Dalam sebuat Twitter feed, seorang user berkicau?
Adakah tool untuk meningkatkan produktivitas selain dengan minum kopi?
Ada banyak jawaban dari kicauan itu. Ada yang menjawab dengan minuman lain kesukaannya, jus buah. Ada yang menyarankan musik klasik. Ada juga yang menyarankan musik khusus yang dibuat untuk menemani kerja (khususnya programming, https://musicforprogramming.net/latest/). Saya baca-baca jawabannya lainnya, tidak ada yang masuk (untuk saya).
Saya pernah mencoba bekerja sambil mendengarkan musik (seperti musik programming di atas), dan kadang berhasil. Sebagai seorang muslim, saya juga mencoba bekerja sambil mendengarkan tilawah, dan kadang berhasil. Namun, sampai sekarang, saya belum menemukan tool lain yang bisa meningkatkan produktivitas (yakni: fokus, membuat kerja jadi selesai, efektif, dan efisien) seampuh kopi.
Khusus untuk tilawah, permasalahan utama ada pada keistiqomahan. Untuk minum kopi, saya otomatis menyambar gelas di disamping saya tapi tidak otomatis memutar tilawah padahal saya membutuhkannya. Qori favorit saya: Ali Jaber, Salaah Ba'uthman, dan Abdulallah Al-Mathrood. Suara tilawah menurut saya lebih mirip musik klasik (dari sisi ke efek gelombang otak) daripada music for programming di atas. Tilawah dipercaya meningkatkan laju pertumbuhan tanaman. Senada dengan musik klasik dan tilawah, suara juga dapat dimodifikasi untuk menstimuli gelombang yang bisa mentrigger gelombak otak tertentu via brainwave synchronization. Ketiganya belum dapat menggantikan kedudukan kopi untuk meningkatkan produktivitas. Kalau mau dibuat variasi, Kopi dan Tilawah adalah perpaduan paling sempurna seperti yang dikampanyekan Nuh Saunders.
Kembali ke pertanyaan yang mirip dengan pertanyaan user Twitter di atas: adakah tool yang bisa meningkatkan produktivitas seampuh kopi? Tidak ada. Kalau efektivitasnya di bawah kopi, mungkin ada. Tapi buat apa...? Kalau ada tool yang lebih efektif, pastinya pilih yang lebih efektif, kecuali bosan.
Sediakan kopi untuk meningkatkan kinerja anda dan teman-teman anda.