Jurnal dengan skema Open Access (OA) terlihat fair: jika anda (penulis) ingin tulisannya bebas diunduh (didownload), maka harus membayar article processing charge (APC). APC ini tidak murah, jurnal dimana saya mengirim tulisan saya, yakni Speech Communication, mematok USD 2390 untuk APC-nya. Daftar APC lengkap untuk jurnal Elsevier ada di sini. Jika tulisan kita diterima, maka kita bisa memilih subcription fee agar terhindar dari APC. Konsekuensinya, orang yang mau mengunduh tulisan kita harus membayar (melanggan) baik secara pribadi ataupun secara institusi. Catatan (baik) pentingnya, proses review tidak bergantung pada pilihan publikasi ini, baik open access atau subcription fee. Acceptance rate dari jurnal-jurnal Elsevier tetap kompetitif, sekitar 20-30% dari total 100% submisi.
Kembali kita tulis logika sederhananya.
Jika anda penulis ingin tulisan anda gratis diunduh, anda harus membayar APC. Jika tidak, maka pengunduh yang harus membayar biaya unduhannya.
Statement di atas terlihat logis, namun ada permasalahan mendasar pada logika di atas.
Permasalahan
Bagaimana dengan penulis yang tidak memiliki dana untuk membayar APC padahal open science / open research itu seharusnya tetap diberlakukan (wajib) bagi mereka? Disinilah ketidakadilan (inequity) itu nampak.
Saya pun belum menemukan solusi untuk hal ini; pun demikian ada rekomendasi dari ON-MERRIT yang bisa dibaca di sini. Ada jurnal open access di [1] yang bebas APC, namun (mungkin) reputasinya dipertanyakan. Penerbit tentunya tidak mau rugi, namun harus tetap profesional dalam mencari biaya operasional perusahaan mereka.
Note:
1. Ada jurnal open access yang bebas biaya APC, daftarnya ada di URL ini.
No comments:
Post a Comment
Your comments here/Silahkan komentar disini...