Friday, December 29, 2023

Mencoba Obsidian: note-taking app yang super powerful

Dulu saya pernah bertanya-tanya, adakah platform atau aplikasi note-taking yang sederhana, aplikasi tersebut hanya bersifat aplikasi (seperti word processor) namun filenya disimpan dalam file teks sederhana seperti text (TXT) dan markdown (MD)? Bukan menyatu dengan aplikasi seperti Google Keep atau Evernote (bukan app-over-file tapi file-over-app). Ternyata ada, dan saya pernah mencobanya. Dulu saya saya tidak melanjutkan mencobanya karena apa yang saya cari tersebut tidak ketemu, ternyata memang ada. Ketidaktahuan saya memblokade penggunaan aplikasi tersebut waktu itu. Aplikasi itu adalah Obsidian.

Setelah menggunakan evernote, kemudian pindah ke Google Keep, dan Simplenote, ada beberapa perubahan mendasar yang saya alami. Versi free dari evernote memiliki kemampuan terbatas. Google Keep kemudian mematikan versi luring (offline) sehingga saya tidak bisa melihat catatan saya lewat PC ketika tidak bisa konek internet. Simplenote menjadi second brain bagi saya, namun, ketika catatan saya bertambah banyak dan saya menginginkan catatan terstruktur (linked-notes, notes in note), simplenote menjadi terbatas. Saya pernah mencoba Obsidian sekitar beberapa tahun yang lalu, namun apa yang saya cari (sync dan structured notes) tidak saya temukan karena ketidaktahuan saya.

 

Organisasi Obsidian (vaults)

1. Diary -- untuk catatan harian

2. Fiksi -- untuk mencatat kisah fiksi, seperti draft cerpen atau novel

3. Non-fiksi -- untuk catatan non-fiksi

4. Google keep -- archive dari Google Keep yang saya export ke Obsidian

5. Pengajian -- catatan pengajian dll., ada plugin Quran juga.


Demikian, Obsidian telah menjadi otak keempat saya setelah simplenote dan Standard Notes.


Obsidian di Ubuntu 20.04
Obsidian di Ubuntu 20.04


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...