Kisah dakwah walisongo tidak hanya mengubah tatanan hidup Indonesia, tapi mengubah tatanan dunia. Indonesia yang awalnya negara Hindu-Budha, beralih tidak hanya negara menjadi negara mayoritas muslim, namun menjadi negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Bandingkan hal ini dengan China, yang lebih dulu mengenal Islam, atau negara-negara berbasis umat hindu-budha yang lain seperti Myanmar, Nepal, Korea atau Jepang. Kisah dakwah Islam di negara-negara tersebut cenderung stagnan dan tidak mengalami peningkatan dakwah berarti. Malah di beberapa kasus, terjadi penolakan dan pertikaian antara masyarakat lokal dengan para da’i dan umat Islam.
 |
Masjid Demak Peninggalan Walisongo (Sumber: Wikipedia) |
Tulisan ini mengupas kisah dakwah walisongo yang mengubah tatanan dunia. Dakwah walisongo merupakan awal tonggak keberhasilan dakwah di pulau Jawa dan tanah air, sekaligus mengakhiri dominasi kerajaan - kerajaan Hindu - Budha di Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai mercusuar dunia. Dakwah wali songo tidak bersifat destruktif, merusak dan memaksa pemeluk agama sebelumnya untuk memeluk islam, tapi lebih pada pendekatan secara harmonis kultural ke sendi-sendi kehidupan masyarakat.
"Walisongo"
Banyak yang menyangsikan kebenaran kisah dakwah walisongo. Namun, adanya makam para wali tersebut merupakan bukti sejarah yang kuat. Di sisi lain, keberadaan para wali tersebut juga disebutkan dalam babad tanah jawi, kitab rujukan sejarah jawa yang berisi sejarah kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Jawa hingga masuknya agama Islam.
 |
Babad Tanah Jawi, salah satu manuskrip yang menyebutkan adanya 'walisongo' |
Meskipun ada perdebatan darimana sebenarnya walisongo tersebut berasal, apakah dari Hadramaut (Yaman), Gujarat (India) ataukah dari kawasan China, yang penting hasil dakwah para wali tersebut bisa kita rasakan hingga saat ini. Karakter Islam Indonesia sebagai Islam yang mayoritas bermadzab Imam Syafi'i Ahlusunnah Wal Jamaah memperkuat teori masuknya Islam ke Indonesia ini dibawa oleh para saudagar dari timur tengah daripada dari Gujarat (India) ataupun China. Bagaimanapun, entah darimana datangnya para wali tersebut, yang lebih perlu dikaji adalah bagaimana proses masuknya para wali tersebut ke Indonesia sehingga tidak mendapat pertentangan dari penduduk asli. Sebaliknya mereka mendapat sambutan hangat untuk menyebarkan Islam di tanah Jawa.