Showing posts with label Hoby. Show all posts
Showing posts with label Hoby. Show all posts

Sunday, March 03, 2013

The Kameyama Castle

The Kameyama Castle was built in 1590 by Okamoto Munenori. The castle keep was removed in 1632 during the reign of Miyake Yasumori. When Honda Toshitsugu was the lord of the castle from 1644-1648, the current Tamon tower was built on the site of the castle keep. The tower was designated as a historic site (the sole existing castle structure in the prefecture) by the prefectural government in 1953. It has a charming rustic flavor during the cherry blossom and snow season , and the Tamon tower rising above the high stone walls still retains the atmosphere of a previous age.

The Kameyama Castle
The location of Kameyama castele is in Honmaru-cho, Kameyama City. It is about 11 minutes on foot from the JR Kameyama Station and 10 minutes from the Kameyama Exit on the Higashi-Meihan Expressway. For further information, you can contact Kameyama City Board of education who maintain and manage the castle. 

Kameyama City Board of education
TEL:0595-84-5078 FAX:0595-82-616


Source:
Mie Tourism Guide
Photos by me

Saturday, January 26, 2013

Nenek-nenek Petualang

Suatu hari diawal tahun 2013, di stasiun Kasado, yang masuk wilayah kota Suzuka, terlihat dua orang nenek-nenek dan seorang kakek mengenakan atribut avonturir lengkap. Di tengah dinginnya pagi, mereka mengecek jadwal kereta di papan pengumuman. Ternyata, banyak kakek-nenek di Jepang yang mengisi hari tua mereka dengan berpetualang, 山上り(hiking, yama nobori) dan sejenisnya.

Ketika saya memfotonya, dia menengok, lalu saya mengalihkan hape ke sudut lain, berpura-pura memfoto obyek lain. Begitulah aktivitas kaum tua di negeri ini, umur bukan halangan untuk berpetualang menikmati alam. Dinginnya salju musim dingin juga bukan alasan untuk berdiam diri saja di rumah. Ganbatte obaachan!

Nenek Petualang di Stasiun Kasado, Yokkaichi

Wednesday, January 02, 2013

Kinkaku-ji: The Golden Pavillion in Kyoto

Today I have visited the kinkaku-ji, or it is also called as Rokuon-ji, the golden pavilion in Kyoto city, Japan. Kikaku-ji is a reliquary hall (Japan: 舎利殿 - shariden) containing relics of the master. The pavilion is part of the temple namely Rokuon-ji, but most of the people call it Kinkaku-ji as the main building  in the complex is kinkaku-ki.

Kikaku-ji: The golden Pavilion

Originally, the temple was the site of villa which the name is Kitayama-dai which is owned by statesman namely Saionji Kintsune. The 3rd Muromachi's shogun, Ashikaga Yoshimitsu, took liking to the area and acquired it from Kitsune family in 1397. The the villa was built and get a name, Kitayama-den.

Monday, December 31, 2012

Seki-juku: Kota Tua di Kameyama-shi, Jepang

Seki-juku merupakan sebuah area kota tua di Shinmachi, Nakamachi, Kozaki Kameyama City yang menawarkan nuansa perkampungan tradisional Jepang dimana anda bisa melihat, mengamati bahkan membeli barang-barang tradisional Jepang dari masa lampau.
Seki-juku, di pagi yang lenggang

Tempat ini terkenal sebagai kota penginapan ke 47 dari sekitar 50-an tempat layanan di jalan Tokaido, Kota Kameyama, Jepang. Ada lebih dari 200 rumah tradisional Jepang di sana (di Jepang, anda akan sangat sulit menemukan rumah tradisional di pemukiman umum), yang dibangun pada akhir zaman Edo dan Meiji. Tempat ini oleh pemerintah Jepang juga dijadikan salah satu distrik arsitektural nasional yang penting.

Sunday, December 30, 2012

Bounenkai: Tradisi Akhir Tahun Masyarakat Jepang

Memasuki bulan desember, beberapa perusahaan di Jepang sudah memulai pesta akhir tahun. Bonenkai, yang sudah menjadi tradisi baik di perusahaan swasta, pemerintah maupun kalangan akademisi menjadi agenda wajib tahunan untuk saling merefresh suasana kerja, khususnya antara atasan dan bawahan, guru dan murid atau si bos dengan pegawainya.

Hampir setahun ini saya telah bekerja di perusahaan Jepang, dan kemarin saya baru mengikuti tradisi bonenkai di perusahaan saya. Tahun lalu pun sebenarnya saya berkesempatan mengikuti bonenkai di kampus, namun karena kantong mahasiswa yang pas-pasan, saya memilih tidak ikut dan menyendiri di apato sambil mengerjakan tesis.

Tahun ini perusahaan saya memilih lokasi bonenkai di Pulau Awaji atau dalam bahasa Jepangnya dikenal dengan awajishima. Berangkat dari kantor pukul 08.00 waktu Jepang, perjalanan berlangsung selama kurang lebih 5 jam dari propinsi Mie dengan istirahat tiap satu jam di service area selama lima belas menit. Service area merupakan area parkir bis dan kendaraan pribadi di mana penumpang bisa ke toilet, makan dan minum, serta membeli oleh-oleh di tempat tersebut.
Bersama Sacho dan Penari Awa Odori

Sebelum menuju tempat bonenkai, rombongan kami terlebih dahulu mampir ke pabrik sake di Kobe. Di sana dijelaskan sejarah pembuatan minuman sake dari zaman tradisional hingga era modern saat ini. Bangsa Jepang telah memiliki budaya terstruktur dan sistematis meskipun saat itu masih menggunakan alat-alat tradisional dari kayu, kulit, tulang dan logam-logam kuno. Peralatan itu pun masih tersimpan dan terdokumentasikan dengan rapi, sehingga siapa saja yang berkunjung ke tempat tersebut bisa melihat evolusi proses pembuatan sake dari masa ke masa.

Sunday, December 16, 2012

Minum Kopi: Budaya Islam...?

Secangkir kopi yang disajikan di Cafe Jepang (photo credit by me)
     Peradaban Muslim memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, seperti seni, sastra, hingga kuliner. Tradisi minum kopi, misalnya, siapa sangka hal itu katanya juga berasal dari dunia Islam.

Sebuah manuskrip tentang budaya Muslim di abad ke-15 menyebutkan, kopi mulai dikenal dalam budaya umat Islam pada sekitar tahun 1400. Kopi itu dibawa masyarakat Yaman dari Ethiopia. Orang Afrika, terutama Ethiopia, telah mengenal kopi sejak tahun 800 SM.  Saat itu, mereka mengonsumsi kopi yang dicampur dengan lemak hewan dan anggur untuk memenuhi kebutuhan protein dan energi tubuh.

Sumber lain, yakni kesaksian dari ilmuwan Muslim terkemuka, Al-Razi dan Ibnu Sina, menyatakan kopi telah dikenal di kalangan umat Islam pada awal abad ke-10. Minuman ini pertama kali dinikmati dan dibudidayakan oleh masyarakat Yaman. Mereka menyebut minuman kopi sebagai al-Qahwa. Konon, peminum pertama kopi adalah kaum sufi yang menggunakannya sebagai stimulan agar tetap terjaga selama berzikir pada malam hari.

Dari Yaman, keharuman kopi merebak ke berbagai kawasan di sekitarnya, lalu ke Eropa, Amerika, dan akhirnya mendunia. Para pelancong, peziarah, dan pedaganglah yang membawa kopi melanglang buana. 

Abd-Al-Qadir Al-Jaziri dalam bukunya Umdat Al-Safwa (Argumen Penggunaan Kopi) memerinci tentang bagaimana kopi mencapai Kairo, Mesir. Dikatakan, pada pertengahan abad ke-16, kopi dibawa oleh para siswa Al-Azhar berkebangsaan Yaman untuk meningkatkan stamina mereka. Dari kalangan terdidik Al-Azhar, kopi segera memasuki jalan-jalan, toko-toko, dan rumah tinggal di kota itu.

Sebelumnya, yakni pada awal abad ke-15, kopi telah mencapai Turki. Warung kopi pertama di negeri ini berdiri pada 1475 di Istanbul. Namanya, warung kopi Kiva Han.

Dalam bukunya, Al-Jaziri sekaligus menanggapi perdebatan agama tentang manfaat dan boleh-tidaknya minum kopi di bawah hukum Islam. Ini adalah dokumen tertua tentang sejarah, penggunaan, dan manfaat minum kopi di dunia Islam. Setelah melewati perdebatan panjang,  kopi pun menjadi minuman tersohor di Makkah dan Madinah.

Dari interaksi para peziarah dan pedagang tadi, kopi kemudian menyebar ke luar kalangan Muslim. Penyebarannya di Eropa dimulai pada abad ke-17 melalui kota-kota terkemuka, seperti Venesia, Marseilles, Amsterdam, London, dan Wina. Hal ini tentu saja berimbas pada nilai ekspor kopi Yaman yang melonjak tajam.


Salah satu kopi tersohor di dunia adalah kopi Turki. Penyajiannya yang unik menjadi daya tarik rasa tersendiri. Biji kopi sangrai dididihkan dalam wadah khusus hingga ampasnya mengental. Kopi Turki umumnya bisa ditemukan di seluruh Timur Tengah, Afrika Utara, Kaukasus, dan Balkan. Budaya kedai kopi sangat berkembang di Turki, bahkan menjadi salah satu ciri khas negeri ini. Kopi pun memengaruhi budaya Turki hingga linguistiknya.  Begitu cintanya masyarakat Turki pada kopi hingga seorang musafir Inggris, Charles Mac Farlane, yang pernah melakukan observasi di negara itu menyebut, “Turki tidak bisa hidup tanpa kopi.”

Tradisi kongkow-kongkow sembari ngobrol di kedai kopi membentuk gaya hidup serta filsafat kehidupan yang khas pada masyarakat Turki. Dari sana, mereka membentuk sebuah jaringan penyebaran budaya yang mencakup semua elemen masyarakat.

Kedai kopi pertama di Turki adalah Kiva Han. Tak sekadar minum kopi, orang-orang datang ke kedai ini juga untuk membaca buku dan teks-teks yang indah, bermain catur, serta mendiskusikan puisi atau sastra.

Kopi mulai dikenal di Istanbul pada masa pemerintahan Sultan Suleiman (1543). Gubernur Ottoman Yaman, Özdemir Pasha, yang memperkenalkannya melalui cara baru minum kopi. Tak lama kemudian, kopi menjadi bagian penting pada setiap perjamuan di Istana dan sangat populer di pengadilan.

Begitu pentingnya minuman kopi ini, sampai-sampai ada jabatan ketua pembuat kopi di dalam daftar nama pejabat pengadilan. Tugas utama pembuat kopi adalah meracik kopi dengan resep rahasia kerajaan. Maka itu, dipilihlah orang yang mempunyai loyalitas dan kemampuan menjaga rahasia.

Dari Turki, kopi kemudian merambah Eropa. Ketertarikan bangsa Eropa terhadap gaya hidup orang Turki pada abad ke-17 menjadi awal kegemaran mereka pada kopi. Di Inggris, kopi pertama kali diperkenalkan oleh seorang keturunan Yunani bernama Pasqua Rosee sebelum tahun 1650. Ia pernah bekerja pada pedagang Turki sehingga mengetahui seluk-beluk kopi. Dia jugalah yang pertama kali menjual kopi di kedai kopi di tepi Lombard-Street. Kemudian pada 1658, muncul kafe lain di Cornhill bernama Sultaness Head, dan pada 1700 sudah ada sekitar 500 kedai kopi di London.

Popularitas kedai kopi mencuat pada abad ke-17 hingga 18. Booming kedai kopi terekam dalam banyak karya sastra Inggris. Para sastrawan secara perinci menceritakan kebiasaan masyarakat Inggris duduk-duduk sambil minum kopi di kafe. Selain minum kopi atau teh, banyak juga pengunjung yang membaca koran, merokok, juga berdebat soal politik atau perkembangan sosial saat itu. Akibatnya, kedai-kedai kopi harus mendaftarkan diri secara hukum karena banyak kegiatan yang bisa mengancam pemerintahan kerajaan Inggris.  Bahkan, pada 1675, pemerintah menganggap kedai kopi sebagai sumber pemberontakan. Kedai-kedai itu pun ditutup.

Sementara di Italia, kopi dikenal berkat hubungan bisnis yang aktif antara para pedagang Venesia dengan relasinya dari Afrika Utara, Mesir, dan Timur Tengah. Setelah mencicipi cita rasa kopi yang sedap, pedagang Venesia yakin bahan minuman ini memiliki potensi ekonomi yang tinggi. Mereka pun lalu mengimpornya.

Selanjutnya, kopi dijual di pusat-pusat perdagangan di Venesia dan akhirnya tersedia luas untuk masyarakat umum. Kedai kopi pertama di Venesia berdiri pada 1645. Pada 1763, gerai kopi sudah berkembang menjadi 218. Dari Venesia, kopi menyebar ke wilayah-wilayah lainnya di Italia, seperti Turin, Genoa, Milan, Florence, dan Roma.

Seperti barang impor lainnya yang berasal dari dunia Muslim, kopi pada awalnya ditolak oleh institusi agama di Italia. Paus Klemens VIII (1536-1605) sempat melarang konsumsi kopi. Namun, setelah mencicipi, Paus membolehkan bahkan memberkatinya. Persetujuan ini melempangkan jalan bagi kopi untuk hadir di semua rumah di Eropa.

Dari dalam negeri, ulama Kediri - Jawa Timur, pernah menulis kitab dengan judul Irsyad al-Ikhwan fi Bayan Hukmi Syurb al-Qahwah wa al-dhukhan (Kitab Kopi dan Rokok). Beliau adalah ulama kondang yang pernah diminta pemerintah Mesir untuk mengajar di universitas Al-Azhar namun beliau menolaknya. Buku membahas seluk beluk kopi dan rokok, mulai dari: sejarah, polemik hukum mengkonsumsi, hingga kasiat yang dikandung.

Dan salah satu kopi favorit saya adalah berikut ini.
My fave: Good Day Mocacinno

Wednesday, March 28, 2012

Optimizing pdf files for Kindle and Smartphone

If you have ebook reader like Amazon Kindle, Sony PRC or other (even for smartphone), sometimes it is confusing to read the paper, novel, or ebooks in those kinds of ebook reader. The better way is to convert the pdf files into kindle display size using k2opt given in the following link,
www.willus.com/k2pdfopt
How to use the command prompt. First, follow the instructions in that link how to install the program, then you can use the following command in Ubuntu and other Linux-based OS distribution,
k2pdfopt inputfile.pdf
For other option, you can choose after that command.
Here a sample of page conversion using k2pdfopt

Sample of conversion result using k2pdfopt (source: https://www.makeuseof.com/tag/how-to-optimize-pdf-for-kindle/)

Monday, March 19, 2012

Butterfly Effect: Busway JKT Vs Subway Japan

Sebuah pagi yang cerah di medio Maret 2012, di Nagoya Station (stasiun Subway) terlihat orang-orang berjubel menunggu kedatangan kereta yang akan membawa mereka ke tempat kerja masing-masing. Tak berapa lama, sebuah kereta datang, puluhan bahkan ratusan orang berhamburan keluar kereta yang dibalas pula dengan ratusan orang lainnya berhamburan masuk ke dalam kereta tersebut.
Subway di Nagoya


Dalam benak saya, kejadian ini hampir mirip seperti orang-orang di Jakarta yang sedang menunggu Busway pada saat office hour. Ramai, tergesa, dan berdesakan. Namun, ada yang berbeda.


Busway Jakarta

Wednesday, November 02, 2011

Life is competition, Let's do the best to be the winner..

That is my favorite words, my goal in my life, to do the best, even be the winner...


Because we live in a very competitive world. Everybody seems to be competing with someone at some level. Each week we spend hours playing or watching others compete in sporting activities all over the world. We cannot help being impressed by the level of excellence that these people achieve.

In all aspect, for example in sport and business, competition encourages excellence in performance. Where there is no competition, improvement in performance is less likely. We have lived through an era where governments have held monopolies in business. With no competition from free enterprise, services deteriorate. Monopolies create sloppy business practices, less innovation and higher prices. Business performs better with competition. Costs and prices decrease. Some level of competition is necessary in all aspects of life.



We are not in competition with any other person

The God creates us different each other. But, every one has the same chance to be success in his or her world. So we do not have to compare ourselves with others. We do not have to become discouraged because we think that someone else is better than we are in a particular area. The essence of our being is equal to that of any other person.There is only one person that can fulfill our role and that is us. This means that others cannot beat us to the finish line because there is no race. This is not to say that others do not have a similar role to us, but it is never the same. This is important to understand if we are going to enjoy life. Every human being is unique and cannot be duplicated. In this, I am not referring to the body, only to the spirit, soul, or the essence of a person.

Monday, October 17, 2011

Sites in Kumamoto Castle

Before read this story, it's better to read my visit to Kumamoto Castle. Then, continue read the story below about some interesting sites in Kumamoto Castle.

The Main Towers
The area around the main towers and the Hon-maru Goten was destroyed by fire three days before the Seinan Rebellion began. The cause of the fire remains unknown. The present main tower were rebuilt in 1960 to restore the castle's exterior. The larger main tower has 6 stories with a basement and about 30 meters above the stone fence, and the smaller main tower has 4 stories with a basement and about 19 meters in height.
Exhibition and historical relics of the two ruling feudal clans, Kato's and Hosokawa's as well as the Seinan Rebellion are housed in the tower buildings.
Kumamoto Castle Main Tower
Uto-Yagura

The Walking Tour of Suizenji Park

This is is my third trip in Kumamoto City, Japan. After visiting the Castle and Zoological and botanical garden, the story is continuing..

This is Suizenji Park.
The Suizenji Park View

Suizenji is famous park in Kumamoto city Japan. Besides the Kumamoto castle, zoo, botanical garden and other, Suizenji Park is another interesting tour destination in Kumamoto. The park was built to dedicate to the Hosokawa heritage. The duke Hosokawa is author in Kumamoto after the Kato's clan. He lived in Kumamoto castle and continued by his family to maintain feudal domain system in Kumamoto at the era.
The Suizenji Park, Kumamoto, Japan
The walking tour of Suizenji jojuen takes about 20 minutes.

Friday, October 14, 2011

Visit Kumamoto Castle

This is my story about my visiting to Kumamoto Castle a few days ago. Kumamoto is a city in Kyushu island, the southern part of Japan. There is a castle in Kumamoto city, namely Kumamoto castle. Located in downtown of Kumamoto city, it was very easy to find Kumamoto castle. If you go to the Kumamoto city hall, just look in front of you. You will see a wall of Kumamoto castle. The wall was named after Naga-Bei. At the first time, I enjoy travelling to Kumamoto castle by my lovely bicycle.

A Brief History of Kumamoto Castle
The history of Kumamoto castle can be divided into three parts. The first one is the rule of Kato's with two generation in 44 years. The second is the rule of Hosokawa and the last is in the modern era. Below is the Kato's generation from year to year.
  • 1588 : Lord Kato Kiyomasa, the daimyo ruler of northern Higo Province with annual rice yield of 195,000 koku moves into the old Kumamoto castle.
  • 1600 : Battle of Sekigahara was happened. Southern Higo Province was added to the Kiyomasa domain, yielding a total of 540,000 koku of rice.
  • 1601 : Kiyomasa began to build the present Kumamoto castle
  • 1607 : The new Kumamoto castle was completely built. A kanji character in Kumamoto's name was changed.
  • 1611 : Kiyomasa died from illness. His third son, namely Tadahiro, inherited the feudal lordship.
  • 1632 : The Karo clan was divested of its lordship and exiled to Shonai in Dewa province.

Kumamoto Castle Main Tower
The Hosokawa clan authorized Kumamoto castle in 11 generations or about 229 years. In that era some  events are occurred. Those can be listed below.

Sunday, October 09, 2011

From Surabaya to Kumamoto

Alhamdulillahirobbil alamin, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam, yang mengatur siang dan malam, mengatur perputaran bumi, matahari dan benda-benda langit lainnya, mengatur segala yang ada di alam semesta dan memperjalankan hambaNya, termasuk hambaNya yang dhoif wa jahuul ini.

Dengan mengucap doa safar (doa naik kendaraan) aku memulai perjalanan ini,

Subhaanal Ladzi sakhkhara lanaa haadzaa wamaa kunnaa lahu muqriniin qa innaa ilaa rabbinaa lamunqolibuun.

Artinya:
Maha Suci Allah Dzat yang menjinakkan kendaraan ini kepada kami, sedangkan kami tidak bisa menjinakkannya, dan kepada Allah kami kembali. (Q.S. Az-Zukhruf:13-14)
Di Bandara Cengkareng, Sebelum Berangkat

Tuesday, March 08, 2011

Enable shell escape: Cara agar gambar berekstensi eps dapat di compile di pdfLatex

Akhirnya masalah satu ini terselesaikan, dan ternyata cukup mudah. Tak perlu menginstall Texmaker dan atau Emacs, cukup Gedit aja (my second favourite editor). Hanya perlu merubah satu huruf di file setting pdfLatex. Tentunya, masih dengan OS Linux, caranya cukup sederhana, sesederhana berikut ini:
  1. Buka file texmf.cnf di /etc/texmf/ atau di /usr/share/texmf/web2c, sama aja kedua file tersebut karena yg satu ng-link ke yang lain. Tentunya anda harus bertindak sebagai root.
  2. Cari file shell_escape=p ganti dengan shell_escape=1, kemudian save, jika anda bukan root anda tidak akan dapat menyimpannya.
  3. Di header file latex anda, tambahkan paket berikut:
    • \usepackage[pdftex]{graphicx}
    • \usepackage{epstopdf}
  4. Now images with file name extension .eps are detected and supported using
    \includegraphics (maaf, males translate-nya, intinya sekarang anda bisa menggunakan file .eps dalam pdfLatex anda). Selamat berkarya!!

Thursday, February 24, 2011

Menghapus Data My Recent Document di Windows

Adakalanya di suatu kesempatan, kita membuka file-file di laptop/PC milik orang lain. Nah, setelah kegiatan spionase kita selesai, kita tidak ingin, aktivitas kita tersebut diketahui pemilik PC/Laptop yang bersangkutan, nah, kita perlu menghilangkan list di My recent document agar aktivitas terakhir kita tidak diketahui. Bagaimana caranya...?

Caranya....
1. Masuk ke Windows Explorer
2. Klik tools > option > view, centang show hidden files and folder.
3. Masuk ke Document Setting, klik user anda yang sedang aktif (lihat di start taskbar), hapus semua file di folde My recent document.

Selesai, kegiatan spionase anda di laptop/PC orang lain tidak meninggalkan jejak, kecuali laptop/PC tsb dipasangi aplikasi spy. Be careful!!

Wednesday, December 03, 2008

My Bike: New Looks

Inilah sepedaku, sepeda yang telah kupakai sejak SD, SMP, SMA (kalau pulang), dan bahkan sampai kuliah sekarang. Sebenarnya Pak Cik Nanang, si empunya asli sepeda ini, tiada pernah secara resmi menyatakan jikalau dia memberikan sepeda ini kepadaku. Namun, secara otomatis sepeda ini sudah menjadi milikku sejak SD. Lihatlah penampilan barunya, gagah nian bukan??


Merek asli sepeda inipun aku juga tidak tahu menahu. Namun kemarin, pas bongkar-bongkar mau di cat, ada ukuran (apa hubungan ukuran dengan merk) sepedanya. Nah 'pinternya' saya nggak mencatat ukuran sepeda (frame), yang selalu saya ingat malahan ukuran ban-nya sakni 27 x 1 1/4. Saya memakaikan ban bridgestone di salah satu rodanya.

Thursday, June 12, 2008

Ayo bersepeda pancal ke kampus..

Ha..ha..ha akhirnya keturutan juga keinginanku untuk bersepeda pancal ke kampus. Meski udah semester 6 dan insyaAllah tinggal setahun lagi, tapi nggak masalah. Nggak ada kata terlambat. Daripada ikut demo menolak kenaikan BBM, capek, laper trus ungkrang-ungkrung di jalan dengan tujuan nggak jelas lebih baik lakukan langkah konkrit. Pas nggak punya uang lebih buat beli BBM (ato kalopun punya mending buat beli yang lain), pas punya keinginan berlebih, pas lagi ada isu global warming, pas lagi krisis energi dan pas-pas yang lain, mancal ke kampus merupakan solusi terbaik...

Jarak-rumah kampus nggak sampe 10 km, berarti pp (pergi pulang) nggak nyampe 20 km. Bisa sekalian berolahraga, begitu pikirku dulu. Ternyata benar, sehari minimal dua kali aku berkeringat: ketika berangkat dan pulang kul. Efek lainnya, jadi ngos-ngosan ketika nyampe di ruang kelas ato pas nyampe di rumah. Masih banyak manfaat bersepeda selain menyehatkan badan. Yang paling kerasa tentu saja kantong kita bisa jadi lebih hemat karna (buatku) bersepeda ini mengirit lebih dari 50 % dana buat BBM. Biasanya hampir separu jatahh bulananku tersita untuk beli BBM. Sekarang, cuma sekitar seperempatnya saja. Dengan besepeda kita juga mikir untuk kelayapan kemana-mana soalnya ya itu tadi... takut kecapekan.


Berkaitan dengan isu krisis energi. Mancal ke kampus tentu saja mengirit bahan bakar. yang irit mungkin bahan bakar pribadi (tapi yang ini juga bisa diirit lho, dengan puasa misalnya). Dengan mengirit bahan bakar tentu saja memperlama lifetime dari bahan bakar fossil yang diprediksi akan habis beberapa tahun lagi. Liat tu teman2 mahasiswa kita, mereka berdemo menolak kenaikan BBM, tapi dari kampus ke kost aja yang cuma beberapa meter mereka menggunakan sepeda motor pa itu nggak pemborosan namanya...


Berkaitan dengan isu pencemaran udara yang berhubungan langsung dengan global warming, sepeda motor tu ternyata lebih mencemari udara dibandingkan dengan kendaraa roda empat. Coba liat berapa banyak sepeda motor dijalan dibandingkan jumlah kendaraan roda empat. Data tidak akurat yang saya terima, sepeda motor empat kali mencemari lebih banyak daripada mobil. Dengan tidak memakai sepeda motor berarti kita menghambat laju pemanasan global= mengurangi pencemaran udara...


Nah parahnya, dampak-dampak negatif lingkungan tersebut dan juga krisis energi ternyata lebih banyak diakibatkan oleh sepeda motor daripada kendaraan lainnya. Dan salah satu oknum pengguna sepeda motor terbanyak adalah mereka yang menyebutnya mahasiswa !! Ayo dunk mas-mas mahasiswa, jangan cuma teriak2 menolak kenaikan BBM namun sampeyan sendiri boros BBM. Menolak kenaikan TDL padahal komputer sampeyan di kampus dan di kost nggak pernah mati. Ngaca dunk !! jangan cuma ngomong doank, lakukan langkah konkrit !! Ayo besepeda pancal ke kampus !!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...