Cerita berikut konyol namun menurut saya salah satu contoh idealisme terbaik.
Dennis W. Ritchie, penemu bahasa C dan Unix gagal S3 karena tidak mau menyerahkan buku disertasinya ke perpustakaan Harvard University. Si penemu bahasa C tersebut sudah menyelesaikan semuanya tentang disertasinya, buku pun sudah, ujian juga sudah. Cuma satu, saat perpustakaan Harvard meminta buku disertasinya, dia menolaknya. Dia berujar, "Jika perpus mau disertasiku, ya beli...."
‘If the Harvard library wants a bound copy for them to keep, they should pay for the book, because I’m not going to!’
Tidak ada Ritchie artinya (mungkin) tidak ada Unix dan Bahasa C. Tidak ada Unix artinya tidak ada Linux, Windows, MacOS, dan Android, atau mungkin ada namun tidak secanggih sekarang. Di zaman yang modern ini, kita perlu menjaga idealisme hal-hal kecil seperti diatas. Logis sekali pernyataan Dennis Ritchie ini: Jika engkau menginginkan suatu barang, engkau harus membelinya.
Ketikan yang sempurna
Tambahan kecil di cerita disertasi Dennis Ritchie adalah ketikan yang mendekati sempurna. Di zaman yang belum ada komputer (dan dia sendiri yang menemukan/membangun komputer), hanya ada enam kesalahan tik dalam disertasinya. Padahal disertasinya sendiri berkaitan dengan matematika. Sangat sulit untuk membuat persamaan matematika yang sempurna dengan mesin tik. Saya mengalaminya saat SMP. Gambar di bawah adalah contoh ketikan disertasi Ritchie dari sumber [1].
Disertasi Ritchie, hanya 6 salah tik (typo) dalam 181 halaman [1] |
Referensi:
[1] https://computerhistory.org/blog/discovering-dennis-ritchies-lost-dissertation/