Monday, September 28, 2015

Venice Again!

Alhamudlillah, ini kali keduanya saya ke Italia dalam tiga bulan ini. Berbeda dengan perjalanan sebelumnya, perjalanan kali ini lebih smooth karena saya sudah menguasai medan. Inilah catatan perjalanan yang semoga berguna untuk anda yang akan ke sana. Oya, tujuan akhir saya sebenarnya bukanlah venice, tapi Trieste, kota tetangga Venezia alias Venice.
Kanal Venice

Surabaya - Jakarta

Seperti biasa, home base keberangkatan saya adalah kota pahlawan. Karena pesawat dari Jakarta ke Venice via dubai berangkat sore (jam 17.00) saya memilih penerbangan surabaya-jakarta di waktu dhuha, yakni sekitar jam 10.00. Berangkat dari rumah sekitar pukul 7.30 sambil memulai aktivitas sabtu pagi menambah semangat perjalanan saya saat itu. Saya memilih citilink sebagai maskapai yang saya gunakan dari Surabaya ke Jakarta karena bisa diandalkan, kalaupun molor (telat/delay) juga masih dalam hitungan menit, berbeda dengan maskapai sebelah yang telatnya unlimited. Karena bukan connecting flight (Sby-Jkt) waktu keberangkatan ini harus diperhitungkan agar punya waktu untuk mengambil bagasi dan pindah terminal, idealnya minimal 2-3 jam. Dhuhur saya sampai jakarta, ambil bagasi, naik shuttle bis dan masih punya waktu untuk wifi-an sebelum check in.



Jakarta – Dubai

Menggunakan maskapai Emirat, otomatis saya harus transit di Dubai. Kelebihan pesawat ini (pakai Boeing 777-300) adalah layar lcd-nya yang lebih lebar dari punya Qatar airways. Tapi sayang saya cuma dapat makan sekali (Qatar ngasih dua kali dari Jakarta – Doha), namun snacknya banyak banget, hampir setiap setengah jam kita disuguhi snack dan minuman ringan. Kelebihan lainnya, karena saya transit lebih dari 4 jam, saya dapat voucher makan di restoran di bandara DXB (Dubai), sedangkat maskapai yang lain biasanya tidak menyediakan. Perjalanan dari Jakarta ke Dubai ditempuh dalam 7 jam, jadi dari jam 18.00 seharusnya nyampai di Dubai jam 1 dini hari atau jam11 waktu setempat. Kelebihan transit di Dubai selain dapat makanan adalah tempat tidurnya yang banyak (kursi panjang) sehingga memudahkan kita untuk istirahat. Saya transit 10 jam di Dubai.

Dubai – Venice

Perjalanan selanjutnya adalah Dubai – Venice, normalnya ditempuh dengan 5 jam, 1x makan siang dan 3x snack/minuman ringan. Meskipun bandara dan pesawatnya cukup canggih, ternyata negara timur tengah masih kalah dengan Jepang untuk urusan tepat waktu. Penerbangan ini molor selama kurang lebih satu jam, nyampai-nya pun yang seharusnya jam 2 jadi jam 3 waktu venice.
Venice – Trieste

Dari venice dengan pede-nya saya membeli tiket bus ke stasiun Venezia-Mestre. Namun karena saya hanya memiliki uang 50 euro saya tidak bisa membeli tiket lewat mesin. Bawalah uang pecahan kecil semisal 10-20 euro untuk ke eropa, mesin-mesin tiket kadang hanya melayani nominal kecil. Meskipun pernah ke Marcopolo airport di venezia, ternyata saya salah lagi naik bus, alih-alih turun di Venezia-Mestre, saya malah nyampe di terminal Venezia. Alhamdulillah, saya malah bisa foto-foto di kanal grande di Venezia. Dari bus nomor 5 ACTV saya berpindah ke bus nomor 2 oranye. Saya tidak membeli tiket baru, tiket lama dari bandara seharga 8 euro tatap saya pegang (nggak tahu ini berlaku atau tidak). Lebih dari jam 4 saya sampai di stasiun Venezia – Mestre, disana saya langsung membeli tiket kereta ke Trieste seharga 12, 85 euro. Dari Trieste saya sudah memiliki tiket Bus No. 6 menuju Miramare (tempat menginap saya) yang saya beli tiga bulan yang lalu. Saat itu saya optimis akan kembali kesini sehingga sekalian membeli tiket bus dari stasiun ke penginapan. Alhamdulillah.

Stasiun-stasiun Pemberhentian dari Venezia-Mestre ke Trieste Centrale:

  1. Venezia-Mestre
  2. Quarto d'altino
  3. S. Stino
  4. Portogruaro Caarle
  5. Latisana
  6. S. Giorgio di Nogaro
  7. Cervignano A.G
  8. Monfalcone
  9. Trieste Centrale
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...