Showing posts with label Rute Pendakian. Show all posts
Showing posts with label Rute Pendakian. Show all posts

Friday, September 25, 2020

Pendakian Pegunungan Tateyama: 6 Puncak dalam 2 Hari

Pegunungan Tateyama mungkin adalah pegunungan di Jepang yang paling banyak didaki dan paling banyak penginapannya (mountain hut) setelah Gunung Fuji. Gunung Tateyama merupakan satu diantara tiga gunung sakral di Jepang (Japan's three holy mountains, 三霊山). Tapi bukan karena kesakralannya saya mendaki gunung tersebut. Kebetulan, letak gunung tersebut tidak jauh dari tempat tinggal saya saat ini. Tateyama merupukan sekumpulan gunung (pegunungan) dengan beberapa puncak. Artikel ini bercerita tentang perjalanan pendakian Pegunungan Tateyama, 6 puncak dalam dua hari. Berikut kisahnya.

Di Puncak Tateyama (Onanjiyama)

Persiapan

Tidak ada persiapan khusus untuk pendakian Gunung Tateyama. Diantara tiga gunung suci di Jepang, mungkin Tateyama adalah yang termudah (dengan puncaknya Gn. Onanjiyama). Saya hanya jalan minimal 5000 langkah per hari, yang sudah menjadi rutinitas saya, naik turun tangga lantai 5 sehari tiga kali, dan naik Gn. Kuragatake seminggu sebelum mendaki Tateyama. Diari pendakian Gn. Kuragatake bisa dilihat disini: https://yamap.com/activities/7629620.

Perlengkapan

Kesalahan saya tidak membawa perlengkapan yang memadai. Saya menyangka, karena masih musim panas, udara tidak akan begitu dingin. Nyatanya sangat dingin. Di tempat saya, Nomi city, suhu saat berangkat berkisar 28 derajat celcius. Begitu nympai Murodo, sudah sekitar 15 derajat celcius. Saat malam tiba, suhu mencapai lima derajat celcius. Saya terpaksa membeli jaket baru disitu. Ngomong-ngomong, alat-alat berikut saya urutkan dari yang terpenting:
  1. Jaket windbreaker
  2. Sarung tangan hiking (better thinsulate)
  3. Sepatu hiking low-cut
  4. Kaos kaki neoprene 3mm (saya dobel dengan kaos kaki 1mm)
  5. Hiking pole
  6. Calf supporter
  7. Sleeping bag (jika ngecamp)
  8. Tenda yang mumpuni, minimal tahan hujan 5mm
  9. Dll (kompor jika perlu, topi, flashlight, water bottle)

Rencana Perjalanan

Sebelum berangkat, kurang lebih seminggu, saya sudah merencanakan perjalanan saya seperi di bawah ini. Rencana tersebut saya buat berdasarkan sumber-sumber di referensi.
Rencana perjalanan selama 2 hari (3 hari 2 malam)
Jadwal bis Tateyama - Bijoadaira - Murodo


Hari-0

Bus option (departure)
10:30 - 11:28: JAIST - Kanazawa
11:50 - 12:50: Kanazawa - Toyama
13:32 - 13:35: Dentetsu Toyama - Tateyama
13:50 - 13:57: Tateyama - Bijodaira (this schedule not shown in [5] but exist)
14:50 - 15:50: Bijodaira - Murodo 

16:20 - 17:30: Murodo - raichosawa camping ground
17:30 - 18:00: Dhuhur + Ashr prayer + building camp
18:30 - 19:00: Dinner + Free
19:00 - 19:30: Maghrib prayer + snack
20:00 - : Sleep
Memulai perjalanan dari Raichosawa
Raichosawa campsite di belakang


Hari 1

Hari pertama kami berjalan lambat. Dari perkiraan 7-8 jam perjalanan, kami menempuhnya dalam 12 jam. Kebanyak untuk untuk istirahat dan mengambil foto. Berangkat dari Raichosawa camping ground jam 6:25, dan kembali ke Raichosawa jam 17:20. Sholat dhuhur dan ashar kami lakukan di Murodo, di belakang bangunan utama. Wudho bisa di water pond atau di Toilet. Dari keseluruhan rute -- Funinoritate - Onanjiyama - Oyama - Jodo -- rute naik ke Fujinoritate adalah yang paling sulit, butuh 3 jam dari campingground ke puncak pertama tersebut. Untung kami mengambil rute ini. Jika dari arah sebaliknya, mulai dari Jodo, medannya akan lebih terjal lagi. Dan itu kami alami saat turun dari Jodo menuju Murodo. Berikut timeline perjalanan kami bertiga di hari pertama.

05:00: Wake up
05:30: Fajr prayer
05:45: Preparation
06:21 - 09:39: Raichosawa - Mt. Fujinoritate
09:30 - 10:06: Mt.Fujinoritate - Mt. Onanjiyama
10:30 - 11:10: Mt. Onanji-yama, stay at top  for 20 min
11:30 - 14:15: Mt. Tateyama (Onanjiyama) - Mt. Oyama, stay at the top for 15 min
14:31 - 12:00: Mt. Oyama - Mt. Jodo, stay at the top for 30 minutes lunch. 
12:30 - 16:24: Mt. Jodo to Murodo, pray Dhuhr+Ashr at Murodo
17:00 - 18:00: Murodo to Raichosawa camping ground
19:00: dinner, pray Maghrib+Isya, sleep
Peta perjalanan dan gain elevasi hari 1, detail: https://yamap.com/activities/7766032
Menuju Fujinoritate
View dekat puncak Onanjiyama
Danau Mikuriga
Selepas Murodo


Hari 2

Di hari kedua saya pergi sendiri. Dua teman saya memilih onsen di hari itu karena kecapekan di hari pertama. Berbeda dengan hari pertama, pendakian di hari ke dua ini saya lalui dengan cepat. Hanya perlu waktu 4 jam dari Raichosawa - Tusurugigozenkoya - Bessan - Masagodake - Raichosawa. Saya berangkat jam 6 dan kembali jam 10. Berikut timeline perjalanan saya di hari ke dua.

05:00 - 06:00: Fajr prayer + breakfast + preparation
06:05 - 07:30: Raichosawa - Tsurugigozenkoya
07:40 - 08:10: Tsurugigozenkoya - Mt. Bessan
08:15 - 08:45: Mt. Bessan - Mt. Masagodake
09:00 - 10:05: Mt. Masagodake - Raichosawa
11:40 - 12:40: Raichosawa - Murodo
13:20 - 14:10: Murodo - Bijodaira
14:40 - 14:47: Bijodaira - Tateyama
15:05 - 15:48: Tateyama - Dentetsu Toyama (4 minutes late)
16:00 - 17:00: Toyama (bus platform 2) - Kanazawa station (10 minutes late)
17:17 - 18:38: Kanazawa - JAIST
Peta perjalanan dan gain elevasi hari 2, detail: https://yamap.com/activities/7766043/article
Menuju puncak Gn. Bessan
Paling kiri; North Bessan, tengah: Bessan
Dari Gn. Bessan menuju puncak Gn. Masagodake
Sebelum mencapai puncak Gn. Bessan
Di puncak Gn. Masagodake

Pulang

Pulang selalu menjadi menyenangkan. Apalagi setelah capek. Bertemu anak dan istri adalah penghilang lelah. Dua hari perjalanan terbayar sudah. Bertemu si kecil ternyata lebih indah daripada memandang puncak gunung. Alhamdulillah.


Pengeluaran (berangkat dari Kanazawa, dalam Yen):

- Kanazawa - Toyama: 980 * 2 = 1860
- Toyama - Tateyama = 1230 + 1230 + 210  = 2570 (pulang dengan limited express, + fare ticket)
- Tateyama - Murodo = 4940 (pp)
- Total transportasi = 9370
- Snack/makan 2 hari = ~3000
- Total semua = ~12500

Tips:

 - Siapkan pakaian hangat (winter)
 - Bawa peralatan anti air

Referensi

[1] https://hikesinjapan.yamakei-online.com/course/41.php
[2] https://yamap.com/activities/7599164
[3] https://www.youtube.com/watch?v=5VaTlmAGSHc&lc=z22zdxixnqa2enncracdp432cz1yxw2zq3zgkz4p2gxw03c010c
[4] https://yamap.com/activities/7344348
[5] https://www.alpen-route.com/media/access/timetable/timetable-202007_en.pdf

Saturday, September 29, 2018

Pendakian Gn Fuji via Fujinomiya Trail: Rute, Estimasi Waktu dan Biaya

Persiapan

Video berikut sangat membantu untuk persiapan mendaki Fuji, khususnya via Fujinomiya trail. Langsung cus ke link youtube di bawah ini. Simak dengan baik, kalau perlu catat hal-hal penting yang sekiranya bermanfaaat ketika mendaki nantinya.

Rute

Rute yang kita gunakan adalah Fujinomiya trail. Selain Fujinomiya, ada tiga rute lainnya: Gotenba trail, Subashiri trail, dan Yoshida (Kawaguchiko) trail. Fujinomiya trail sendiri bukan rute yang populer, karena terletak di arah selatan. Kebanyakan orang mendaki dari arah Tokyo, khususnya rute Yoshida trail beserta dua rute lainnya. Awalnya, saat ibukota Jepang masih di Kyoto, rute Fujinomiya trail ini (katanya) adalah yang paling populer. Namun, begitu Ibukota Jepang berpindah ke Tokyo (Utara), maka rute yang populer adalah dari sisi utara Gunung Fuji.

Thursday, September 18, 2014

Pendakian Semeru: Rute, Tips, Catatan Perjalanan, Estimasi Waktu dan Biaya

Ini adalah kali keduanya saya mendaki gunung Semeru (setelah first summit pada 2007), kali ketiga bagi teman saya dan kesekian kalinya mendaki gunung setelah sekian lama tidak melakukan hiking berat. Catatan perjalanan teman saya dibawah ini merupakan rute ideal dengan persiapan yang matang sehingga diperoleh efisiensi tenaga, waktu dan biaya saat melakukan pendakian gunung semeru. Total waktu yang diperlukan adalah 3  hari 2 malam, dengan anggaran dana kurang lebih 400 ribu rupiah (September 2014), dan start point dari Surabaya. Estimasi waktu tersebut adalah waktu ideal untuk pendaki amatir, bisa lebih cepat untuk pendaki professional, atau malah lebih lambat untuk pendaki pemula. Inilah kisah perjalanan ideal tersebut.
Jalur pendakian Semeru: tanjakan berat mulai kalimati-mahameru (sb gambar: akuntomountain.worpress.com)
---
Setiap manusia normal semestinya memiliki keinginan dan cita-cita. Entah itu hanya sekedar bisa makan setiap hari, bisa menjadi pengacara atau dokter di kemudian hari, atau memiliki Bugatti Veyron di suatu saat nanti. Dalam ruang lingkup yang lebih sempit, kita sering disarankan membuat wishlist tahunan ketika memasuki pergantian tahun. Nah, menapakkan kaki di puncak Mahameru adalah cita-cita sekaligus wishlist saya yang belum kunjung tercapai hingga usia saya melebihi seperempat abad ini.
September ini saya bertekad mewujudkan cita-cita saya tersebut. Bersama bagustris, seorang sahabat yang barusan kembali ke kampung halaman selepas bekerja 3 tahun di Jepang, kami bertekad mendaki puncak Mahameru September ini.

Sekedar info, saya sudah dua kali mendaki jalur Semeru. Yang pertama hanya sampai di Ranu Kumbolo sekitar 3 tahun lalu, dan tahun 2013 kemarin perjalanan saya terhenti di Kalimati karena fisik yang kurang fit. Oleh karena itu, tahun ini saya mempersiapkan segalanya termasuk berdoa di sepertiga malam terakhir agar diizinkan oleh-Nya menapaki puncak tertinggi di Jawa.

Day 0: 3 September 2014

Persiapan, bikin ceklis gear, belanja, ngumpulin persyaratan perijinan, dan beli tiket. Semua kami lakukan di tengah kesibukan kerja. Rencana awal berangkat sore hari itu ditunda jadi pagi buta keesokan harinya karena pertimbangan persiapan alat dan bahan yang belum matang.

Friday, October 14, 2011

Jalur Pendakian Gunung Kerinci

After all equipments are already packed.

Mulai dari carrier sampai jas hujan. Dari kompor masak, sleeping bag, peralatan logistik dan lain-lain. Yang di list udah masuk. Tinggal berangkat aja. Let's go!

Gunung Kerinci
Gunung Kerinci merupakan gunung berapi yang tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3800m dpl dan masih dalam keadaan aktif. Berada pada lintang 10°45,50' LS dan 1010°160' BT. Terletak di dua kabupaten yaitu Kerinci dan Sulak Deras. Dikaki gunung ini juga anda bisa temukan perkebunan teh yang terdapat di desa Kersik Tuo. Didesa Kersik Tuo ini banyak terdapat penginapan-penginapan yang diusahakan oleh penduduk setempat. Penduduk didesa Kersik Tuo ini mayoritas adalah suku Jawa yang sudah lama sekali tinggal disana, sejak jaman kolonial Belanda. Gunung kerinci berada dibawah perlindungan Taman Nasional Kerinci Semblat.

Beberapa rute untuk mencapai G. Kerinci
Gunung Kerinci bisa dicapai lewat kota Jambi atau kota Padang atau juga dari Muara Bungo. Muara Bungo terletak di jalan Lintas Sumatera antara profinsi Jambi dan Sumatera Barat. Keterangan rute-rute tersebut sebagai berikut.

Rute Kota Padang Sumatera Barat.
Padang - Kersik Tuo - Sugai Penuh.
Naik bus umum trayek Padang Sungai Penuh dan turun didesa Kersik Tuo.

Rute dari Jambi.
Jakarta - Jambi - Sungai Penuh - Kersik Tuo.

Rute dari Muara Bungo.
Jakarta - Muara Bungo - Sungai Penuh.

Dari Jakarta naik bus tujuan Padang, dan turun di kota Muara Bungo, dari sini dilanjutkan perjalan dengan menumpang mini bus dengan tujuan Sungai Penuh. Kemudian ganti kendaraan lagi dengan naik angkutan mini bus ke desa Kersik Tuo. Selain dari Kersik Tuo bisa juga dicapai dari Lubuk Gadang dan Kayu Aro. Akan tetapi rute dari desa Kersik Tuo adalah yang umum dipakai oleh para pendaki. High-camp.com menyarankan anda menginap dulu di Kersik Tuo dan memulai pendakian pagi keesokan harinya.

Mengawali perjalanan dari sungai Penuh kami langsung menuju Pintu Rimba untuk memasuki kawasan Gunung Kerinci. Setelah menyantap makan siang nasi bungkus Dendeng Betokok kami siap-siap berangkat. Namun hujan mulai turun. Aku bertanya apakah pendakian ditunda? Tidak jawab guide kami. Pendakian harus dimulai karena waktu berjalan terus. Kami semua mengeluarkan jas hujan. itulah gunanya membawa barang tersebut.

Setelah semuanya siap, tepat pukul 16.30 WIB mulai mendaki.

TAHAPAN RUTE PENDAKIAN
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...