Akhir – akhir ini orang sering membicarakan isu yang sedang hot, blue energy. Semenjak penemuan Mas Joko, wong nganjuk yang diklaim penemu dan pencipta blue energy dari indonesia ini dunia seakan gempar: Ternyata air bisa dijadikan bahan bakar ! lha terus kenapa selama ini kita masih pakai minyak?
Sebelum menjawab pertanyaan diatas marilah kita sama2 berpikir. Air terdiri atas dua senyawa, yakni Oksigen (O2-) dan Hidrogen (H+). Nah tentu saja secara logis unsur air ini dapat dipecah menjadi senyawa penyusunnya tadi, Hidrogen dan Oksigen dimana senyawa Hidrogen merupakan senyawa yang dapat digunakan sebagai sumber energi (contoh real: Bom Hidrogen). Namun, sejak zaman baheula hingga sekarang saya belum tahu dan belum paham (meski akhir2 ni sudah banyak yang menjelaskan hal itu) dengan reaksi apakah utuk memecah air dan mendapatkan hidrogen-nya. Dalam Al-Quran Surat Al- Takwir ayat 6 Allah berfirman :
Artinya adalah : Dan apabila lautan telah meluap (menjadi api).. Surat At-takwir merupakan surat yang menceritakan tentang hari kiamat, dan pada saat itu Allah mengubah lautan menjadi api. Inilah clue-nya !! Allah sudah memberitahukan kepada kita bahwa laut “bisa” menjadi api. Bagaimana caranya ? Itulah permasalahannya. Dan permasalah itu sudah mulai terkuak. Selain mas joko dari nganjuk, Rektor UMY jogjakarta juga mengklaim bisa membuat air untuk menghasilkan api, ia menamainya banyugeni.
Reaksi pemisahan hidrogen dari air menggunakan prinsip pemecahan air atau dikenal dengan water-splitting atau bisa juga dengan cara electrolysis (pokoknya gimana caranya H+ dan 02- terpisah, silakan lihat buku2 kimia tentang reaksi ini). Nah ternyata teknologi pemisahan ini tidak murah alias mahal. Bahkan menurut perhitungan masih lebih murah minyak untuk menghasilkan listrik (kalo dipake untuk pembangkit). Sedang untuk bahan bakar, katanya sih teknologi ni jauh lebih efisien dari pada BBM. Mahalnya teknologi, disamping memang teknologi ini juga baru ditemukan (air untuk bahan bakar) menjadi alasan apakah teknologi ini layak untuk dilanjutkan.. Mungkin kita hanya bisa menanti, atau beberapa dari kita akan mencoba terobosan baru optimasi teknologi blue energy ini. Saya bermimpi, kelak suatu saat yang kita masukkan dalam tangki bahan bakar bukanlah bensin atau sejenisnya, melainkan air. Proses pembentukan hidorgen menyatu pada mesin kendaraan tersebut. Ataukah kita menunggu hingga kiamat untuk mengubah air (laut) menjadi Api ??