Monday, February 10, 2014

KMIM Februari 2014: Menyikapi Musibah

"Dunia itu negeri ujian sedang akhirat itu negeri balasan. "
Hal terpenting adalah bagaimana penyikapan terhadap ujian. Ketika Allah memberikan ujian melalui musibah, maka kembalilah ke kebenaran di jalan Allah, lakukan sesuai dengan syariat. Ujian tidak hanya masalah, tapi juga kesenangan. Kalau tidak mau dapat ujian, jangan tinggal di dunia. Jadi, ujian itu sudah sunnatulah.

Kelas Al-Quran/iqro sebelum pengajian

Bisa jadi apa yang kita benci, padahal itu baik untuk kita. Sebaliknya, apa yang kita sukai, belum tentu itu baik untuk kita. Saat mendapat ujian, jangan menyalahkan siapapun, koreksilah diri sendiri. Fabiima kasabat qulubikum, karena tangan-tangan kita sendiri.

Pada perang uhud, pasukan pemanah disuruh tetap di atas apapun yg terjadi. Saat hampir menang, pasukan di bawah mengambil barang ghonimah, pasukan pemanah pun ikut turun ke bawah untuk mengambil barang ghonimah. Rasul pun terkena pedang hingga giginya rontok, namun beliau tidak menyalahkan siapapun, Beliau mengatur strategi, dan menyerang balik Khalid bin Walid yg saat itu masih menjadi pasukan kafir.

Jamaah Pengajian KMIM


Penyakit demam pun, yg disebut sebagai musibah, itu pelebur dosa asal sabar dan tawwakal. Saat musibah terjadi, kembalikan pada Allah, dan ajak manusia lainnya untuk kembali pada Allah juga.

Hikmah Adanya Larangan

Hikmah lain dibalik adanya larangan, adanya sesuatu yang diharamkan misalnya kalau semua dibolehkan maka manusia itu tidak ada batasnya.

Allah membelikan nikmat dan ujian agar manusia menjadi benar. Yang harus dilakukan adalah: mendekatkan diri pada Allah (washta'inu bishobri wassholah).

Terakhir, ust. Chandra menyampaikan, dalam menghukumi suatu masalah yang baru harus memperhatikan beberapa aspek fikih, terutama pada hal-hal yang tidak disebutkan secara langsung maupun tidak langsung. Aspek-aspek tersebut adalah fiqih ahkam (hukum), muwazzanat (manfaat dan mudhorotnya) serta waqi' (waktu).
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...