Saat hati rindu Ramadan, menjaga konsistensi kita beribadah sangat diperlukan, setidaknya aktifitas ibadah kita diluar bulan lain di luar Ramadan mendekati atau separuh dari aktivitas ibadah kita di bulan Ramadan. Untuk mencapai hal itu, dibutuhkan konsistensi dan pemahaman. Pemahaman tentang kematian, tentang surga dan neraka, tentang pahala yang bisa kita dapatkan dari amal kebaikan.
Ingat mati, ingat mati.
Abdullah bin Umar menangis ketika minta air karena teringat penghuni neraka ketika meminta seteguk air dingin, malah diberi nanah panas oleh Allah swt. Mati adalah suatu keniscayaan yang semua orang pasti mencicipinya. Siapa yang tidak akan mati? Bahkan orang sehebat Firaun bisa mati, pun dengan seorang presiden. Tak hanya dokter, sekumpulan dokter yang disebut tim dokter kepresidenan tak mampu menyelamatkan seorang presiden yang sedang sakaratul maut. Cerita ini mungkin akan mengingatkan kita betapa maut itu sangat dekat.Ingat surga dan neraka.
Bila surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kau, sujud kepadaNYa.Kira-kira, begitulah lagu yang pernah di populerkan oleh (alm) Chrisye dan Ahmad Dhani. Ya, dengan mengingat surga dan neraka, kita akan ingat bahwa kehidupan di dunia ini cuma sebentar. Nunut mampir ngombe, begitu istilah orang jawa.
Bila surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kau, menyebut namaNYa.
Melakukan amal kebaikan.
Rasulullah ketika tidak tahajud menggantinya dengan 12 rakaat dhuha. Ada sahabat yg amalannya memaafkan siapapun sebelum tidurnya. Tiap orang memiliki kesukaan ibadah yang berbeda-beda, ada yang sukanya sholat dhuha, sholat malam, puasa, ngaji dan amal kebaikan lainnya. Dengan istiqomah melakukan amal kebaikan tersebut, suasana hati kita-pun akan dekat padaNya.Bagaimana menjaga pemahaman?
- Ikut pengajian
- Menjaga niat
- Menjaga kesungguhan
- Membaca Al-Quran 1 juz perhari (Setengah juz-pun cukup, untuk mendekatkan diri kita ke suasana Ramadan)
- Menghidupkan sholat malam
- Mendengarkan pengajian
- I'tikaf, dll.
Sekedar nasehat untuk diri pribadi, dan mungkin bermanfaat bagi orang lain. Semoga kita masih bertemu dengan Ramadan tahun depan, insyaAllah!
Sumber: dari suatu pengajian di Masjid Gifu, Japan