Monday, April 06, 2020

Berpindah ke vscode (dari gEdit)

Hidup itu harus dinamis, tidak harus saklek pada satu hal (tool/perangkat). Ketika ada perangkat lain yang lebih mudah, meskipun awalnya saya membencinya, maka kita harus berpindah ketika ternyata perangkat tersebut memberikan kemudahan dan kecepatan dari perangkat lama.

Kali ini saya berbicara tentang "editor", perangkat lunak yang digunakan untuk mengetik. Contoh editor sederhana adalah notepad di Windows. Di Linux, sejak pertama kali menggunakannya secara intensif tahun 2009 sampai sekarang, editor bawaan dari Gnome, yakni gEdit, adalah editor default saya, selain vim. Dua hal utama yang saya gunakan dengan editor: (1) mengkoding Python, dan (2) membuat manuskrip dengan Latex. Hal-hal lainnya adalah menulis dengan markdown, txt, dan format-format lainnya. Jadi, editor yang saya gunakan paling tidak harus mendukung Python dan Latex, dan gEdit sudah mendukung keduanya dengan beberapa kekurangan (code completion, snippets, dll).

Setelah mencoba beberapa editor lain: Atom, Sublime text, Spyder, PyCharm, dan vscode, akhirnya saya memutuskan vscode sebagai editor saya untuk seterusnya. Tulisan ini mengupas kenapa saya berpindah dari gEdit ke vscode.


gEdit: editor sederhana dan lengkap namun kurang dukungan OS dan instalasi.

gEdit sangat sederhana dan lengkap. Untuk python, ada code completion, check python dan source code outline. Untuk Latex, ada plugin dan snippets-nya. Permasalahannya adalah dukungan OS dan instalasi. Saat ini saya masih menggunakan Ubuntu 16.04, gEdit yang saya gunakan sudah tertinggal 3.18.3 dengan gnome-shell versi 3.18.5, sedangkan gnome-shell versi terbaru adalah 3.36. Untuk menginstall gEdit terbaru saya harus menggunakan gnome-shell terbaru. Ini yang saya tidak mau. Perangkat utama kita adalah aplikasi, bukan OS, OS hanyalah sebagai jembatan saja. Saya tidak mau menggunakan OS terbaru, kecuali jika dukungan terhadap OS lama sudah habis. Dengan OS versi 16.04 sekarang saya bahkan sudah bisa menginstall Python versi 3.9 dan Latex secara lengkap. Tidak ada alasan untuk upgrade OS.

Kelebihan gEdit

Diantara kelebihan gEdit yang saya optimalkan adalah: terminal (bottom panel), spell check, document statistics, multi edit, split line, find in files, find and replace, dll. Di vscode, semua kelebihan tersebut bisa saya dapatkan, plus kelebihan-kelebihan lainnya.


Kelebihan vscode

Dua alasan saya memilih vscode: (1) tampilannya paling mirip dengan gEdit, dan (2) instalasi tidak bergantung versi OS.

Cara memaksimalkan vscode (to do after installing vscode)

Untuk memaksimalkan vscode, berikut langkah-langkah yang saya terapkan:
  1. Edit settings.json
  2. Edit keybindings.json
  3. Install ekstensi
Saya berusaha untuk menjaga instalasi vscode seminimal mungkin, artinya tidak menambahkan pengaturan yang tidak perlu, menggunakan shortcut (keybindings) default, dan menginstall ekstensi sesedikit mungkin. Tonton video di bawah ini untuk overview perkenalan dengan vscode.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...