berangkat, lancar-lancar aja sehingga bisa nyampe Surabaya jam 12-an. Sebelum menuju rumah aku mampir dulu ke rumahnya Titon, ngambil installernya matlab, komputerku baru saja kuformat untuk persiapan TA. Nah, saat mau pamit bapaknya Titon menawari makan dan aku menolaknya. Ku lihat raut muka kecewa di wajahnya, aku menyesal karenanya. Pelajaran moral kali ini, jangan pernah menolak rezeki, terutama saat disuguhi makanan. Makanlah (meski udah kenyang) dan ambil barokahnya aja, semoga barakallah tercurah pada kita, Amiin.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...