Wednesday, January 15, 2014

Todaiji, Taman Nara dan Rusa

Mengunjungi Taman Nara (Nara Park/ Nara Koen) untuk kedua kalinya tak membuat saya bosan. Saat pertama kali mengunjungi taman kota ini, saya terkesima, di tengah kota yang pernah menjadi Ibukota Jepang ini, ternyata ada taman besar, hijau dan habitat bagi para rusa. Di taman tersebut juga ada sebuah kuil kuno nan besar, Todaiji namanya. Kuil, taman dan rusa: paduan tradisionalitas masa kuno di tengah perkembangan pesat negara Jepang.

Gerbang Todaji

Todai-ji adalah sebuah kuil di area Taman Nara, dimana banyak rusa dibiarkan berkeliaran. Kuil ini didirikan oleh kaisar Shomu pada tahun 728, sebuah kuil budha (saya kesana hanya untuk jalan-jalan, dan pada kunjungan ke-dua ini saya tidak masuk kuilnya). Bangunan kuil ini kebanyakan terbuat dari kayu yang sudah berusia ratusan tahun, termasuk patung budha di dalamnya. Konon katanya, di dalam kuil Todai-ji ada sebuah lubang kayu sempit, namun orang gemuk pun bisa masuk dan lewat ke dalamnya (teman saya membuktikannya). Kuil Todai-ji merupakan bukti kepiawaian arsitektur Jepang pada bangunan kayu, selain bukti lainnnya seperti bangunan kuil Kiyomizudera. Untuk masuk kuil Todai-ji, kita perlu merogoh kocek sebesar 600 yen.

Taman Nara adalah taman eksotik nan luas di Kota Nara, Ibukota pertama Jepang, sebelum dipindahkan ke Kyoto dan kemudian ke Tokyo. Hamparan padang rumput dan pepohonan di bawah gunung Wakakusa adalah pemandangan utama yang ditawarkan taman ini. Untuk menjangkaunya pun tidak sulit. Meski saya kesana bersama rombongan dengan mobil, tapi jika anda ingin kesana dengan alat transportasi publik, anda cukup berhenti di stasiun Kintetsu Nara dan berjalan ke Taman Nara. Tidak sulit, cukup ikuti rambu atau papan penunjuk Jalan. Di taman ini, anda akan menemukan banyak rusa, anda bisa memberi makan mereka dengan makanan rusa yang dijual disana. Menggelar tikar di tanah lapang, sambil menikmati bento (makan siang) di bawah pepohonan sepertinya hal yang ingin saya lakukan di tempat itu, sayang saya tidak sempat melakukannya.

Terakhir, tentang Rusa, saya teringat sebuah pantun lama yang sangat bijak maknanya,

    Berguru ke padang datar, dapat rusa belang kaki
    Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi

yang artinya,
Jika melakukan sesuatu tidak boleh tanggung-tanggung/setengah-setengah!

Bersama Rusa

Talking with Deer

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...